Mengejar Cinta Sang Idola

mengejar cinta sang idola

Mengidolakan seseorang adalah boleh namun jika yang diidolakan berbeda agama dengan kita bagaimana hukumnya? Boleh saja apabila hanya batas menyukainya karena kepintaran, kecerdasan, atau menyukai tanpa dimasukan kedalam hati.

Makruh apabila jika kita mengagumi seorang idola dengan kita menirukan agamanya atau menganut dan mempercayai agama yang dianutnya. Haram dikatakan jika kita sebagai pengagum sampai bersifat sangat fanatik sampai mengikuti gayanya, gaya hidup nya, agamanya sampai melupakan agama yang dianutnya yaitu (Islam) naudzubillah.

Hampir semua orang punya idola. Siapa sih idola kamu sob? Artis Korea? Boy Band? Smash? Apa buktinya kalau kamu ngefans sama dia? Apa yang paling kamu suka dari dia? Apa sih pengaruh dia buat kamu?

Demi sang idola, segala cara dilakukan. Dari mulai uang dikeluarkan untuk beli kaset, tiket konser, dan lain sebagainya. Waktu, pikiran, tenaga, semua dikeluarkan hanya demi yang namanya idola. Dari mulai gayanya, semua ditirukan. Dari cara jalannya, pakaiannya, gaya bicaranya, rambutnya, bahkan cara berfikirnya. Tak cukup sampai disitu, mereka rela untuk pelukan, pegangan tangan, ciuman, tidur bareng, bahkan sampai ikuti media sosialnya.

Bacaan Lainnya

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam surah Al-Mujadilah : 22 yang berarti bahwa “Kamu tidak akan mendapati suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhir, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya”.

Maksudnya adalah kita sebagai orang muslim paham dan bijak dalam mengidolakan seseorang atau sesuatu yang membuat diri kita baik, mengerti batasanya karena ada Allah SWT yang selalu mengawasi kita.

Dalam agama Islam jika kita menonton sebuah konser itu diperbolehkan apabila, konsernya menimbulkan hawa yang positif, bisa membangun semangat kita, dan mendorong energi yang baik. Namun jika dalam suatu konser terdapat pengajaran yang tidak baik, seperti konser dengan penyanyi membuka auratnya, hingga menimbulkan hawa nafsu dan bahan bicara yang tidak baik, ketahuilah bahwa konser tersebut haram dan tidak baik untuk dinikmati atau dipertontonkan.

Padahal, apa sih yang dibanggakan dari mereka? Filmnya? Pergaulannya? Wajar, idola bagi mereka adalah berhala. Rasulullah bersabda: “Engkau bersama orang yang engkau cintai di surga, maka aku mencintai Rasul, Abu Bakar, dan Umar. Dan aku berharap bersama mereka di surga nanti, karena kecintaanku kepada mereka, walaupun aku belum mengamalkan amalan seperti mereka.”

Kita adalah korban. Masihkah kita mengejar cinta makhluknya? Buang idola lama, cari idola baru. Idola yang sudah pasti dijamin masuk surga. Siapa dia?

Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al Ahzab: 21)

Apakah idola kita Rasulullah? Apakah kita cinta dengan Rasulullah? Buktinya. Rasul suka berbuat jujur, tapi kita suka berbohong. Rasul gak suka ghibah, tapi kita suka gosip tentang teman kita, tentang saudara kita bahkan tetangga kita sendiri.

Rasul memerintahkan kita ngaji dan nuntut ilmu, tapi kita asyik-asyikan pacaran. Rasul pengen kita dakwah, tapi kita malas berdakwah. Rasul ketika dakwah pernah dicaci maki bahkan dihina sampai dilempari kotoran, tapi kita takut kalau teman kita jauh dari kita karena kita mengingatkan kepada kebaikan. Rasul minta umatnya untuk nutup aurat, tapi kita malah buka aurat.

Bagaimana kita sebagai umat muslim membatasi diri agar tidak terjerumus dengan pesona sang idola hingga kita menjadi pengagum fanatik?

  1. Ingat Allah adalah derajat tertinggi
  2. Meyakini agama yang diyakini terutama agama muslim
  3. Tidak menyerupai idola yang kita gemarkan
  4. Tidak berlebihan dalam mengidolakan seseorang
  5. Selalu bersyukur dan mencintai diri sendiri

Allah adalah kasta tertinggi diseluruh dunia ini, Allah yang menciptakan manusia dan yang mengakhiri kehidupan, jadi kita haruslah selalu bersukur apa yang Allah berikan kepada kita.

Boleh saja mengidolakan seseorang namun harus mengerti batasanya, mengerti sikap bagiaman mengidolakan seseorang itu poin utamanya. Semoga allah selalu melindungi kita dan kita selalu ingat kepada Allah.

Jangan sampai kita menjadi hamba yang bodoh dan terjerumus ke zaman jahiliyah, mengidolakan seseorang sampai berlebihan tapi Allah tak diidolakan, tapi Allah dilupakan astagfirullahaladzim, naudzubillah.

Tim Penulis:

1. Habib Rifai
Mahasiswa Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia

3. Nur Zaytun Hasanah
Alumni Mahasiswa Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Agama Islam, Universitas Islam Indonesia

2. Arifianto Syahalief Rachman
Mahasiswa Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia

Editor: Rahmat Al Kafi

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses