Menjembatani Minat Baca: Mahasiswa Pionir Lahirkan Komunitas ‘Maribaca’ di Desa

Minat Baca
Ilustrasi Minat Baca (Sumber: Media Sosial dari freepik.com)

Kecamatan Karang Tengah, Cianjur, Jawa Barat – Minat baca di kalangan anak-anak seringkali menjadi tantangan di era digital ini.

Kegiatan bermain di luar ruangan maupun bermain game online membuat kesenangan anak terhadap belajar membaca kian menurun karena kegiatan membaca seringkali dianggap sulit dan membosankan.

Terlebih tidak adanya perpustakaan di desa-desa terpencil, membuat anak-anak kian asing dengan buku bacaan.

Bacaan Lainnya
DONASI

Merasa resah dengan keadaan anak-anak di lingkungannya yang cenderung lebih suka bermain game online.

Ajim Robuna, seorang mahasiswa Universitas Suryakancana dengan tekad kuat mencoba mendirikan komunitas “Maribaca” di Kecamatan Karang Tengah, Cianjur, sebagai wujud nyata dalam peningkatan minat baca anak-anak di tempat ia tinggal.

Dengan keyakinan bahwa membaca merupakan jendela dunia, Ajim merasa tertantang untuk membuat perubahan positif di lingkungan sekitarnya.

Dibantu dengan seorang rekan sejawat, Rizki Ramadhan, mereka memulai proyek tersebut dengan mengumpulkan donasi buku dari berbagai sumber. Baik itu donasi dari keluarga, teman-teman, maupun lembaga sosial seperti Perpustakaan Daerah Cianjur. 

Setelah buku terkumpul, Ajim dan Rizki mulai mengorganisir sesi baca setiap hari minggu di lapangan terbuka yang ada di lingkungan tempat tinggalnya, Kp. Warung Jambu, Kec. Karang Tengah, Cianjur.

Komunitas Maribaca menyediakan suasana yang santai dan menyenangkan bagi anak-anak untuk mengeksplorasi dunia buku.

Ajim dan timnya melakukan kegiatan seperti membacakan cerita, menggambar, bermain permainan berbasis literasi, juga berdiskusi mengenai buku dengan pemuda setempat.

Mereka juga mengadakan perlombaan-perlombaan kecil sehingga anak-anak termotivasi untuk datang dan mengikuti kegiatan membaca.

Pada minggu pertama komunitas Maribaca mengadakan kegiatan mingguan, hanya ada 2 anak saja yang datang dan mengikuti kegiatan hingga selesai, namun sekarang telah ada sekitar 20 anak dan 5 pengajar yang rutin mengikuti kegiatan mingguan Maribaca dengan antusias baik.

Bahkan, banyak remaja dan Orangtua yang juga turut mengikuti atau sekadar menonton kegiatan yang diselenggarakan.

Melalui pendekatan yang ramah anak dan pendekatan komunitas yang inklusif, komunitas Maribaca telah berhasil menciptakan antusiasme baru dalam membaca di kalangan anak-anak.

Banyak dari mereka yang awalnya kurang tertarik bahkan tidak bisa membaca, kini telah menemukan kesenangan dan pengetahuan melalui kegiatan yang diadakan komunitas ini.

“Semoga dengan didirikannya komunitas Maribaca, dapat memtoivasi anak-anak di Desa agar lebih senang membaca dibandingan membuang-buang waktu dengan bermain Game Online, selain itu, semoga komunitas Maribaca juga dapat memotivasi para pemuda di lingkungan tinggal masing-masing agar mampu menggelar kegiatan yang positif dan bermanfaat bagi sekitar,” Kata Ajim.

Dengan adanya inisiatif seperti “Maribaca” kita dapat melihat betapa pentingnya peran masyarakat dalam membangun budaya literasi yang kuat.

Melalui langkah kecil namun berarti, mahasiswa dan komunitas seperti ini dapat membawa perubahan positif yang nyata dalam mendorong minat baca anak-anak dan membuka pintu menuju pengetahuan yang lebih luas.

Penulis: Dina Ainunnisa
Mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Suryakancana

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

Referensi:

[3] Dina Ainunnisa. 2022. “Asal Mula Berdirinya Komunitas Maribaca”. Hasil Wawancara Pribadi: 20 Mei 2023, Cianjur.

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI