Di era sekarang ini tentu tidak asing lagi dengan kata “trust issue”. Namun, ada beberapa orang tua yang belum paham betul mengenai trust issue (krisisnya kepercayaan)sehingga meremehkannya.
Jika dikutip dari gramedia.com, Trust Issue merupakan kondisi seseorang yang mengalami rasa tidak/sulit percaya pada orang lain. Riset menyatakan bahwa 61% trust issue terjadi pada anak yang memiliki hubungan buruk dengan kedua orang tuanya, baik orang tua yang tidak bisa memberi waktunya kepada anak sehingga kurangnya perhatian maupun faktor hubungan antara sang ibu dan ayah yang kurang harmonis.
Gejala yang Menunjukkan Seorang Anak Mengalami Trust Issue
1. Tidak percaya tentang apa yang diungkapkan orang lain
Anak yang memiliki trust issue jauh lebih tidak percaya dengan perkataan orang lain. Walaupun lawan bicara telah berkata sejujurnya, tetapi orang yang mengalami trust issue tidak akan percaya sebelum ia menelusuri serta menemukan faktanya sendiri.
2. Selalu mempunyai pemikiran buruk terhadap orang lain
Karena anak yang trust issue mempunyai rasa tidak percaya terhadap seseorang yang tinggi akan berakibat munculnya pemikiran yang negatif.
3. Merasa kesepian
Anak yang trust issue cenderung merasa kesepian karena tidak memiliki seseorang untuk berbagi. Kadang kala anak dengan kondisi kesepian juga merasa ketakutan serta tekanan yang mendalam yang diakibatkan oleh rasa khawatir yang berlebihan. Namun demikian, anak bingung kepada siapa ia mengungkapkan perasaannya sehingga lebih memilih mengisolasi diri dari orang lain. Hal inilah yang memicu anak selalu merasa kesepian.
Baca Juga: Pendidikan Anak di Masa Pandemi Covid-19
Faktor yang Memicu Tumbuhnya Trust Issue pada Diri Anak
1. Lingkungan keluarga yang tidak sehat
Lingkungan keluarga salah satu faktor penting yang bisa menumbuhkan rasa percaya anak. Jika anak saja dikelilingi lingkungan keluarga yang toxic, yang selalu menekan keadaannya, selalu menyalahkannya, serta memberi nasihatdengan cara yang salah (berlebihan/kasar) saat anak melakukan kesalahan. Maka, anak ini akan mengalami pandangan sendiri terhadap keluarganya yang menimbulkan rasa traumatis sehingga muncullah rasa trust issue ini.
2. Minimnya waktu berkomunikasi dengan anak
Orang tua yang sibuk bekerja/ terlalu fokus berurusan dengan dirinya sendiri cenderung lebih sedikit memberikan waktunya kepada sang buah hati. hal ini yang menyebabkan anak akan merasa bahwa dirinya diabaikan, tidak ada yang khawatir kepadanya dan ia juga selalu merasa kurang perhatian serta kasih sayang.
3. Hubungan antara ibu dan ayah yang kurang harmonis
Peran ibu dan ayah sangat amat penting bagi kehidupan anak. Ketika ibu dan ayah memiliki hubungan yang kurang manis dan selalu melakukan pertikaian di depan anaknya. maka anak akan mempunyai pemikiran bahwa salah satu pihak antara ibu atau ayah melakukan kesalahan. sehingga timbulnya rasa trust issue dalam diri anak seperti menganggap semua perlakuan ayah dan ibunya jelek dan berpikiran bahwa semua orang tidak akan memiliki hubungan keluarga yang manis.
Baca Juga: Pengaruh Literasi Keuangan pada Orang Tua terhadap Manajemen Keuangan Anak Remaja
4. Perilaku Orang tua
Perilaku orang tua seperti berbohong juga salah satu faktor penyebab trust issue ini, bahkan jika orang tua melakukan berbohong demi kebaikan (white lies) akan memungkinkan hilangnya rasa percaya anak kepada orang tua dan berakibat anak meniru perilaku tersebut.
Saat Anak Terlanjur Memiliki Trust Issue, Bingung Mengatasinya?
Baik Silahkan Disimak!
Mengembalikan rasa percaya anak yang hilang tidak mudah, ada peranan penting orang tua serta sosial bahkan dirinya sendiri yang dapat membantu mengembalikan rasa kepercayaan. Dapat dilakukan dengan langkah berikut:
1. Perlahan untuk bersikap jujur dan beri kebebasan berspekulasi
Berikan waktu kepada anak untuk menceritakan kejadian yang ia tidak senangi dengan jujur lalu peran orang tua sebagai pendengar hanya mendengarkan dan berikan saran yang terbaik sehingga anak akan merasa bahwa ia memiliki support system terdekat dari kedua orang tuanya.
Baca Juga: Pengaruh Gadget terhadap Perkembangan Karakter Anak
2. Menebus kekecewaan anak
Bukan jadi masalah jika orang tua menebus kesalahannya yang membuat anak merasa kecewa, perbaiki hubungan antara pihak ayah dan ibu supaya lebih harmonis serta berikan peluang interaksi yang bagus antara orang tua dan anak, tetapi tetap ada batasannya.
3. Konsultasi ke psikolog
Apabila cara di atas masih kurang membantu, bisa dilakukan dengan datang ke psikolog untuk mengonsultasikan secara jujur dan terbuka.
Fina Ameliaselfi Yanda Putri
Mahasiswa Akademi Keperawatan Hermina Manggala Husada
Editor: Diana Pratiwi