Situs Sendang Duwur merupakan kompleks yang terletak sekitar tiga kilometer dari selatan laut Pantura, di atas bukit Desa Sendang Duwur, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan. Dalam kompleks terdapat sebuah makam Sunan Sendang Duwur, bangunan masjid dan sumur tua yang dikenal dengan sumur Giling. Sunan Sendang Duwur memiliki nama asli Raden Nur Rahmat. Beliau lahir pada tahun 1320 M dan wafat pada tahun 1585 M. Beliau juga merupakan tokoh sentral penyebaran islam di tanah Jawa yang hidup semasa dengan Sunan Derajat.
Makam Sunan Sendang Duwur semakin ramai dikunjungi pengunjung untuk berzairah, sebelum masuk makam pengunjung terlebih dahulu melewati gerbang gapura luar seperti Tugu Bentar, dan bagian dalamnya berbentuk Paduraksa. Bangunanya sangat unik, memiliki nilai estetika arsitektur yang tinggi, gerbang Paduraksa bersayap dan ornamen dinding penyangga cungkup makam berbentuk kepala Kala dengan ukiran kayu jati yang sangat indah.
Jika dilihat lebih dekat dan teliti, terlihat bahwa relief-relief yang menghiasi dinding gapura Paduraksa dominan dihiasi dengan hiasan sulur-sulur flora dan beberapa relief fauna yang distilasi atau dideformasi, sehingga mengubah bentuk asli binatang menjadi abstrak sebagai dekorasi namun masih terlihat bentuk yang hendak digambarkan. Seni hias stilasi dan deformasi biasa ditemukan pada peninggalan kepurbakalaan bercorak islam, terutama untuk menggambar relief-relief binatang yang menyeramkan.
Hal ini disebabkan karena dalam islam ada hadist yang melarang menggambar makhluk hidup yang memiliki ruh dalam bentuk aslinya, sedangkan gambar yang tidak memiliki roh diperbolehkan seperti gambar gunung, pohon dan laut. Dari seni inilah yang menjadi pembeda antara seni yang dibuat dengan latar keagamaan Hindu Budha dan latar keagamaan Islam. Pada gapura paduraksa di sendang duwur relif kala dan makara serta beberapa burung bentuknya dibuat samar dengan teknik stilasi dan deformasi. Jadi dengan demikian bukti relief-relief ini bahwa Sendang Duwur dibuat oleh pembuatnya yang berlatar belakang Islam.
Hal menarik lainya dari kompleks makam sendang duwur ini adalah pintu gerbang Paduraksa bersayap. Oleh para ahli tipe gerbang bersayap ini dikaitkan dengan burung matahari, dalam naskah arjuna bahu sayap pada pintu diartikan sebagai sayap garuda yang sedang terbang. Situs Sendang Duwur telah ditetapkan sebagai kawasam cagar budaya. Gapura Paduraksa ini menjadi cikal bakal pembangunan Gapura Paduraksa Lamongan yang terletak di Desa Pandan Pancur yang berbatasan dengan Kabupaten Gersik, Jawa Timur.
Pada tahun 2014 pembangunan Gapura dimulai dan diresmikan pada malam tahun baru 2018. Proyek ini menghabiskan Rp 4 miliar dari dana anggaran APBD Pemkab Lamongan. “Sudah saatnya warga mengenal dan bangga dengan budaya mereka sendiri. Karena Lamongan kaya akan budaya tinggi. Salah satunya adalah arsitektur Gapura Paduraksa yang berada di makam Sunan Sendang Duwur.” ujar Bapak Bupati Fadeli.
Gapura Paduraksa ini memiliki filosofi tentang kebaikan yang diajarkan Sunan Sendang Duwur. “Keistimewaan Makam Sunan Sendang yaitu terdapat dua buah Gapura yang sangat menarik, yaitu Gapura Bentar dan Gapura Paduraksa,” kata Miftah. Selain itu Gapura Paduraksa Lamongan juga diharapkan dapat menjadi icon dan identitas dari Kabupaten Lamongan.
Penulis: Ahmat Putra
Mahasiswa Jurusan Film dan Televisi ISI Surakarta