Pembunuhan Merajalela Apakah Tanda-Tanda Akhir Zaman?

pembunuhan merajalela

Seiring berkembangnya zaman, era saat ini semakin modern dan melakukan segalanya dengan mudah. Di era Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, semua dilakukan dengan manual dan menggunakan daya intelek atau daya pikirnya sebelum melakukan suatu perbuatan.

Di era saat ini, zaman semakin maju dan berkembang, tanpa disadari kita ini sudah masuk pada zaman jahiliyah, mengapa demikian? Kita melakukan perbuatan yang tidak sepantasnya tanpa dipikir ulang dan langsung melakukannya tanpa memikirkan efek apa yang akan terjadi. Era modern benar-benar mengkontaminasi segala aspek kehidupan, semua tidak dapat difilter dari sisi baik dan sisi buruknya.

Salah satu tanda kiamat yang sudah dijelaskan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, adalah banyak terjadi kasus pembunuhan. Korban pembunuhan juga tidak mengerti mengapa aku dibunuh, salah apa aku sampai aku dibunuh, apakah terlalu mengecewakan seseorang sehingga aku menjadi korban pembunuhan.

Bacaan Lainnya
DONASI

Orang yang sudah mati dia juga masih merasakan sakit dan kekecewaan apalagi jika korban pembunuhan. Akhir zaman orang tidak mencari pahala namun malah menambah dosa.

Dosa seorang pembunuh adalah dia akan dibalas di akhirat dalam keadaan yang paling hina. Dalam surah (Al-Isra /17:33) : “Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar”.

Bukan hanya dikatakan dosa besar namun orang yang membunuh tanpa alasan termasuk dosa yang paling besar dan di akhirat akan dikatakan orang dalam keadaan hina.

Agama Islam mengajarkan sikap saling menyayangi satu sama lain, tak hanya agama Islam namun agama lain juga mengajarkan hal yang sama. Jika kita memiliki masalah dengan satu orang dan orang lain lewat lah jalur damai jangan sampai menimbulkan kekecewaan yang besar salah satunya pembunuhan.

Dalam Firman Allah yang artinya: “Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangi kamu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil”. (Al-Mumtahanah/60:8).

Melihat fenomena ini hendaknya dapat menumbuhkan rasa prihatin kita terhadap umat dan juga diri sendiri. Kita melihat betapa jatuhnya iman umat pada masa kini. Tidak lagi memiliki rasa empati terhadap orang yang tidak bersalah. Mereka melakukan segala cara demi harta, jabatan, dan wanita hingga rela merenggut nyawa seseorang yang belum tentu bersalah.

Hal ini tentu terjadi dengan sejumlah faktor dibalik perilaku ini. Salah satunya ialah faktor keimanan. Bagaimana seseorang memiliki iman terhadap Tuhan dan agamanya. Seseorang yang memiliki iman yang baik pasti akan sangat takut untuk melakukan perbuatan keji dan biadab yang dilarang oleh agamanya.

Iman atau religiusitas seseorang memiliki pengaruh yang kuat terhadap baik buruknya akhlak seseorang. Oleh karena itu, hendaknya setiap dari diri kita dapat menuntut ilmu guna memiliki bekal ilmu yang cukup. Sehingga dalam menjalani kehidupan dunia ini kita tidak semena-mena dan berada di jalan yang Allah ridhai.

Kecerdasan dan keterampilan yang baik tetapi tidak diiringi oleh keimanan dan ketakwaan dikhawatirkan dapat menghasilkan perbuatan-perbuatan keji dan tidak bermanusiawi dikarenakan hanya emosi dan intelektualitas yang berkuasa.

Maka melihat fenomena ini, sebagai seorang muslim hendaknya kita memiliki 2 sikap. Yakni, yang pertama menerima ketentuan Allah bahwa hari kiamat semakin dekat. Di mana hal ini ditunjukkan oleh ciri-ciri dekatnya hari kiamat yang bermunculan – tentunya berdasarkan dalil yang shahih .

Kedua, berusaha agar senantiasa bertakwa kepada Allah dengan menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangaan-Nya. Semoga kita termasuk umat Rasulullah Shallallahu’alaihi wa Sallam yang berpegang teguh pada ajaran beliau hingga hari kiamat kelak. Aamiin Allahumma aamiin.

Tim Penulis:

1. Habib Rifai
Mahasiswa Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia

2. Arifianto Syahalief Rachman
Mahasiswa Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia

3. Nur Zaytun Hasanah
Alumni Mahasiswa Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Agama Islam, Universitas Islam Indonesia

4. Shafira Dhaisani Sutra
Mahasiswa Psikologi, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Universitas Islam Indonesia

Editor: Rahmat Al Kafi

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI