Penerapan Pancasila sebagai Landasan Pendidikan Moral di MAN 2 Bojonegoro

Pancasila
Sumber: istockphoto, karya: Niko Mufrida.

Abstrak

Penerapan nilai-nilai Pancasila dalam lembaga pendidikan berperan penting dalam membentuk karakter moral peserta didik, serta membangun sikap yang sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Pancasila menjadi dasar yang mengarahkan dan mengendalikan perilaku individu dalam interaksi sosial, sehingga membantu peserta didik mengembangkan karakter yang kuat untuk menghadapi tantangan global tanpa kehilangan identitas nasional. Di MAN 2 Bojonegoro, penerapan nilai-nilai Pancasila dilakukan melalui integrasi pendidikan karakter dalam Kurikulum 2013 (K-13), yang mencakup pembelajaran formal dan informal, serta pembiasaan melalui kegiatan ekstrakurikuler dan interaksi sehari-hari. Guru sebagai panutan memainkan peran kunci dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila melalui contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari. Pembiasaan nilai kerakyatan, gotong royong, dan persatuan dilakukan dalam berbagai kegiatan, seperti upacara bendera, kerja sama antar siswa, serta kegiatan sosial. Evaluasi terhadap perubahan moral peserta didik dilakukan secara berkala untuk memastikan efektivitas penerapan nilai-nilai Pancasila. Selain itu, penerapan nilai Pancasila juga melibatkan staf dan karyawan lembaga pendidikan yang harus menjadi contoh dalam menerapkan moralitas yang baik, sikap disiplin, dan integritas. Dalam era globalisasi, nilai-nilai Pancasila, seperti nasionalisme dan kebanggaan terhadap produk dalam negeri, diharapkan dapat mendorong kemajuan ekonomi negara.

Kata Kunci: Pancasila, pendidikan karakter, moral peserta didik, nasionalisme, kurikulum 2013, pembiasaan nilai, guru sebagai panutan.

Abstrack

The implementation of Pancasila values ​​in educational institutions plays an important role in shaping the moral character of students, as well as building attitudes that are in accordance with the noble values ​​of the Indonesian nation. Pancasila is the basis that directs and controls individual behavior in social interactions, thus helping students develop strong characters to face global challenges without losing their national identity. At MAN 2 Bojonegoro, the implementation of Pancasila values ​​is carried out through the integration of character education in the 2013 Curriculum (K-13), which includes formal and informal learning, as well as habituation through extracurricular activities and daily interactions. Teachers as role models play a key role in instilling Pancasila values ​​through real examples in everyday life. Habituation of the values ​​of democracy, mutual cooperation, and unity is carried out in various activities, such as flag ceremonies, cooperation between students, and social activities. Evaluation of changes in student morals is carried out periodically to ensure the effectiveness of the implementation of Pancasila values. In addition, the implementation of Pancasila values ​​also involves staff and employees of educational institutions who must be examples in implementing good morality, discipline, and integrity. In the era of globalization, Pancasila values, such as nationalism and pride in domestic products, are expected to encourage the country’s economic progress.

Keywords: Implementation of Pancasila, character education, student morals, nationalism, 2013 curriculum, habituation of values, teachers as role models.

Bacaan Lainnya

Baca Juga: Efektivitas Model Talking Stick dan NHT (Number Head Together) dalam Pembelajaran Pendidikan Pancasila Materi Hak dan Kewajiban Kelas IV di SD Pancasila

Pendahuluan

Pancasila sebagai dasar negara Indonesia memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan moral generasi muda. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila tidak hanya menjadi pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara, tetapi juga menjadi landasan pendidikan moral yang relevan dalam dunia pendidikan. Pendidikan moral yang berbasis Pancasila bertujuan untuk mencetak individu yang memiliki nilai-nilai kebangsaan, seperti keadilan, kemanusiaan, persatuan, dan tanggung jawab sosial.

MAN 2 Bojonegoro, sebagai salah satu institusi pendidikan berbasis Islam, memiliki komitmen untuk mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam kurikulum pembelajaran. Proses ini menjadi tantangan tersendiri di tengah arus globalisasi dan modernisasi yang sering kali membawa pengaruh negatif terhadap moral dan karakter generasi muda. Implementasi nilai-nilai Pancasila di MAN 2 Bojonegoro tidak hanya diterapkan melalui mata pelajaran formal, tetapi juga melalui berbagai kegiatan ekstrakurikuler, program keagamaan, dan pembiasaan sehari-hari di lingkungan sekolah.

Penerapan Pancasila sebagai landasan pendidikan moral di MAN 2 Bojonegoro diharapkan dapat membentuk siswa yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki akhlak mulia, semangat nasionalisme, dan rasa cinta terhadap tanah air. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sejauh mana nilai-nilai Pancasila diimplementasikan dalam proses pendidikan di MAN 2 Bojonegoro, mengidentifikasi strategi yang digunakan oleh pendidik, serta mengevaluasi dampak penerapan Pancasila terhadap karakter dan moral siswa.

Melalui kajian ini, diharapkan dapat memberikan gambaran yang komprehensif mengenai pentingnya Pancasila sebagai landasan pendidikan moral dan bagaimana penerapannya dapat menjadi solusi dalam menghadapi tantangan moral generasi muda saat ini.

Metode Penelitian

Jenis penilitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan Penerapan Nilai-Nilai Pancasila dalam Lembaga Pendidikan Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan menggunakan wawancara dan observasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan adalah teknik triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis data interaktif yang terdiri dari 4 yaitu, (1) pengumpulan data, (2) reduksi data, (3) penyajian data, (4) penarikan kesimpulan.Subjem penelitian ini yakni kepala lembaga pendidikan, staf, sekolah dan peserta didik di MAN 2 Bojonegoro yang mengikuti mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan. Tempat pelaksanaan penelitian.

Baca Juga: Ujaran Kebencian di Media Sosial sebagai Tantangan terhadap Sila Persatuan Indonesia dalam Pancasila

Hasil dan Pembahasan

Penerapan Nilai-Nilai Pancasila dalam Membangun Moral Peserta Didik di Lembaga Pendidikan di MAN 2 Bojonegoro

Penerapan nilai-nilai Pancasila dalam lembaga pendidikan berperan penting dalam membentuk karakter moral peserta didik, dengan tujuan agar mereka tumbuh menjadi individu yang tidak hanya berkembang secara intelektual tetapi juga memiliki sikap yang sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Pancasila berfungsi sebagai dasar yang mengarahkan, mengendalikan, dan menentukan perilaku individu dalam I nteraksi sosial. Penerapan nilai-nilai Pancasila ini bertujuan untuk membentuk peserta didik dengan karakter yang kuat, sehingga mereka siap menghadapi tantangan global tanpa kehilangan jati diri sebagai warga negara Indonesia.

Salah satu cara utama untuk menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam membangun moral peserta didik adalah melalui kurikulum yang ada di sekolah. Di Indonesia, kurikulum yang berlaku saat ini, yakni Kurikulum 2013 (K-13), sudah mengintegrasikan pendidikan karakter sebagai bagian dari proses pembelajaran. Pendidikan Pancasila tidak hanya diajarkan dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), tetapi juga ditanamkan dalam semua mata pelajaran lain.[1]

Nilai-nilai Pancasila diterapkan dalam setiap aspek pembelajaran, baik dalam pembelajaran formal melalui teori maupun dalam pembelajaran informal melalui kegiatan ekstrakurikuler dan pembiasaan di lingkungan sekolah. Misalnya, nilai kerakyatan dan gotong royong diterapkan dalam kegiatan kelompok atau kerja sama antar siswa, sedangkan nilai persatuan dapat diterapkan melalui kegiatan yang mengutamakan kesatuan dan kebersamaan tanpa memandang perbedaan suku, atau latar belakang sosial.

Pembiasaan menjadi salah satu cara efektif dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekolah. Hal ini termasuk dalam pendidikan kewarganegaraan yang tidak hanya mengajarkan teori, tetapi juga menekankan praktik nilai-nilai Pancasila dalam tindakan nyata. Keberhasilan pendidikan ini akan terlihat dari perubahan moral yang terjadi pada peserta didik, yang nantinya diharapkan dapat berperilaku sesuai dengan norma-norma yang diajarkan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Penerapan nilai-nilai Pancasila dalam membangun moral peserta didik juga dilakukan melalui pembiasaan di sekolah. Pembiasaan ini dapat dilakukan dalam interaksi sehari-hari di lingkungan sekolah, seperti dalam kegiatan upacara bendera, kegiatan ekstrakurikuler, dan bahkan dalam hubungan antara siswa, guru, dan staf sekolah.

Contohnya, melalui kegiatan upacara bendera yang rutin dilakukan di sekolah, peserta didik diajarkan untuk menghormati simbol negara, seperti bendera dan lagu kebangsaan, yang mencerminkan nilai-nilai persatuan dan nasionalisme. Dalam kegiatan-kegiatan lain, seperti pramuka atau organisasi sekolah, nilai kerjasama dan gotong royong dapat diterapkan dalam bentuk kegiatan bersama untuk mencapai tujuan bersama, seperti kerja bakti atau pengumpulan dana untuk kegiatan sosial. Selain itu, dalam kehidupan sehari-hari, guru juga harus menjadi contoh dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila, kejujuran dalam berkomunikasi, serta disiplin dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab.

Untuk memastikan bahwa penerapan nilai-nilai Pancasila dapat berjalan efektif, evaluasi terhadap moral dan karakter peserta didik perlu dilakukan secara berkala. Hal ini bisa dilakukan melalui penilaian terhadap perilaku dan sikap peserta didik di sekolah, serta bagaimana mereka mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Pengembangan moral peserta didik juga dapat dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada mereka untuk terlibat dalam kegiatan sosial yang mendukung nilai-nilai Pancasila, seperti kegiatan bakti sosial, lomba kebersihan, atau proyek yang mengedepankan kepedulian terhadap lingkungan dan sesama.

Baca Juga: Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Pancasila melalui Problem-Based Learning pada Materi Hak dan Kewajiban di SDN Wates 01

Penerapan Nilai-Nilai Pancasila dalam Membangun Moral Staf/ Pegawai di Lingkungan Lembaga Pendidikan

Penerapan nilai-nilai Pancasila tidak hanya ditujukan untuk peserta didik, tetapi juga untuk staf dan pegawai di lembaga pendidikan. Guru, sebagai figur panutan, memiliki peran yang sangat besar dalam membentuk karakter peserta didik. Oleh karena itu, dalam melaksanakan tugasnya, guru diharapkan untuk mencerminkan karakter yang terkandung dalam nilai-nilai Pancasila. Dalam konteks ini, penguatan pendidikan karakter (PPK) melalui lima karakter utama Religius, Nasionalisme, Mandiri, Integritas, dan Gotong Royong harus diterapkan dalam setiap aspek pendidikan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Mata pelajaran seperti agama dan PKn menjadi sarana langsung untuk menguatkan karakter tersebut, sementara kegiatan ekstrakurikuler dan interaksi sosial di lingkungan sekolah merupakan cara tidak langsung untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila.

Penerapan nilai-nilai Pancasila pada staf dan karyawan lembaga pendidikan juga sangat penting, karena mereka berperan sebagai contoh dan teladan bagi peserta didik. Seorang guru harus memiliki sikap yang menghormati hak individu, menghargai perbedaan agama dan kepercayaan, serta menjunjung tinggi integritas dan profesionalisme dalam menjalankan tugasnya. Guru yang berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila akan mempengaruhi peserta didik untuk meniru dan mengamalkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Secara keseluruhan, staf dan karyawan lembaga pendidikan harus menjadi contoh konkret bagi peserta didik dalam menjalani kehidupan yang berpandangan Pancasila. Moralitas yang baik, sikap disiplin, dan kebersihan di lingkungan pendidikan adalah beberapa contoh nilai yang harus dijunjung tinggi oleh semua warga lembaga pendidikan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pengembangan moral peserta didik.

Guru memegang peran kunci dalam penerapan nilai-nilai Pancasila dalam membangun moral peserta didik. Sebagai panutan dan pendidik, guru diharapkan untuk menampilkan sikap yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini, guru tidak hanya mengajarkan teori, tetapi juga menjadi contoh nyata dalam perilaku, seperti:

  • Menghargai hak individu.
  • Bertindak adil dan menghindari diskriminasi terhadap peserta didik.
  • Menghormati perbedaan dan selalu menjaga hubungan baik dengan peserta didik dan masyarakat.

Penerapan nilai-nilai Pancasila di era globalisasi dapat dicapai melalui penanaman rasa nasionalisme di kalangan peserta didik. Nasionalisme ini dapat dibangkitkan kembali melalui peringatan berbagai hari besar nasional seperti Hari Sumpah Pemuda, Hari Kemerdekaan, Hari Pahlawan, dan hari besar lainnya. Guru yang dengan penuh keikhlasan mendidik serta membimbing agar mencapai prestasi yang gemilang berperan penting dalam hal ini. Selain itu, peserta didik yang bersemangat dalam belajar, menggunakan segala potensi yang dimiliki demi kemajuan bangsa dan negara, serta bangga menggunakan produk dalam negeri tanpa rasa malu, turut mendukung kemajuan ekonomi negara.

Baca Juga: Nilai-Nilai Pancasila sebagai Dasar Mengatasi Bullying di Sekolah

Kesimpulan

Penerapan nilai-nilai Pancasila dalam lembaga pendidikan, khususnya di MAN 2 Bojonegoro, memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter moral peserta didik. Dengan mengintegrasikan pendidikan karakter dalam kurikulum, nilai-nilai Pancasila ditanamkan tidak hanya dalam pembelajaran formal, tetapi juga melalui pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari di sekolah. Pembiasaan ini mencakup kegiatan seperti upacara bendera, ekstrakurikuler, dan kerja sama antar siswa yang mengutamakan nilai-nilai kerakyatan, gotong royong, dan persatuan. Guru, sebagai panutan, memainkan peran utama dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila melalui sikap dan perilaku yang mencerminkan integritas, kejujuran, dan disiplin. Evaluasi moral peserta didik secara berkala penting dilakukan untuk memastikan efektivitas penerapan nilai-nilai ini. Selain itu, penerapan Pancasila juga melibatkan staf dan pegawai di lembaga pendidikan yang menjadi contoh bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari, dengan menegakkan moralitas, disiplin, dan kebersihan. Dalam konteks globalisasi, nasionalisme dan kebanggaan terhadap produk dalam negeri juga menjadi bagian penting dalam memperkuat identitas bangsa. Dengan demikian, penerapan nilai-nilai Pancasila di MAN 2 Bojonegoro diharapkan dapat menghasilkan peserta didik yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan siap menghadapi tantangan global tanpa kehilangan jati diri sebagai warga negara Indonesia.

Penulis: Wiwid Ayu Pinasticha
Mahasiswa Bimbingan Konseling dan Islam Universitas Negeri Sunan Ampel Surabaya

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News

Daftar Pustaka

Sulianti, ani. Efendi, Yusuf. Sa,diyah, Halimatus.”Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Dalam Lembaga Pendidikan”. Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol, 5 No. 1 (2020) 54-65

Sianturi, Yohana. Dewi, Dini.”Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-hari dan Sebagai Pendidikan Karakter”. Jurnal Kewarganegaraan, Vol. 5 No. 1 (2021)

Zukri, Alda. Yulianto, Slamet. Dkk.”Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Dalam Pendidikan”. Jurnal Ilmiah Multi Disiplin Pendidikan, Vol. 2 No. 3 (2023)

Aryani, Erlina. Fadjrin, Nurhalisa. Dkk.”Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam Pendidikan Karakter”. Jurnal Kema Kendilan, Vol. 9 No. 3 (2022)

[1] Ani sulianti, yusuf efendi, dkk, penerapan nilsi-nilai pancasila dalam lembaga pendidikan, jurnal pancasila dan kewarganegaraan, vol.5 no.1, 2020, hal.58

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses