Pengangguran Usia Muda Berpengaruh terhadap Masa Depan Bangsa

Pengangguran Usia Muda Berpengaruh Terhadap Masa Depan Bangsa
Sumber: pixabay.com

Pengangguran merupakan kondisi dimana seseorang yang sudah saatnya bekerja tetapi tidak memiliki pekerjaan dan tidak sedang mencari pekerjaan atau tidak bekerja sama sekali. Di negara yang berkembang seperti di Indonesia, pengangguran kebanyakan didominasi oleh kaum usia muda pada umur 15 sampai 24 tahun.

Saat ini, pengangguran usia muda jumlahnya semakin meningkat. Pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah terkadang hanya berfokus pada pertumbuhan ekonomi, sehingga mengabaikan pengangguran usia muda yang jumlahnya kian hari kian meningkat. Oleh karena itu, pengangguran usia muda menjadi isu yang sangat penting dalam masyarakat saat ini.

Kurangnya keterampilan dan pengalaman kerja yang dimiliki oleh usia muda menjadi salah satu faktor utama tingginya tingkat pengangguran di negara berkembang seperti di Indonesia. Banyak dari lulusan sekolah atau perguruan tinggi yang kesulitan mendapatkan pekerjaan karena kurangnya pelatihan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja saat ini.

Penyebab tingkat pengangguran yang lainnya disebabkan karena ketersediaan lapangan pekerjaan yang kurang. Jika kurangnya lapangan pekerjaan bagi penduduk usia muda tidak segera diatasi, maka diprediksi angka pengangguran akan semakin meningkat.

Bacaan Lainnya

Selain itu, perkembangan teknologi dan otomatisasi telah mengubah cara kerja di berbagai sektor, sehingga pekerjaan tradisional yang biasanya diisi oleh pemuda menjadi tergantikan oleh mesin atau proses otomatis. Faktor lain juga terjadi pada diri pemuda itu sendiri, seperti rasa malas untuk bekerja.

Hal tersebut dikarenakan seseorang malas untuk mencari pekerjaan dan sudah terbiasa dengan hasil yang instan. Kebanyakan dari mereka mengharapkan pekerjaan yang mudah tetapi dengan gaji yang besar.

Tingkat pengangguran antara usia muda dan usia dewasa berbeda. Usia muda umumnya merujuk pada kelompok usia 15-24 tahun, sementara itu, usia 25 tahun ke atas merujuk pada kelompok usia dewasa. Pengalaman kerja dapat mempengaruhi tingkat pengangguran.

Usia muda umumnya memiliki pengalaman kerja yang lebih sedikit dibandingkan dengan usia dewasa. Kurangnya pengalaman kerja dapat menjadi hambatan dalam mencari pekerjaan, sehingga tingkat pengangguran pada usia muda dapat lebih tinggi daripada usia dewasa.

Kondisi ekonomi juga dapat mempengaruhi tingkat pengangguran antara usia muda dan usia dewasa. Saat kondisi ekonomi sedang sulit, perusahaan cenderung mengurangi perekrutan karyawan baru, yang dapat berdampak pada tingkat pengangguran pada usia muda.

BPS mencatat hampir 8 juta pengangguran di Indonesia per akhir Februari 2023. Dari jumlah tersebut, sebanyak 5,83% berasal dari penduduk usia kerja. Dari data BPS menunjukan pengangguran terbanyak berasal dari lulusan SMK. Dilihat dari jenis kelamin, pengangguran didominasi oleh laki-laki sebesar 5,83% dan perempuan 4,86%. Hal ini sejalan dengan angkatan kerja yang masih didominasi oleh laki-laki.

Setiap negara senantiasa berupaya memaksimalkan kemakmuran masyarakatnya agar tercapai pertumbuhan yang berkelanjutan. Tingkat pengangguran yang cukup tinggi, terutama pada usia muda, tidak memungkinkan akan tercapainya penggunaan tenaga kerja penuh.

Pengangguran usia muda di Indonesia berdampak besar baik pada individu maupun masyarakat. Pengangguran dapat menyebabkan tekanan psikologis pada individu, terutama pada usia muda yang sedang mencari pekerjaan pertama mereka. Hal ini dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan depresi.

Selain itu, ketergantungan finansial dapat menyebabkan individu menjadi bergantung pada orang lain secara finansial, seperti keluarga atau pemerintah. Hal ini dapat menyebabkan rasa tidak percaya diri dan merugikan kehidupan sosial.

Kemudian pengangguran usia muda dapat menyebabkan kesenjangan ekonomi yang lebih besar antara generasi muda dan generasi yang lebih tua. Hal ini dapat menyebabkan ketidakadilan sosial dan ketidakstabilan ekonomi. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk mengatasi masalah pengangguran usia muda, agar dapat mengurangi dampak yang di timbulkan.

Pengangguran menyebabkan dampak buruk terhadap kemajuan bangsa Indonesia, untuk menghindari dampak buruk tersebut, pemerintah perlu berupaya menangani masalah pengangguran. Usaha mengatasi pengangguran diperlukan karena jumlah penduduk yang terus bertambah menyebabkan peningkatan angkatan kerja.

Maka dari itu, untuk mencegah masalah pengangguran yang semakin serius, diperlukan penyediaan lapangan kerja baru yang memadai dari tahun ke tahun. Pemerintah perlu menciptakan lapangan kerja baru agar para pengangguran memiliki kesempatan untuk bekerja.

Pemerintah dapat melakukan hal ini dengan mendorong investasi, mengembangkan sektor-sektor yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi dan memberikan insentif kepada perusahaan yang menciptakan lapangan kerja baru.

Selain itu, pendapatan nasional dan tingkat kemakmuran masyarakat saling bekaitan dengan kenaikan kesempatan kerja dan pengurangan pengangguran. Kenaikan kesempatan kerja menambah produksi nasional dan pendapatan nasional. Perkembangannya akan meningkatkan kemakmuran masyarakat.

Selanjutnya, pemerintah perlu meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan kerja agar para lulusan sekolah dan perguruan tinggi memiliki keterampilan yang dibutuhkan oleh dunia kerja.

Pemerintah dapat melakukan hal ini dengan memberikan subsidi pendidikan dan pelatihan kerja, mengembangkan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan industri, dan meningkatkan kualitas tenaga pengajar. Pemerintah juga perlu mendorong kewirausahaan agar para pengangguran dapat menciptakan lapangan kerja sendiri.

Pemerintah dapat melakukan hal ini dengan memberikan pelatihan kewirausahaan, memberikan akses kepada modal usaha, dan menyediakan fasilitas pendukung kewirausahaan. Pemerintah perlu terus meningkatkan upaya-upayanya untuk mengatasi pengangguran pada usia muda.

Dengan demikian, diharapkan angka pengangguran pada usia muda dapat terus menurun dan tidak menjadi hambatan bagi pembangunan di Indonesia.

  

Penulis: Maulida Kurnia Wati
Mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan, Universitas Tidar Magelang

Editor: I. Chairunnisa

Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses