Pengangguran

Pengangguran
Ilustrasi Pengangguran (Sumber: Media Sosial dari freepik.com)

Pengangguran merupakan masalah yang tidak akan teratasi secara tuntas di setiap negara meskipun negara tersebut memiliki perekonomian yang stabil.

Pengangguran sudah menjadi permasalahan yang tidak bisa dihindarkan dalam suatu negara karena sangat berpengaruh pada kesejahteraan suatu negara.

Melihat dari data versi World Population Review (AKURAT.CO pada 10 Februari 2020) dari 10 negara dengan jumlah pengangguran paling banyak di dunia, Indonesia menyumbang sekitar 0,21% dari jumlah pengangguran di seluruh dunia atau setara dengan 15,1 juta jiwa yang dengan ini Indonesia menduduki posisi kesembilan.

Bacaan Lainnya
DONASI

Sementara pada tahun 2023, Indonesia menduduki di urutan ke-11 dunia dengan tingkat pengangguran 5,45% per Februari 2023.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), angka pengangguran Indonesia tersebut sudah turun dibanding Februari 2022 yang mencapai 5,83%.

BPS (Badan Pusat Statistik) adalah lembaga pemerintah non-departemen di Indonesia yang bertanggung jawab untuk melakukan survei statistik.

Lembaga ini bertugas dalam mengumpulkan data pengangguran di Indonesia. BPS (Badan Pusat Statistik) mengelompokkan penduduk menjadi 3 kelompok yaitu penduduk bekerja, penduduk tidak bekerja, dan penduduk bukan ngkatan kerja.

Penduduk bekerja adalah penduduk dalam usia produktif yang sedang bekerja dan tergolong pada angkatan kerj atau dapat dikelompokkan pada seseorang yang sudah mempunyai penghasilan atau keuntungan.

Sedangkan penduduk tidak bekerja (pengangguran) adalah seseorang yang termasuk usia kerja (15-55 tahun) yang belum mendapatkan pekerjaan dan sedang mencari kerja.

Penduduk yang tidak termasuk dalam 2 kriteria sebelumnya dapat dikelompokkan pada penduduk bukan angkatan kerja seperti penduduk yang sudah masuk usia kerja (15 tahun dan lebih) namun masih sekolah, mengurus rumah tangga atau melaksanakan kegiatan lainnya selain kegiatan pribadi.

Dalam bidang perekonomian, tingkat pengangguran yang semakin tinggi berpengaruh pada kurang optimalnya sumber daya dan potensi yang ada sehingga menjadi beban keluarga dan masyarakat.

Tingginya tingkat pengangguran ini menjadi sumber utama dari kemiskinan yang ada dan secara tidak langsung menjadi penghambat pembangunan perekonomian suatu negara.

Di wilayah pedesaan, tingkat pengangguran jauh lebih rendah dibandingkan dengan pengangguran di wilayah perkotaan.

Hal ini disebabkan karena kota-kota besar menjadi pusat perantauan sehingga berkurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia karena tidak sebanding dengan jumlah tenaga kerja dari para pendatang.

Pengangguran dapat terjadi pada berbagai individu karena beberapa penyebab. Mengutip dari web gramedia.com yang di tulis oleh Arsyda disebutkan terdapat 4 jenis pengangguran bedasarkan penyebabnya.

Penyebab pengangguran ini akan berdampak pada lamanya masa pengangguran dan kondisi ekonomi lingkungan sekitar.

Jenis pengangguran yang pertama adalah pengangguran friksional yang sering disebut sebagai pengangguran normal.

Hal ini karena pengangguran friksional bukanlah seseorang pengangguran yang tidak mendapat pekerjaan melainkan seseorang yang sedang mencari pekerjaan yang lebih menjanjikan atau lebih baik dari pada pekerjaan sebelumnya.

Individu ini biasanya mempertimbangkan pekerjaan yang akan dilamar seperti gaji yang lebih besar, lingkungan kerja yang nyaman, tunjangan yang akan diberikan oleh perusahaan dan yang paling penting adalah pekerjaan tersebut sesuai dengan bidang yang diminati.

Hal lain yang mungkin menjadi pertimbangan adalah apakah pekerjaan yang dilamar sebanding dengan profit yang akan diperoleh.

Pengangguran juga sering ditemukan di dunia industri karena tidak selamanya jumlah permintaan konsumen selalu tinggi.

Menurunnya daya beli konsumen menyebabkan menurunnya jumlah produksi sehingga perusahaan melakukan efisiensi pekerja, sebab perusahaan tidak dapat menggaji karyawan dengan pemasukan perusahaan yang menurun.

Hal ini mendorong terjadinya PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) terhadap karyawan sehingga menjadi pengangguran siklikal.

Fenomena ini banyak terjadi pada tahun 2020 sampai 2022 pada saat dunia dilanda wabah Covid-19 yang mengakibatkan PHK besar besaran terhadap karyawan berbagai perusahaan.

Selain demi efisiensi Perusahaan akibat daya beli konsumen yang menurun, pengangguran juga dapat terjadi akibat Perusahaan yang tidak mampu bersaing di dunia industri yang disebut dengan pengangguran struktural.

Pengangguran struktural muncul karena lemahnya daya saing perusahaan di tengah gempuran munculnya perusahaan baru (start-up) yang semakin sengit sehingga mengakibatkan perusahaan bangkrut.

Ketidakberdayaan bersaing dengan perusahaan lain menjadi faktor utama penyebab para pekerja menjadi pengangguran karena kehilangan pekerjaannya.

Sedangkan jenis pengangguran yang terakhir adalah pengangguran teknologi. Seiring berjalan waktu teknologi terus berkembang dan mengakibatkan pekerjaan manusia di gantikan oleh teknologi canggih seperti teknologi AI saat ini.

Situasi demikian memicu timbulnya pengangguran karena banyak keahlian dan keterampilan manusia yang dapat digantikan oleh teknologi AI.

Jika pengangguran tidak dapat diatasi dengan baik maka akan berdampak bagi masyarakat dan perekonomian negara.

Sering kita dijumpai di lingkungan sekitar, beberapa orang yang menganggur secara perlahan akan kehilangan ketrampilannya karena tidak digunakan untuk bekerja.

Lama kelamaan ia akan terbiasa untuk menganggur, bermalasan, dan tidak memiliki motivasi utnuk bekerja kembali.

Hal ini menjadi beban psikologis dan fisik bagi orang tersebut dan keluarganya. Kondisi ini akan berpengaruh secara tidak langsung pada kestabilan sosial dan politik di keluarga dan sekitar tempat tinggalnya.

Pertumbuhan perekonomi dan pengangguran mempunyai kaitan yang sangat erat karena pekerja berkontribusi terhadap produksi barang dan jasa, sedangkan pengangguran tidak berkontribusi terhadap produksi barang dan jasa.

Pengangguran sangat berdampak pada kehidupan perekonomian dan kehidupan sosial masyarakat.

Pertumbuhan ekonomi yang menurun, dan bahkan tingkat kesejahteraan masyarakat yang menurun adalah salah satu dampak pengangguran bagi perekonomian negara.

Pengangguran juga akan berdampak pada penurunan pendapatan negara dari sektor pajak karena banyaknya masyarakat yang tidak dapat menyetorkan pajak.

Selain pendapatan per kapita penduduk yang juga menurun, pengangguran akan meningkatkan beban sosial yang harus ditanggung negara sebagai upaya penyelesaian masalah sosial.

Melihat beragamnya jenis dan dampak dari pengangguran, mendorong munculnya kebijakan pemerintah dalam dunia kerja sebagai upaya mengurangi potensi pengangguran di suatu negara.

Di Indonesia sendiri, salah satu kebijakan pemerintah yang diambil untuk mengurangi angka pengangguran adalah dengan mendirikan lembaga ketenagakerjaan yang bertujuan untuk memberikan informasi pekerjaan, menyebar luaskan lowongan perkerjaan dan mempercepat proses bekerja.

Lembaga ini beroperasi di tingkat daerah yang dikenal dengan Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker).

Selain itu, Indonesia juga menyelenggarakan program pelatihan serta memberikan asuransi atau tunjangan bagi para pengangguran untuk meningkatkan keterampilan mereka melalui Kartu Prakerja.

Selain kebijakan di atas, perlu adanya peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja yang tidak hanya berpusat pada kota-kota besar, namun juga diterapkan pada daerah-daerah yang memiliki potensi ekonomi dengan kearifan lokalnya.

Adanya pemindahan ibukota juga memberikan solusi untuk memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sektor yang ada di Jakarta ke Kalimantan untuk dikembangkan lebih luas.

Pendirian perusahaan baru (start-up), ekonomi kreatif dan UMKM di berbagai daerah perlu didukung secara optimal oleh pemerintah karena dengan adanya pendirian usaha baru dapat menyerap tenaga kerja dari lingkungan sekitar terutama pada wilayah tertentu yang mengalami pengangguran.

Menilik kembali bahwa pengangguran berdampak langsung pada pendapatan per kapita penduduk yang merupakan aspek paling penting dalam penilaian pembangun ekonomi suatu negara.

Pendapatan per kapita diperoleh dari pendapatan nasional di bagi dengan jumlah penduduk. Apabila jumlah penduduk semakin meningkat namun tidak diimbangi dengan penuruan tingkat pengangguran dan kenaikan pendapatan nasional maka dapat menimbulkan kondisi pertumbuhan ekonomi negatif.

Kondisi pertumbuhan ekonomi negatif terjadi pada saat kegiatan ekonomi tersebut mengalami penurunan daripada periode waktu sebelumnya.

Hal ini tidak mustahil terjadi karena jika tingkat pengangguran terus meningkat maka masyarakat tidak memiliki pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhannya sehingga mereka akan mengurangi kebutuhannya sesuai dengan pendapatan yang mereka ada.

Faktor ini dapat menghambat keberhasilan kondisi ekonomi suatu negara karena ekonomi dikatakan berhasil apabila negara mengalami peningkatan produksi barang dan jasa daripada produksi pada tahun sebelumnya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat pengangguran mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan maupun pembangunan ekonomi suatu negara.

Penulis: Farandian Farhan
Mahasiswa Ekonomi Pembangunan, Universitas Negeri Tidar

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

Referensi:

https://www.kompasiana.com/ardeliaaa/635f9d958455fd55c55a56d2/dampak-pengangguran-terhadap-pembangunan-ekonomi-di-indonesia#:~:text=Pengangguran%20dan%20kemiskinan%20masih%20berhubungan%20dengan%20pertumbuhan%20ekonomi,pengaruh%20yang%20signifikan%20terhadap%20pertumbuhan%20dan%20pembangunan%20ekonomi diakses pada Senin 13 November 2023

https://kupangkota.bps.go.id/news/2021/08/23/82/-opini–memadamkan-pengangguran–mengobarkan-kemakmuran.html diakses pada Minggu 12 November 2023

https://www.studocu.com/id/document/universitas-tadulako/manajemen/materi-pie-makro-pertemuan-6-kelas-2f-pengangguran/48160081 diakses pada Minggu 12 November 2023

https://www.studocu.com/id/document/universitas-udayana/pengantar-ekonomi-makro/riview-materi-5-pengangguran/46649913 diakses pada Minggu 12 November 2023

https://www.studocu.com/id/document/universitas-wijaya-putra/ekonomi-mikro/pengangguran/46390460 diakses pada Minggu 12 November 2023

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI