Pengaruh Agama dalam Perkembangan Psikis dan Kesehatan Mental pada Remaja

Remaja dan Agama
Pengaruh Agama dalam Perkembangan Psikis dan Kesehatan Mental pada Remaja. (Sumber: pixabay.com)

Agama memainkan peran penting dalam perkembangan psikis dan kesehatan mental pada remaja. Remaja adalah masa transisi dalam hidup seseorang, saat mereka mulai membentuk identitas dan memahami dunia di sekitar mereka.

Dalam hal ini, agama dapat memberikan dukungan dan bimbingan yang dibutuhkan bagi remaja dalam mengatasi masalah emosional dan sosial.

Pertama, agama memberikan nilai-nilai dan moral yang dapat membantu remaja memahami bagaimana harus berperilaku dan membuat keputusan yang benar.

Nilai-nilai agama dapat memberikan remaja dengan panduan yang dapat membantu mereka memahami bagaimana mereka seharusnya berperilaku dan mengatasi masalah moral.

Bacaan Lainnya

Hal ini membantu untuk membangun konsep diri yang stabil. Maka dari konsep tersebut membentuk identitas yang kuat.

Kedua, agama dapat memberikan dukungan sosial dan emosional bagi remaja. Kepercayaan agama dapat memberikan remaja rasa kebahagiaan dan keamanan.

Kepercayaan tersebut bisa membantu mereka mengatasi masalah emosional dan sosial. Partisipasi dalam kegiatan keagamaan, seperti kebaktian dan kelompok diskusi, dapat membantu remaja membangun relasi sosial dan memperoleh dukungan dari orang lain yang memiliki minat yang sama.

Ketiga, agama dapat mempengaruhi bagaimana remaja memandang dunia dan bagaimana mereka mengatasi stres dan tantangan hidup. Keyakinan agama dapat mengajarkan remaja pandangan optimis tentang dunia.

Peranan tersebut membantu mereka memahami bahwa masalah yang dihadapi adalah bagian dari proses pembelajaran dan perkembangan. Ini dapat membantu remaja mengatasi masalah dan mempertahankan kesehatan mental yang baik.

Akhirnya, agama dapat membantu remaja membangun keterampilan sosial. Partisipasi dalam kegiatan keagamaan dapat membantu remaja membangun keterampilan sosial dan membentuk relasi sosial yang positif.

Baca juga: Agama sebagai Obat, Apa Bisa?

Hal ini dapat membantu remaja mengatasi masalah sosial dan membentuk hubungan yang kuat dengan orang lain.

Namun, harus diingat bahwa terlalu memegang teguh pada keyakinan agama yang salah atau fanatisme dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan mental remaja. Remaja dapat merasa tertekan atau tidak nyaman dengan lingkungan mereka jika mereka merasa terpaksa untuk memenuhi.

Menurut Sigmund Void penyakit mental disebabkan oleh gejala tekanan yang berada pada lapisan ketidaksadaran manusia sejak awal abad ke-19.

Boleh dikatakan para ahli maupun dokter mulai menyadari akan adanya hubungan antara penyakit dengan kondisi psikis manusia.

Lalu apa itu depresi?
Depresi merupakan suatu penyakit mental yang dapat terjadi pada semua manusia dan seluruh usia termasuk remaja.

Nah gangguan depresi ini dapat menimbulkan penderitaan yang sangat berat. Depresi menjadi masalah dalam kesehatan masyarakat.

Karena biaya yang besar dan jika tidak diobati dapat terjadi hal yang sangat buruk, gangguan depresi dapat menimbulkan gangguan serius terhadap fungsi sosial kualitas hidup penderita, hingga kematian, serta bunuh diri menjadi pemicu utama.

Sebagian besar orang masih kurang pemahamannya terkait penjelasan tentang depresi. Adapun beberapa faktor pemicu terhadap depresi yang pertama yaitu (1) perubahan hormon, (2) traumatis, (3) lingkungan, (4) tekanan dan (5) banyak pikiran.

Pada remaja yang depresi biasanya ditandai dengan menjadi mudah marah, sensitif, menjauh dari teman sebayanya, perubahan nafsu makan, hingga menyakiti diri sendiri.

Pada remaja yang mengalami depresi, rawan terjerumus dengan penggunaan narkoba atau alkohol, karena tidak dapat mengendalikan dirinya sendiri.

Peran agama dalam kesehatan mental dapat memberikan dampak yang cukup berarti dalam kehidupan manusia termasuk terhadap kesehatan.

Baca juga: Peran Agama dalam Membentuk Kesehatan Mental Manusia

Menurut reguler agama sebagai sistem nilai berpengaruh dalam kehidupan masyarakat modern dan berperan dalam membuat perubahan sosial agama. Menurut Void hal tersebut tampak dalam perilaku manusia sebagai simbolisasi secara psikologi.

Agama merupakan ilusi manusia namun lain halnya dengan penganut behaviorisme yang mengatakan bahwa agama memiliki intuisi terhadap kehidupan masyarakat.

Agama merupakan sebuah isme file yang lahir dari adanya faktor penguat sebagai perilaku yang meredakan ketegangan. Kesehatan mental adalah ilmu yang meliputi sistem tentang prinsip-prinsip peraturan serta prosedur untuk mempertinggi kesehatan mental.

Orang yang sehat mentalnya yaitu orang yang dalam rohani atau dalam hatinya selalu merasa tenang aman dan tentram.

Pada sejumlah kasus yang menunjukkan adanya hubungan antara faktor keyakinan dengan kesehatan jiwa atau mental tampaknya sudah disadari oleh oleh para ilmuwan beberapa abad yang lalu.

Pengobatan penyakit batin melalui bantuan agama telah banyak dipraktekkan. Hubungan antara kejiwaan dan agama dalam kaitannya dengan hubungan antara agama sebagai keyakinan dan kesehatan jiwa. Hal tersebut terletak pada sikap penyerahan diri seseorang terhadap Tuhan.

Sifat dasar yang serupa akan membentuk sikap optimis pada diri seseorang sehingga akan muncul perasaan positif seperti rasa bahagia atau rasa aman.

Adanya dimensi sosial pada kehidupan manusia bisa membuat seseorang berprasangka bahwa tidak ada rasa tenang, aman serta tentram dalam hatinya.

Maka dari hal itulah orang dikatakan sakit rohaninya atau mentalnya. Para ahli psychiatrist mengakui bahwa setiap manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan dasar tertentu yang diperlukan untuk melangsungkan proses kehidupannya secara lancar.

Pada kehidupan sehari-hari tak jarang dijumpai bahwa seseorang tak mampu menahan keinginan untuk terpenuhinya kebutuhan bagi dirinya.

Adapun pendekatan terapi keagamaan yang dapat dirujuk dari Al-Quran, firman Allah ﷻ dalam QS. Yunus

“wahai manusia sesungguhnya sudah datang dari Tuhanmu Alquran yang mengandung pengajaran penawar bagi penyakit batin atau jiwa tuntunan serta rahmat bagi orang-orang yang beriman”.  

Kesehatan mental adalah suatu kondisi batin yang senantiasa berada dalam keadaan tenang aman dan tentram.  

Baca juga: Manfaat Ibadah bagi Kesehatan Menurut Agama Islam

Adapun tanda-tanda bahwa seseorang memiliki mental yang sehat menurut Zakiah Drajat 1995 mengemukakan ada enam tanda kamu memiliki mental yang sehat yaitu:

  1. Memiliki sikap batin atau etika positif terhadap dirinya sendiri,
  2. Aktualisasi diri,
  3. Mampu mengadakan integrasi dengan fungsi-fungsi psikis yang ada,
  4. Mampu berotonom terhadap diri sendiri atau biasa disebut dengan mandiri,
  5. Memiliki persepsi yang objektif terhadap realitas yang ada dan
  6. Mampu menyelaraskan kondisi lingkungan dengan diri sendiri.

Hal tersebut ada kaitannya dengan hubungan antara agama sebagai keyakinan dan kesehatan jiwa terletak pada sikap penyerahan diri seseorang kepada Tuhan.

Sifat pasrah yang berupa akan memberi sikap optimis pada diri seseorang sehingga akan muncul perasaan positif seperti rasa bahagia rasa senang atau rasa aman.

Bagi orang yang tidak merasa tenang aman serta tentram adalah orang yang hatinya yang sakit mentalnya dan rohaninya. Paralyzed trick juga mengakui setiap manusia mempunyai kebutuhan dasar yang diperlukan untuk kelangsungan proses kehidupannya.

Agama memainkan peran penting dalam kesehatan mental seseorang. Banyak orang menemukan bahwa keyakinan agama mereka memberikan dukungan emosional dan membantu mereka mengatasi masalah hidup.

Berikut adalah beberapa cara di mana agama dapat mempengaruhi kesehatan mental seseorang:

  1. Memberikan dukungan emosional:
    Agama dapat memberikan dukungan emosional bagi orang yang merasa sendirian atau tertekan. Kepercayaan agama dapat memberikan rasa kebahagiaan dan keamanan, dan membantu mereka mengatasi masalah emosional dan sosial.
  2. Memberikan nilai-nilai dan moral:
    Agama memberikan nilai-nilai dan moral yang dapat membantu seseorang memahami bagaimana harus berperilaku dan membuat keputusan yang benar. Ini membantu membangun konsep diri yang stabil dan membentuk identitas yang kuat.
  3. Membantu mengatasi stress:
    Agama dapat membantu seseorang mengatasi stres dengan memberikan pandangan yang lebih luas dan menyediakan solusi untuk masalah hidup. Keyakinan agama dapat membantu seseorang memandang dunia dan mengatasi tantangan hidup.
  4. Menyediakan dukungan sosial:
    Partisipasi dalam kegiatan keagamaan, seperti kebaktian dan kelompok diskusi, dapat membantu seseorang membangun relasi sosial dan memperoleh dukungan dari orang lain yang memiliki minat yang sama.

Namun, harus diingat bahwa agama tidak selalu memberikan efek positif bagi kesehatan mental seseorang.

Baca juga: Pentingnya Peran Agama dalam Kesehatan Tubuh dan Mental pada Diri Manusia

Terkadang, tekanan untuk mengikuti norma agama atau perasaan bersalah dapat mempengaruhi kesehatan mental negatif.

Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa agama dipahami dan dilakukan dengan cara yang sehat dan bermanfaat bagi kesehatan mental seseorang.

Penulis: Nesha Elcyra Agustin
Mahasiswa Jurusan Farmasi, Universitas Muhammadiyah Malang

Editor: Imamah Khairunnisa
Bahasa: Rahmat Al Kafi

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses