Agama sebagai Obat, Apa Bisa?

Agama sebagai Obat
Kesehatan. (Sumber: pixabay.com)

Agama telah menjadi aspek penting dalam kehidupan manusia selama berabad-abad, mempengaruhi nilai-nilai budaya, moral dan etika, serta memberikan kenyamanan, harapan dan bimbingan.

Dalam beberapa tahun terakhir, semakin diakui bahwa agama juga dapat memainkan peran penting dalam penyembuhan pasien. Tahun 2021 WHO menyebutkan satu dari 20 orang dewasa di dunia diperkirakan mengalami depresi.

Terdapat anggapan bahwa orang yang tidak dekat dengan Tuhan mereka rentan mengalami depresi.

Bacaan Lainnya
DONASI

Memang penelitian selama kurang lebih 10 tahun di Columbia University menyebutkan orang yang menganggap agama penting lebih rendah mengalami depresi ketimbang orang yang tidak menganggap agama itu penting.

Tidak sedikit juga orang beragama yang malah menumpuk rasa bersalah karena mereka merasa dirinya pendosa, jarang beribadah dan akan dihukum oleh Tuhan.. Artinya agama dan penyakit seperti dua wajah di mata uang.

Dia bisa menjadi baik artinya agama membentengi orang dari penyakit, jika ia meyakini bahwa beragama adalah tentang keyakinan akan Tuhan Yang Maha baik.

Tapi bisa negatif artinya agama justru mendorong orang menjadi mudah terserang penyakit atau lebih terpuruk dalam kondisi mental yang buruk jika agama diyakini sebagai satu instrumen bahwa Tuhan Yang Maha jahat maka poinnya terletak pada bagaimana kita beragama.

Baca juga: Peran Agama dalam Membentuk Kesehatan Mental Manusia

Salah satu cara agar agama dapat membantu penyembuhan pasien adalah dengan memberikan kenyamanan dan harapan.

Pada saat sakit atau menderita, orang sering fokus hanya kepada keyakinan mereka untuk mencari penghiburan, yang dapat membantu meringankan rasa sakit fisik dan emosional mereka.

Misalnya, pasien dapat berpartisipasi dalam ritual keagamaan atau mencari kenyamanan dalam kata-kata kitab suci agama, yang dapat memberikan rasa kedamaian, kenyamanan dan kepastian batin.

Selain itu, keyakinan agama tentang keberadaan kekuatan yang lebih tinggi atau rencana Ilahi dapat membantu individu mengatasi pengalaman sulit dengan memberikan rasa makna dan tujuan.

Agama juga dapat berperan dalam proses penyembuhan dengan mempengaruhi sikap dan perilaku individu.

Misalnya, praktik keagamaan seperti doa, meditasi atau mindfulness dapat membantu mengurangi stres dan kecemasan, yang dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan secara keseluruhan.

Selain itu, keyakinan agama dapat mendorong gaya hidup sehat, seperti menghindari alkohol dan obat-obatan, yang dapat mengurangi risiko berkembangnya kondisi kesehatan kronis.

Selain itu, komunitas religius dapat menyediakan jaringan dukungan, menawarkan dukungan praktis dan emosional kepada individu, yang dapat membantu meringankan efek negatif dari penyakit atau cedera.

Selain manfaat tersebut, agama juga dapat berperan dalam proses penyembuhan dengan memberikan bimbingan spiritual.

Bagi banyak orang, spiritualitas dan agama saling terkait. Melalui keyakinan mereka menemukan makna, tujuan dan rasa keterhubungan dengan dunia di sekitar mereka.

Bagi pasien, hubungan ini dapat memberikan rasa harapan, kenyamanan dan kepastian, membantu meredakan rasa sakit emosional dan fisik yang terkait dengan penyakit atau cedera.

Selanjutnya, spiritualitas juga dapat menawarkan kerangka kerja untuk memahami penderitaan dan penyakit dan dapat membantu individu untuk menemukan tujuan dan makna dalam pengalaman mereka.

Baca juga: Manfaat Ibadah bagi Kesehatan Menurut Agama Islam

Cara lain di mana agama dapat membantu penyembuhan pasien adalah melalui penggunaan praktik penyembuhan spiritual, seperti penyembuhan iman.

Meskipun dasar ilmiah untuk praktik ini belum mapan, banyak orang telah melaporkan hasil positif, termasuk pengurangan rasa sakit, kecemasan dan depresi.

Bagi beberapa pasien, keyakinan akan kekuatan penyembuhan spiritual dapat menjadi motivator yang kuat, membantu mendorong hasil kesehatan yang positif dan meningkatkan kesejahteraan mereka secara keseluruhan.

Selain itu, praktik penyembuhan spiritual dapat memberikan rasa kebersamaan dan koneksi, yang dapat sangat bermanfaat bagi pasien yang terisolasi atau merasa tidak terhubung.

Namun, penting untuk dicatat bahwa meskipun agama dapat berperan dalam penyembuhan pasien, namun tidak selalu bermanfaat.

Bagi sebagian orang, keyakinan dan praktik keagamaan dapat menyebabkan stres atau konflik tambahan, terutama jika bertentangan dengan perawatan atau nasihat medis.

Selain itu, beberapa praktik keagamaan dapat membawa risiko, seperti menghindari perawatan medis demi penyembuhan berdasarkan keyakinan, yang dapat memperburuk kondisi kesehatan.

Dalam kasus ini, penting bagi penyedia layanan kesehatan untuk menghormati keyakinan agama pasien mereka, sekaligus memastikan bahwa mereka menerima perawatan dan perawatan medis yang diperlukan.  

Agama dapat memainkan peran penting dalam penyembuhan pasien, memberikan kenyamanan, harapan dan dukungan, mempengaruhi sikap dan perilaku, memberikan bimbingan spiritual dan mempromosikan praktik penyembuhan spiritual.

Namun, penting untuk mempertimbangkan kebutuhan individu dan kepercayaan pasien serta menghormati peran agama dalam kehidupan mereka sambil juga memastikan bahwa mereka menerima perawatan medis yang diperlukan.

Pada akhirnya, integrasi agama ke dalam layanan kesehatan dapat meningkatkan kesejahteraan dan hasil kesehatan pasien secara keseluruhan, menjadikannya pertimbangan penting untuk layanan kesehatan.

Baca juga: Pentingnya Peran Agama dalam Kesehatan Tubuh dan Mental pada Diri Manusia

Agama telah memainkan peran penting dalam sektor kesehatan selama berabad-abad. Itu sering dipandang sebagai sumber kenyamanan, penyembuhan dan harapan bagi banyak orang yang menghadapi tantangan kesehatan fisik dan mental.

Dalam esai ini, peran agama dalam sektor kesehatan akan dibahas, menyoroti dampak positif dan negatifnya terhadap pemberian layanan kesehatan dan hasil pasien.

Sisi positifnya, agama dapat memberikan dukungan emosional dan spiritual kepada individu yang mencari perawatan medis.

Banyak lembaga keagamaan telah mendirikan program dan klinik kesehatan yang menyediakan perawatan yang terjangkau bagi masyarakat yang kurang terlayani, seringkali bekerja sama dengan organisasi perawatan kesehatan.

Institusi perawatan kesehatan yang berafiliasi dengan agama ini tidak hanya memberikan perawatan medis tetapi juga menawarkan dukungan emosional dan spiritual kepada pasien, yang mungkin merasa nyaman dengan keyakinan bahwa mereka dirawat oleh mereka yang memiliki nilai dan keyakinan yang sama.

Keyakinan agama juga dapat berperan dalam membentuk pilihan perawatan kesehatan individu.

Misalnya, banyak komunitas agama tidak menganjurkan atau melarang praktik medis tertentu, seperti KB buatan, aborsi, atau transplantasi organ, berdasarkan kode moral dan etika mereka.

Di sisi lain, banyak tradisi keagamaan juga menekankan pentingnya menjaga tubuh dan pikiran seseorang, serta memandang kesehatan sebagai anugerah dari kekuatan yang lebih tinggi yang harus dihargai dan dilindungi.

Namun, pengaruh agama dalam bidang kesehatan juga dapat berdampak negatif. Misalnya, beberapa pemuka agama mungkin melarang pasien untuk mencari perawatan medis, sebaliknya menganjurkan penyembuhan iman atau metode penyembuhan tradisional lainnya.

Hal ini dapat menyebabkan pengobatan yang tertunda atau tidak memadai untuk penyakit serius, yang dapat mengakibatkan hasil kesehatan yang negatif atau bahkan kematian.

Selain itu, keberatan agama terhadap praktik medis tertentu juga dapat membatasi akses ke prosedur medis vital, seperti transfusi darah, bagi individu yang membutuhkannya.

Kesimpulannya, agama telah memainkan peran penting dalam sektor kesehatan bagi jutaan orang. Sementara dampak positifnya pada pemberian layanan kesehatan dan hasil pasien harus diakui, potensi konsekuensi negatifnya juga harus dipertimbangkan.

Peran agama dalam perawatan kesehatan harus didekati dengan kepekaan, memastikan bahwa pasien dapat mengakses perawatan medis yang mereka butuhkan sambil tetap menghormati keyakinan dan praktik keagamaan mereka.

Penulis: Devi Herianita Putri
Mahasiswa Jurusan Farmasi, Universitas Muhammadiyah Malang

Editor: Imamah Khairunnisa
Bahasa: Rahmat Al Kafi

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI