Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan yang dialami siswa dalam membaca di kelas 3 SDN Tanabangka, dan juga untuk mengetahui pengaruh penggunaan media puzzle kata sebagai upaya mengatasi kesulitan membaca di kelas 3 SDN Tanabangka. Metode penelitian yang digunakan adalah adalah literature review atau tinjauan pustaka. Literature review adalah deskripsi tentang teori, temuan, dan bahan penelitian lainnya yang diambil dari berbagai sumber untuk dijadikan dasar penelitian. Literature review mencakup ulasan, rangkuman, dan pemikiran penulis mengenai beberapa sumber pustaka (artikel, jurnal, informasi dari internet, dll) yang berkaitan dengan topik yang dibahas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media puzzle dapat meningkatkan kemampuan identifikasi kata, memahami hubungan antara huruf dan bunyi, serta minat terhadap aktivitas membaca, siswa juga menjadi lebih aktif, meningkatkan motivasi dan semangat dalam belajar membaca,. Dengan demikian, penggunaan media puzzle dapat menjadi strategi efektif dalam meningkatkan kemampuan membaca siswa SD.
Kata Kunci: Kesulitan Membaca, Puzzle Kata, Pembelajaran Adaptif.
Abstract
This research aims to determine the difficulties experienced by students in reading in class 3 of SDN Tanabangka, and also to determine the effect of using word puzzle media as an effort to overcome reading difficulties in class 3 of SDN Tanabangka. The research method used is a literature review or literature review. A literature review is a description of theories, findings and other research materials taken from various sources to serve as a basis for research. Literature reviews include reviews,
summaries and the author’s thoughts regarding several library sources (articles, journals, information from the internet, etc.) related to the topic discussed. The results of the research show that the use of puzzle media can improve word identification skills, understand the relationship between letters and sounds, as well as interest in reading activities, students also become more active, increasing motivation and enthusiasm in learning to read. Thus, the use of puzzle media can be an effective strategy in improving elementary school students’ reading abilities.
Keywords: Reading Difficulty, Word Puzzle, Adaptive learning.
Pendahuluan
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Kemampuan membaca merupakan salah satu dari Kemampuan berbahasa, selain Kemampuan menulis, berbicara, dan mendengar, yang perlu dikuasai oleh pemakai bahasa. Dengan menguasai Kemampuan membaca, seseorang dapat menggali sebanyak-banyaknya informasi yang diinginkan dari bacaan tersebut. Menurut Tarigan (Dalam Elvina, 2018) membaca sebagai proses menerjemahkan simbol tulis (huruf) ke dalam kata-kata lisan.
Kemampuan membaca bagi seorang peserta didik mempunyai kedudukan penting. Pertama penting bagi peserta didik saat ia mengikuti pendidikan di berbagai jenjang dan jenis sekolah. Kedua yaitu penting bagi peserta didik setelah ia selesai dalam mengikuti pendidikan dan bekerja di masyarakat. Kemampuan membaca merupakan kemampuan dasar bagi peserta didik yang harus mereka kuasai agar dapat mengikuti seluruh proses pembelajaran dalam pendidikan. Keberhasilan peserta didik dalam proses pembelajaran sangat dipengarui dari kemampuan membacanya. Oleh karena itu kemampuan membaca peserta didik harus diperhatikan dengan baik oleh guru. Peserta didik yang sudah bisa membaca akan mudah mengikuti pembelajaran di sekolah dan sebaliknya, peserta didik yang mengalami kesulitan membaca akan sulit mengikuti pembelajaran di sekolah.
Kesulitan membaca merupakan kondisi yang berkaitan dengan kemampuan membaca yang sangat tidak memuaskan. Menurut Jamaris (Dalam Hartatika et al., 2024) Peserta didik yang mengalami kesulitan membaca mengalami satu atau lebih kesulitan dalam memproses informasi, seperti kemampuan dalam menerima dan menyampaikan informasi. Anggraeni (Dalam Hartatika et al., 2024) berpendapat bahwa kesulitan membaca ditandai juga dengan peserta didik yang lambat dalam membaca dan sulit mengidentifikasi kata sehingga memiliki pemahaman membaca yang rendah. Peserta didik yang tidak mampu membaca akan kesulitan dalam menerima dan memahami informasi yang disajikan dalam berbagai sumber seperti buku pelajaran, buku-buku bahan penunjang, dan sumber-sumber belajar tertulis yang lain.
Baca Juga: Pengaruh Literasi Minat Membaca terhadap Siswa Kelas 8.8 SMPN 38 Bekasi
Kemampuan membaca harus dilestarikan pada peserta didik sejak masuk sekolah dasar. Rahman & Haryanto (Dalam Listryanto et al., 2023) mengatakan bahwa keterampilan serta kemampuan membaca harus secepatnya dikuasai oleh para peserta didik di sekolah dasar karena keterampilan ini erat kaitannya dengan semua proses pembelajaran di SD.
Namun kenyataannya masih terdapat banyak peserta didik khususnya di sekolah dasar yang belum mampu membaca dengan baik. Pernyataan ini diperkuat oleh Feronika (Dalam Listryanto et al., 2023) bahwa kenyataan yang terjadi di sekolah dasar baik itu di kelas rendah ataupun di kelas tinggi masih terdapat peserta didik yang belum mampu membaca. Kamasiah (Dalam Listryanto et al., 2023) juga memberikan pendapat yang lain tentang masalah ini, bahwa kenyataan di lapangan, masih terdapat sebagian atau sekelompok peserta didik mengalami kesulitan membaca.
Pendapat lain juga dikemukakan oleh Rizkiana (Dalam Listryanto et al., 2023) bahwa rata-rata hasil prestasi literasi membaca, matematika serta sains peserta didik di Indonesia berada di bawah rata-rata internasional berlandaskan hasil penelitian yang dilakukan oleh Programme for International Student Assessment (PISA). Maka dari itu proses belajar membaca peserta didik ini perlu diterapkan sedini mungkin oleh peserta didik.
Berdasarkan hasil wawancara di SDN Tanabangka bersama guru kelas 3 yang bernama Bu Yuniarti S.Pd , bahwa setengah dari peserta didik kelas 3 masih ada yang belum bisa membaca serta mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, masih terdapat beberapa peserta didik belum bisa membaca dan mengenal huruf, selain itu ada juga beberapa yang masih mengeja kata demi kata. Hal ini dikarenakan adanya sejumlah faktor, diantaranya faktor dari dalam (internal) dan faktor dari luar (eksternal). Faktor internalnya adalah kurangnya motivasi serta kemampuan kognitif yang kurang dari peserta didik Widiyono (Dalam Listryanto et al., 2023) . Sedangkan faktor eksternalnya adalah kurangnya dorongan dari orangtua peserta didik untuk belajar membaca di rumah dan juga kurangnya media pembelajaran yang digunakan oleh guru untuk mendukung proses pembelajaran di kelas. Selain itu metode yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran juga masih monoton dan kurangnya inovasi dan kreativitas dalam mendukung peserta didik belajar membaca.
Kesulitan membaca di kelas 3 SDN Tanabangka harus segera diatasi karena dapat berdampak besar bagi peserta didik, terutama saat mereka naik ke kelas yang lebih tinggi di mana materi pembelajaran akan lebih kompleks dan setiap mata pelajaran membutuhkan kemampuan membaca. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk mengatasi masalah tersebut. Salah satu solusi yang diajukan adalah penggunaan media pembelajaran Puzzle kata, yang telah terbukti efektif oleh beberapa penelitian sebelumnya. Puzzle kata membantu dalam pembelajaran membaca menulis permulaan (MMP) dengan memecahkan suku kata menjadi kata, juga melatih kreativitas dan pola pikir peserta didik. Dengan penggunaan media ini, diharapkan proses pembelajaran akan lebih menarik dan variatif, serta memudahkan peserta didik dalam mempelajari suku kata.
Menurut Maulida & Zulfitria (Dalam Hartatika et al., 2024) Puzzle adalah sebuah permainan di mana pemain harus menyatukan bagian-bagian keping untuk membuat gambar atau tulisan yang telah ditentukan. Media Puzzle dapat digunakan untuk mengajarkan pengenalan huruf kepada anak. Puzzle dimainkan dengan cara bongkar pasang, media Puzzle termasuk dalam media visual dua dimensi. Jannah & Agung (Dalam Hartatika et al., 2024) juga menjelaskan dengan permainan Puzzle, peserta didik dapat mencoba memecahkan masalah dengan menyusun gambar menjadi utuh. Bermain Puzzle juga dapat meningkatkan keterampilan motorik halus. Peserta didik dapat melatih tangan dan mata untuk mencocokkan kepingan-kepingan Puzzle dan menyusunnya menjadi satu gambar. Keterampilan motorik halus berhubungan dengan kemampuan peserta didik menggunakan otot-otot kecilnya khususnya jari-jari tangannya. Saat bermain Puzzle, peserta didik akan melatih sel-sel otaknya untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya dan berkonsentrasi untuk menyelesaikan potongan-potongan kepingan gambar tersebut.
Media Puzzle kata telah terbukti efektif dalam mengatasi kesulitan membaca, seperti yang dijelaskan oleh penelitian Islamiyah (2022) yang menemukan adanya pengaruh signifikan dari penerapan media Puzzle terhadap kemampuan membaca permulaan peserta didik kelas II di SD Islam Terpadu Al Fatif, Kabupaten Pangkep. Penelitian lain oleh Astuti & Istiarini (2020) menyoroti pentingnya variasi dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan melalui media Puzzle. Selain itu, penelitian oleh Komang & Dewi (2022) menunjukkan bahwa penggunaan Puzzle dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada peserta didik kelas 1 SD Negeri 6 Batur, dengan peningkatan yang signifikan dari siklus I ke siklus II, di mana kemampuan membaca peserta didik meningkat dari 69,9 menjadi 87.
Berdasarkan observasi di lapangan dan melihat fenomena yang ada di SDN Tanabangka ini, peneliti sangat tertarik untuk mengembangkan media Puzzle sebagai sarana peserta didik untuk belajar membaca dengan penggunaan media bermain Puzzle. Alasan pengembangan media Puzzle ini karena melihat fenomena di sekolah tersebut penggunaan media pembelajaran masih bersifat konvensional, guru masih berfokus pada media buku paket saja dan prestasi membaca peserta didik kelas 3 masih rendah serta penggunaan media pembelajaran Puzzle diharapkan dapat menarik perhatian peserta didik dalam pembelajaran.
Media Puzzle adalah media pembelajaran berupa potongan-potongan gambar, huruf, kata dan kalimat menjadi satu gambar yang utuh yang melibatkan psikomotorik anak dan penalarannya dalam menyusun Puzzle tersebut. Adapun pengembangan media pembelajaran Puzzle kata digunakan dalam penelitian ini berbasis manual karena dilihat dari fasilitas sekolah, kondisi sekolah yang belum mampu menggunakan media elektronik dalam belajar. Permainan yang akan diterapkan oleh peneliti adalah menggunakan teknik permainan “mencocokkan kata dengan gambar” dan juga permainan “Mencari Kata” yang akan dibuat manual oleh peneliti. Diharapkan dengan pengembangan media pembelajaran Puzzle kata dapat memberikan dampak baik terhadap kemampuan peserta didik dalam membaca.
Berdasarkan persoalan serta peninjauan dari beberapa hasil penelitian tersebut, maka pemakaian media Puzzle kata untuk mengatasi kesulitan membaca di kelas 3 SDN Tanabangka diharapkan efektif. Akan tetapi untuk meraih simpulan guna menjawab harapan tersebut, maka perlu diadakannya tindakan serta pembuktian dengan melakukan penelitian yang memuat judul “Pengembangan Program Pembelajaran Adaptif ‘Puzzle Kata’ untuk Mengatasi Kesulitan Belajar Membaca pada Anak Kelas 3 SD”.
Metode
Desain penelitian ini adalah literature review atau tinjauan pustaka. Literature review adalah deskripsi tentang teori, temuan, dan bahan penelitian lainnya yang diambil dari berbagai sumber untuk dijadikan dasar penelitian. Literature review mencakup ulasan, rangkuman, dan pemikiran penulis mengenai beberapa sumber pustaka (artikel, jurnal, informasi dari internet, dll) yang berkaitan dengan topik yang dibahas. Literature review yang baik harus relevan, terbaru, dan memadai. Landasan teori, tinjauan teori, dan tinjauan pustaka adalah beberapa metode untuk melakukan literature review.
Pencarian artikel dalam penelitian ini melibatkan pencarian melalui internet dan dalam database jurnal penelitian. Interval pencarian dari 2020 hingga 2024 digunakan sebagai database Google Scholar. “Penggunaan puzzle kata untuk meningkatkan keterampilan membaca” adalah kata kunci yang digunakan dalam pencarian artikel dan juga disertakan dalam pengumpulan data.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang tidak diperoleh melalui pengamatan langsung. Sebaliknya, data ini diambil dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Sumber data sekunder tersebut mencakup buku dan laporan ilmiah asli atau primer yang terdapat dalam artikel atau jurnal. Sumber data dari penelitian ini adalah artikel atau jurnal yang ditulis oleh Defi Pasya Hartatika , Ayatullah Muhammadin Al Fath , dan Sugiyono (2024), dengan judul “Penggunaan Media Puzzle Untuk Mengatasi Kesulitan Membaca Siswa Kelas 3 Di Sdn 3 Kledung Bandar”, Artikel atau jurnal yang kedua ditulis oleh Danang Pratama Listryanto dan Aan Widiyono (2023) dengan judul “Implementasi Media Puzzle Kata Pada Kurikulum Merdeka Untuk Mengatasi Kesulitan Membaca Siswa Kelas I Di Sekolah Dasar”, dan yang ketiga yang ditulis oleh Ida Wayan Brahmanda Manu Wedham , Ida Ermiana , dan Heri Setiawan (2022) dengan judul “Pengembangan Media Puzzle Suku Kata Untuk Melatih Kemampuan Membaca Peserta Didik Kelas 1 SDN 1 Jagaraga”.
Hasil dan Pembahasan
Berikut adalah hasil dari literatur review terkait dengan penelitian yang berkaitan dengan penggunaan media puzzle kata untuk mengatasi kesulitan membaca.
1. Penelitian oleh Defi Pasya Hartatika , Ayatullah Muhammadin Al Fath , dan Sugiyono (2024) dengan judul “Penggunaan Media Puzzle Untuk Mengatasi Kesulitan Membaca Siswa Kelas 3 Di Sdn 3 Kledung Bandar”
Hasil Penelitian:
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 3 Kledung yang terletak di Desa Kledung, Kecamatan Bandar, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Hasil pengumpulan data yang telah dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi bahwa di kelas 3 SD Negeri 3 Kledung dengan jumlah 8 siswa, masih terdapat 1 siswa laki-laki berinisial IYD yang masih mengalami kesulitan membaca pada saat dilakukan kegiatan membaca sebelum menggunakan media puzzle. Hal ini ditandai dengan, (a) siswa masih membaca dengan mengeja satu persatu huruf, (b) mengucap kata atau kalimat dengan bantuan guru, hal ini dikarenakan siswa masih belum lancar dalam membaca,
(c) siswa masih sering salah dalam membaca huruf, misalnya “b” dibaca “d”, (d) siswa masih mengulang kata atau kalimat dalam membaca dan pada saat membaca teks bacaan siswa sering kali membaca kata dengan berulang-ulang. Hal ini disebabkan karena siswa masih kesulitan dalam membedakan huruf yang menurutnya sulit di dibedakan, (e) Siswa masih kesulitan membedakan huruf yang bentuknya hampir mirip seperti (b-d, c, e, p-q, n-u, m-w), (f) siswa masih belum berani membaca cepat karena masih kurang lancar dalam membaca, pada saat membaca teks bacaan “Berlibur di Rumah Paman” siswa sering menghilangkan huruf, (g) Penghilangan huruf yang dilakukan siswa yaitu pada saat membaca “saat” menjadi “sat” dan “seekor menjadi sekor”. Pada saat kegiatan pembelajaran peneliti juga melakukan pengamatan faktor penyebab kesulitan membaca pada siswa. Siswa beberapa kali kehilangan konsentrasi saat belajar membaca, siswa sering mengeluh capek pada saat membaca teks bacaan “Berlibur di Rumah Paman” karena menurut siswa membosankan, pada saat mengalami kesulitan membaca siswa cenderung meluapkan emosi dengan mengeluh capek pada saat membaca, kurangnya dukungan yang tegas dari orang tua untuk belajar membaca dan lingkungan sekolah yang belum mendukung proses pembelajaran yang layak karena belum menggunakan media pembelajaran untuk membantu proses kegiatan belajar siswa.
Hasil penelitian yang telah diperoleh dari observasi dan wawancara pada saat proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, siswa terlihat aktif dan antusias pada saat pembelajaran menggunakan media puzzle dengan mendengarkan arahan dari peneliti dari awal sampai akhir pembelajaran. Saat peneliti menjelaskan siswa memperhatikan dengan seksama sehingga langsung mengerti dan mampu menggunakan media puzzle dalam kegiatan membaca. Siswa mampu menyusun abjad A-Z dan menyusun kata atau kalimat dengan benar, meskipun terkadang siswa masih ragu pada saat menyusun kata atau kalimat yang menurutnya masih sulit dan memerlukan bantuan guru. setelah menyusun puzzle menjadi sebuah kata atau kalimat, siswa membaca ulang susunan puzzle tersebut. Kemampuan siswa pada saat membaca cukup baik meskipun terkadang masih dieja.
Penggunaan media puzzle dapat membantu guru dalam mengatasi kesulitan membaca siswa kelas 3 di SD Negeri 3 Kledung. Hal ini terlihat pada saat kegiatan membaca menggunakan media puzzle, siswa menjadi lebih aktif, meningkatkan motivasi dan semangat siswa dalam belajar membaca, keterampilan membaca lebih baik daripada sebelum menggunakan media puzzle, dan siswa dapat membaca kata atau kalimat dengan baik.
2. Penelitian oleh Danang Pratama Listryanto dan Aan Widiyono (2023) dengan judul “Implementasi Media Puzzle Kata Pada Kurikulum Merdeka Untuk Mengatasi Kesulitan Membaca Siswa Kelas I Di Sekolah Dasar”
Hasil Penelitian:
Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas 1 SDN 5 Sekuro dengan jumlah total 27 peserta didik yang terbagi menjadi 17 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Teknik analisis data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi teknik reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
SDN 5 Sekuro merupakan sebuah sekolah yang terletak di Dukuh Kiyongsari Desa Sekuro Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara. Letaknya yang strategis membuat SD ini mempunyai peserta didik yang cukup banyak, walaupun begitu diantara banyaknya peserta didik yang sekolah disana masih terdapat beberapa yang belum bisa membaca. Melalui wawancara dengan guru kelas 1 peserta didik berasal dari berbagai macam latar belakang keluarga, sehingga tidak dapat dipungkiri jika masih terdapat beberapa yang memang mempunyai kemampuan membaca yang kurang khususnya di kelas 1. Berdasarkan dari hasil wawancara tersebut, peneliti kemudian mengupayakan solusi dengan menerapkan media puzzle kata untuk mengatasi kesulitan membaca. Berdasarkan implementasi media puzzle kata yang telah dilaksanakan oleh peneliti, menghasilkan beberapa temuan diantaranya sebagai berikut:
- Penggunaan media puzzle kata ini secara signifikan telah mampu meningkatkan keterampilan membaca pada peserta didik;
- Media puzzle yang digunakan mampu meningkatkan minat serta motivasi peserta didik dalam pembelajaran membaca;
- Implementasi media puzzle kata mampu membantu untuk memperkaya kosa kata yang dimiliki oleh peserta didik;
- Penerapan media puzzle kata mampu mendorong kolaborasi antara peserta didik.
Penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan media puzzle kata sebagai bagian dari Kurikulum Merdeka memiliki potensi yang signifikan dalam mengatasi kesulitan membaca pada siswa kelas 1 SD. Media puzzle kata memberikan pendekatan yang bermain-main dan interaktif, yang sesuai dengan karakteristik siswa pada usia ini, sehingga membantu mengatasi hambatan tersebut. Mereka juga menunjukkan peningkatan dalam kemampuan mengidentifikasi kata, memahami hubungan antara huruf dan bunyi serta minat terhadap aktivitas membaca, yang sangat penting untuk membentuk dasar yang kuat dalam literasi di masa depan. Dengan demikian, hasil penelitian ini mendukung pandangan bahwa penggunaan media puzzle kata dalam Kurikulum
Merdeka dapat memberikan kontribusi yang berharga dalam mengatasi kesulitan membaca pada siswa kelas 1 SD.
3. Penelitian oleh Ida Wayan Brahmanda Manu Wedham , Ida Ermiana , dan Heri Setiawan (2022) dengan judul “Pengembangan Media Puzzle Suku Kata Untuk Melatih Kemampuan Membaca Peserta Didik Kelas 1 SDN 1 Jagaraga”
Hasil Penelitian:
Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2021 di SDN 1 Jagaraga yang terletak di Kecamatan Kuripan, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara barat. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas 1 SDN 1 Jagaraga. subjek uji coba penelitian dilakukan dengan cara pengambilan sampel pada uji coba produk skala kecil yaitu menggunakan 6 peserta didik kelas 1 SDN 1 Jagaraga. Objek penelitian ini adalah media puzzle suku kata pada materi kelas 1, tema 2 (kegemaranku), sub tema 1 (gemar berolahraga), pembelajaran ke-1. Masalah yang ditemukan yaitu kurang inovatifnya media yang digunakan oleh guru dalam melatih peserta didik membaca. Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti melakukan penelitian tentang media puzzle untuk melatih kemampuan membaca peserta didik kelas 1 Sekolah Dasar.
Pengembangan media puzzle suku kata ini dalam pengembangnnya menggunakan model ADDIE , yang terdiri dari beberapa tahapan yaitu tahap Analysis (analisis), Design (perancangan), Development (pengembangan), Implementation (implementasi), and evaluation (evaluasi). Terkait dengan media puzzle suku kata ini telah melalui tahap validasi dari ahli media dan ahli materi serta telah direvisi sesuai dengan saran para ahli. Validasi ahli media menunjukkan tingkat kelayakan media mencapai 85% dengan kategori sangat layak dan validasi ahli materi menunjukkan tingkat kelayakan materi mencapai 85% dengan kategori sangat layak. Dan tingkat seluruh respon siswa dalam kelompok kecil mendapatkan skor 85% dengan kategori sangat baik. Dari data perolehan rata-rata nilai keseluruhan peserta didik juga memperoleh kenaikan dari sebelum penggunaan media dengan nilai rata-rata peserta didik 67,6 menjadi rata-rata nilai 90 setelah dilakukannya pembelajaran menggunakan media puzzle suku kata. Maka dapat disimpulkan bahwa media puzzle suku kata layak untuk digunakan untuk melatih kemampuan membaca peserta didik kelas 1.
Baca Juga: Peran Orang Tua dalam Membantu Mengembangkan Kreatifitas Anak dalam Membaca Buku di Rumah
Simpulan
Dari ketiga hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa penggunaan media puzzle dalam mengatasi kesulitan membaca pada siswa SD memiliki potensi yang signifikan dalam meningkatkan motivasi, semangat, dan keterampilan membaca siswa. Media puzzle dapat memberikan pendekatan bermain-main dan interaktif, yang sesuai dengan karakteristik siswa pada usia ini, sehingga membantu mengatasi hambatan-hambatan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media puzzle dapat meningkatkan kemampuan identifikasi kata, memahami hubungan antara huruf dan bunyi, serta minat terhadap aktivitas membaca, siswa juga menjadi lebih aktif, meningkatkan motivasi dan semangat dalam belajar membaca,. Dengan demikian, penggunaan media puzzle dapat menjadi strategi efektif dalam meningkatkan kemampuan membaca siswa SD. Hasil penelitian diatas, sesuai dengan pendapat Rishantie et al., 2019 Mengatakan bahwa media puzzle kata dapat digunakan tidak hanya untuk membaca melainkan dapat digunakan juga sebagai pengenalan huruf, suku kata, dan kata hingga kalimat sederhana.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Agustina et al. (2022) bahwa penggunaan media puzzle dapat membantu siswa mengatasi kesulitan membaca mereka karena membuat pembelajaran tidak bosan dengan model pembelajaran berbasis bermain.
Saran dari peneliti adalah sebaiknya guru bisa memberikan media pembelajaran yang interaktif bagi peserta didik agar mereka lebih termotivasi dalam belajar. Guru diharapkan dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dengan menggunakan media pembelajaran yang menarik dan mudah digunakan, sehingga dapat membantu proses pembelajaran di kelas.
Penulis:
1. Haerani
2. Muh. Ismail Maulana
3. Qaulan Sadidan
4. Fatima Rais
Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Makassar
Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Daftar Pustaka
De Gomes, F. (2017). Diagnosis dan Metode Belajar Membaca Siswa Sekolah Dasar yang Berkesulitan Belajar Membaca Tahap Permulaan. Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar, 1(2), 197–213.
Elvina. (2018). PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PROSES KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF DENGAN STRATEGI PREVIEW, QUESTION, READ, SELF-RECITATION, TEST (PQRST). Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, III, 34–47.
Hartatika, D. P., Fath, A. M. A. L., & Sugiyono, S. (2024). Penggunaan Media Puzzle Untuk Mengatasi Kesulitan Membaca Siswa Kelas 3 Di Sdn 3 Kledung Bandar. 1–12. https://repository.stkippacitan.ac.id/id/eprint/1522/%0Ahttps://repository.stkippacitan.a c.id/id/eprint/1522/5/DEFI PASYA HARTATIKA_PGSD_AR2023.pdf
Listryanto, D. P., Widiyono, A., Islam, U., & Ulama, N. (2023). IMPLEMENTASI MEDIA PUZZLE KATA PADA KURIKULUM MERDEKA. 3(1), 65–80. https://doi.org/10.37680/basica.v3i1.3675
Pujiriyanto, P., Ismaniati, C., Budiningsih, C. A., Haryanto, H., & Suyantiningsih, S. (2022).
Teknologi Pendidikan Masa Depan Solusi Pembelajaran Era Disrupsi. Jurusan Kurikulum Dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, UNY, 1, 5–6.
Putra, E. (2021). Penerapan Metode Adaptive Learning Untuk Pengembangan Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Sains SD Berbasis Multimedia. Kilat, 10(1), 120–127. https://doi.org/10.33322/kilat.v10i1.1156
Rishantie, S. A., Saparahayuningsih, S., & Yulidesni, Y. (2019). Peningkatan Keterampilan Membaca Awal Melaui Metode Bermain Dengan Media Puzzle Kata Pada Kelompok B Paud Istiqomah Selupu Rejang. Jurnal Ilmiah Potensia, 3(1), 7–10. https://doi.org/10.33369/jip.3.1.7-10
Ikuti berita terbaru di Google News