Abstract
The advancement of digital technology has brought significant changes to the financial sector, particularly in banking services and payment systems. This study aims to examine the relationship between the use of mobile banking and purchasing behavior through e-wallets among the current generation. A descriptive qualitative approach was used, involving in-depth interviews with individuals who actively use mobile banking and e-wallets. The findings reveal that ease of access, quick top-up processes, and the integration between banking apps and e-wallets encourage more frequent purchasing behavior. In addition, features such as transaction history and financial management tools provide users with greater control over their spending. Therefore, mobile banking serves not only as a transaction tool but also as a factor influencing the digital consumption patterns of today’s generation.
Keywords: mobile banking, e-wallet, youth, purchasing behavior.
Abstrak
Kemajuan teknologi digital telah membawa perubahan besar dalam sektor keuangan, khususnya pada layanan perbankan dan sistem pembayaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penggunaan mobile banking dan perilaku pembelian melalui e-wallet pada generasi muda. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik wawancara mendalam kepada generasi sekarang yang aktif menggunakan mobile banking dan e-wallet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemudahan akses, kecepatan top-up, serta integrasi antara aplikasi perbankan dan e-wallet mendorong terjadinya perilaku pembelian yang lebih sering Selain itu, beberapa fitur seperti histori transaksi dan pengelolaan keuangan memberikan ruang bagi pengguna untuk lebih mengontrol pengeluarannya. Dengan demikian, mobile banking berperan sebagai alat transaksi sekaligus sebagai faktor yang mempengaruhi pola konsumsi digital generasi sekarang.
Kata kunci: Mobile Banking, E-Wallet, Generasi Muda, Perilaku Pembelian.
Latar Belakang
Teknologi kini menjadi elemen penting dalam kehidupan sehari-hari, bahkan telah menjadi kebutuhan mendesak bagi setiap individu untuk menyelesaikan berbagai tugas secara efisien serta mengurangi beban kerja. Seiring dengan perkembangan zaman, kemajuan teknologi informasi, khususnya di sektor perbankan, telah membawa perubahan dengan cara masyarakat mengakses layanan keuangan. Industri perbankan saat ini sangat dipengaruhi oleh kemajuan teknologi digital, yang menciptakan berbagai inovasi untuk meningkatkan kemudahan dan kecepatan layanan (Nusaibah., 2023).
Penggunaan layanan keuangan digital kini mengalami perkembangan pesat. Jika dahulu transaksi hanya dilakukan secara tunai atau melalui ATM, kini masyarakat terutama generasi muda mengandalkan mobile banking sebagai bagian dari gaya hidup. Menurut (Zulfa Qur’anisa et al., 2024), kemajuan teknologi telah mengubah cara individu mengakses dan mengelola uang, dari yang semula terbatas kini dapat dilakukan secara real-time melalui perangkat seluler. Salah satu bentuk layanan yang terhubung erat dengan mobile banking adalah dompet digital atau e-wallet. (Umaroh & Nainggolan, 2023) menyatakan bahwa e-wallet dipilih karena kepraktisan dan kemudahan akses, namun umumnya saldo e-wallet diisi melalui mobile banking. (Ramadhani et al., 2025) juga menemukan bahwa kebiasaan konsumsi digital generasi muda didorong oleh integrasi antara mobile banking dan e-wallet yang mempercepat proses pembelian.
Sejalan dengan hal tersebut, e-wallet sendiri merupakan aplikasi yang memungkinkan pengguna melakukan pembayaran melalui perangkat seluler tanpa melibatkan transaksi uang tunai Damanik & Situmorang., S. H. (2022). Tren pembayaran non-tunai dengan e-wallet terus mengalami peningkatan di Indonesia. Tingginya minat masyarakat terhadap teknologi pembayaran digital turut mendorong pertumbuhan layanan ini dari tahun ke tahun. Bahkan, Bank Indonesia pada Mei 2020 mencatat telah memberikan izin kepada 51 perusahaan penerbit uang elektronik, yang menunjukkan semakin luasnya akses masyarakat terhadap layanan ini.
Dalam penggunaan E-wallet terdapat penelitian yang menunjukkan jika pendapatan dapat mempengaruhi seseorang dalam penggunaan dompet digital mobile banking (Ouma et al., 2017) dan penelitian yang dilakukan oleh Kharisma et al, (2024) juga menunjukkan bahwa pendapatan memiliki pengaruh secara positif dan signifikan terhadap penggunaan E-wallet. Melihat fenomena ini, peneliti tertarik untuk meneliti lebih dalam mengenai hubungan antara penggunaan mobile banking dan perilaku pembelian melalui e-wallet pada generasi sekarang, dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif melalui wawancara mendalam kepada para pengguna aktif kedua layanan tersebut.
Baca Juga: Pembukaan Mobile Banking (BRImo) Berbasis Digital pada BRI KCP Ahmad Yani Pekanbaru
Tinjauan Pustaka
Mobile Banking
Beberapa ahli menyebut mobile banking sebagai bentuk layanan perbankan digital. Menurut (Ramadhan & Priyono, 2022), mobile banking merupakan layanan perbankan elektronik yang memungkinkan nasabah untuk mengakses rekeningnya melalui perangkat seluler seperti smartphone dan tablet, tanpa harus datang ke bank secara fisik. Layanan ini mencakup berbagai fitur seperti cek saldo, transfer dana, pembayaran tagihan, hingga pengisian saldo dompet digital.
Dengan tersedianya telepon seluler dan layanan mobile banking, aktivitas perbankan yang sebelumnya dilakukan secara manual oleh nasabah dengan mengunjungi bank kini dapat dilakukan tanpa harus melakukannya. Hanya dengan menggunakan ponsel, pengguna dapat menghemat waktu dan uang selain waktu seluler. Selain itu, layanan ini juga mendorong bank untuk terus berinovasi agar bisa memberikan pelayanan yang lebih praktis, cepat, dan nyaman bagi penggunanya (Rahmawati & Yuliana, 2020). Nusaibah (2023)., perbankan juga berusaha untuk memastikan bahwa konsumen menggunakan media elektronik dengan pengguna memanfaatkan media mobile banking, yang biasanya digunakan untuk komunikasi tetapi juga dapat digunakan untuk melakukan atau menyelesaikan transaksi.
E-Wallet
Teknologi keuangan yang memungkinkan pengguna melakukan transaksi pembayaran secara elektronik tanpa perlu membawa uang tunai (Kumar & Gupta, 2020). Dengan berbagai fitur yang ditawarkan, e-wallet telah menjadi alternatif pembayaran yang populer, khususnya di kalangan generasi milenial yang memiliki tingkat teknologi tinggi (Smith & Anderson, 2019).
Dompet digital atau e-wallet merupakan salah satu inovasi dalam sistem pembayaran berbasis elektronik. Menurut (Umaroh & Nainggolan, 2023), e-wallet adalah sistem pembayaran non-tunai yang memungkinkan pengguna menyimpan sejumlah uang dalam bentuk digital yang dapat digunakan untuk berbagai transaksi. Transaksi tersebut meliputi pembayaran makanan, transportasi, belanja daring, hingga pembelian tiket.
Perilaku Pembelian Generasi Muda
Perilaku pembelian generasi muda, terutama generasi milenial dan Gen Z, menunjukkan pergeseran signifikan seiring berkembangnya teknologi. Menurut (Fadlanil Muflih, 2018), perilaku pembelian dipengaruhi oleh kebutuhan, preferensi, kemudahan akses, dan faktor situasional. Dalam konteks digital, generasi muda cenderung memilih saluran pembelian yang cepat, aman, dan terintegrasi dengan teknologi yang mereka gunakan setiap hari.
Fitur pembayaran tagihan dan pembelian pulsa memudahkan pengguna untuk membayar kebutuhan seperti listrik, telepon, air, internet, dan asuransi, serta mengisi pulsa kapan saja dan di mana saja. Selain itu, dompet digital seperti DANA dan GoPay juga sering digunakan sebagai metode pembayaran di layanan pesan antar makanan seperti GoFood dan GrabFood. Cara kerjanya cukup mudah pengguna tinggal mengisi saldo, lalu saat melakukan transaksi, saldo akan otomatis terpotong sesuai jumlah pembelian (Maharani & Fasa., 2025).
Baca Juga: Analisis Manfaat Penggunaan PLN Mobile pada Bagian Pelayanan Pelanggan di PLN ULP Medan Baru
Teknik Pengumpulan Data
Suwendra 2018., Teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif ini dilakukan melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi.
1. Observasi
Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengamatan. Pengamatan dilakukan dengan cara non-participant observation terhadap generasi muda yang aktif menggunakan mobile banking dalam kegiatan pembelian melalui e-wallet. Pengamatan mencakup kebiasaan mereka dalam mengakses aplikasi, waktu penggunaan, dan jenis transaksi yang dilakukan.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk melengkapi data dan memperoleh informasi yang lebih mendalam dari sumber data yang relevan. Dalam penelitian ini, penulis mewawancarai 10 orang informan yang merupakan pengguna aktif mobile banking dan e-wallet. Wawancara dilakukan secara semi-terstruktur agar informan dapat menjelaskan pengalaman dan pendapatnya secara bebas namun tetap fokus pada topik penelitian.
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperkuat dan memperdalam hasil analisis terkait penggunaan mobile banking serta integrasinya dengan e-wallet. Dokumen yang dikaji antara lain data laporan pengguna fintech dari Bank Indonesia, riset penggunaan e-wallet oleh lembaga riset digital, dan dokumentasi aplikasi mobile banking dari bank terkait.
Informan Penelitian
Agus 2018., Penulis menggunakan teknik purposive sampling untuk menentukan informan dalam penelitian ini. Teknik purposive sampling merupakan metode penentuan informan berdasarkan pertimbangan tertentu yang relevan dengan tujuan penelitian.
Para informan yang dipilih adalah individu dari kalangan generasi muda (usia 20–30 tahun) yang memiliki akun mobile banking aktif serta rutin melakukan transaksi pembelian melalui e-wallet.
Berikut adalah profil informan yang terlibat dalam penelitian ini:
- R1, mahasiswa, pengguna BCA Mobile dan GoPay;
- R2, pegawai swasta, pengguna Livin’ Mandiri dan OVO;
- R3, mahasiswa, pengguna BNI Mobile dan DANA;
- R4, content creator, pengguna BRImo dan ShopeePay;
- R5, freelancer, pengguna Bank Jago dan DANA.
Baca Juga: Kecenderungan Impulsive Buying pada Pengguna Mobile Banking
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan wawancara dan observasi yang telah dilakukan, penulis dapat menguraikan tentang hubungan antara penggunaan mobile banking dan perilaku pembelian melalui e-wallet pada generasi sekarang. Dalam penelitian ini, penulis menemukan bahwa terdapat kecenderungan pola transaksi yang semakin efisien, cepat, dan cenderung impulsif akibat kemudahan akses dari mobile banking ke layanan e-wallet. R1, sebagai mahasiswa yang aktif menggunakan BCA Mobile dan GoPay, menyampaikan bahwa penggunaan mobile banking sangat membantunya dalam melakukan top-up saldo e-wallet secara cepat, terutama ketika akan melakukan transaksi mendadak. Berikut kutipan hasil wawancara yang dilakukan penulis:
“Aku pakai GoPay buat bayar makanan, ojek online, kadang belanja juga. Karena GoPay ku sering kosong, biasanya aku langsung top-up dari BCA Mobile. Menurutku itu cepat banget, langsung masuk saldonya, jadi enggak ribet harus isi di luar aplikasi. Karena itu juga sih, aku jadi sering beli-beli tanpa mikir panjang.”
Dari kutipan wawancara di atas, penulis melihat bahwa kemudahan top-up melalui mobile banking menjadi salah satu faktor utama meningkatnya frekuensi pembelian menggunakan e-wallet. Efisiensi dan kecepatan transaksi mendorong munculnya perilaku konsumsi yang spontan atau impulsive. Selain R1, informan R2 yang bekerja sebagai pegawai swasta dan menggunakan Livin’ by Mandiri serta OVO, juga menyampaikan pengalaman serupa. R2 merasa bahwa mobile banking memberikan rasa aman karena dapat melihat riwayat transaksi dan mengatur batas pengeluaran. Berikut penuturannya:
“Aku biasanya top-up OVO dari Livin’. Enaknya sih karena ada notifikasi dan mutasi saldo yang bisa langsung dilihat. Jadi kalau habis top-up atau belanja, langsung tahu pengeluarannya berapa. Aku ngerasa lebih aman aja kalau dari mobile banking dibanding dari gerai atau aplikasi e-wallet-nya langsung.”
Dari wawancara di atas, penulis mencatat bahwa fitur kontrol keuangan yang disediakan oleh mobile banking (seperti histori transaksi dan batas pengeluaran) menjadi nilai tambah bagi pengguna dalam menjaga pola belanja yang lebih terpantau, meskipun tetap tidak mengurangi intensitas penggunaan e-wallet. Lain halnya dengan informan R3, seorang mahasiswa yang menggunakan BNI Mobile dan DANA. Ia mengungkapkan bahwa top-up saldo yang mudah lewat mobile banking membuat dirinya lebih sering berbelanja online tanpa perencanaan matang. Berikut pernyataannya:
“Biasanya aku belanja di marketplace pakai DANA, terus kalau saldonya habis, ya tinggal isi dari BNI Mobile. Karena gampang banget, aku jadi ngerasa, ‘yaudah isi aja’, terus lanjut checkout. Akhirnya ya jadi sering belanja sih.”
Dari sini terlihat bahwa kemudahan akses saldo yang diberikan mobile banking berdampak langsung pada perilaku pembelian yang bersifat impulsif. Mobile banking membuat jarak antara niat dan aksi membeli menjadi sangat pendek. Sementara itu, R4 yang bekerja sebagai content creator dan menggunakan BRImo serta ShopeePay, lebih memanfaatkan mobile banking untuk transaksi rutin. Menurutnya, integrasi aplikasi membuat hidupnya lebih praktis.
“Aku sering belanja barang kebutuhan harian lewat Shopee, dan bayar pakai ShopeePay. BRImo aku pakai buat top-up. Aku suka karena langsung bisa dari aplikasinya, enggak perlu pindah-pindah aplikasi. Semuanya bisa dilakukan sambil kerja.”
Hal ini menunjukkan bahwa mobile banking telah menjadi bagian dari gaya hidup yang sangat terhubung dengan pekerjaan dan rutinitas harian generasi muda. Fleksibilitas menjadi faktor utama. Terakhir, R5 yang merupakan seorang freelancer, menggunakan Bank Jago dan DANA. Ia menyebut bahwa kombinasi fitur budgeting di aplikasi bank digital dan integrasi dengan e-wallet membuatnya merasa lebih mandiri dalam mengatur keuangan.
“Aku suka fitur di Jago yang bisa atur kantong pengeluaran, dan bisa langsung isi saldo DANA. Jadi kayak bisa kontrol keuangan sendiri, dan belanja pun terasa lebih terorganisir. Tapi ya tetap, kadang jadi gampang belanja juga karena semua serba praktis.”
Dari pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa meskipun mobile banking memberi kontrol lebih, kemudahan ini justru kadang menumbuhkan kebiasaan belanja yang lebih sering karena praktis. Penulis melihat bahwa beragam pengalaman para informan dalam menggunakan mobile banking memberikan dampak yang konsisten terhadap perilaku pembelian melalui e-wallet. Meskipun tingkat kontrol, gaya hidup, dan preferensi berbeda, semuanya sepakat bahwa kemudahan top-up, kecepatan akses, dan integrasi aplikasi mendorong mereka lebih aktif dalam bertransaksi digital.
Informan | Mobile Banking | E-Wallet | Temuan Utama |
R1 | BCA Mobile | GoPay | Mudah top-up, menyebabkan perilaku pembelian spontan |
R2 | Livin’ Mandiri | OVO | Merasa aman dan terkontrol, namun tetap sering transaksi digital |
R3 | BNI Mobile | DANA | Top-up praktis mendorong belanja online tak terencana |
R4 | BRImo | ShopeePay | Efisiensi waktu, top-up dilakukan sambil bekerja |
R5 | Bank Jago | DANA | Fitur budgeting bantu atur keuangan, tapi kemudahan akses dorong belanja |
Dalam tabel di atas, penulis dapat menggambarkan bahwa terdapat keberagaman penggunaan mobile banking yang berdampak pada perilaku pembelian e-wallet di kalangan generasi muda. Berdasarkan hasil wawancara, informan dengan latar belakang mahasiswa cenderung menggunakan mobile banking untuk keperluan top-up yang cepat dan praktis saat bertransaksi online, sedangkan informan yang bekerja memanfaatkan fitur-fitur seperti budgeting dan riwayat transaksi untuk mengatur pengeluaran. Hal ini menunjukkan bahwa kemudahan akses dan integrasi antar platform mendorong kebiasaan berbelanja yang lebih sering, namun juga memberi ruang bagi pengelolaan keuangan yang lebih mandiri.
Baca Juga: Efektivitas Strategi Flash Sale dalam Fitur E-Commerce terhadap Loyalitas Consumer Pembelian Offline
Kesimpulan
Penggunaan mobile banking berperan besar dalam mendorong perilaku pembelian melalui e-wallet di kalangan generasi muda. Kemudahan akses dan integrasi yang praktis membuat transaksi menjadi lebih cepat, namun juga memicu kebiasaan belanja yang impulsif. Meski demikian, sebagian pengguna memanfaatkan fitur mobile banking untuk memantau dan mengatur keuangan.
Saran
Pengguna diharapkan lebih bijak dalam menggunakan mobile banking agar tidak terbawa arus konsumtif. Pengembang layanan juga disarankan untuk menambah fitur kontrol keuangan. Penelitian selanjutnya dapat menggali lebih dalam aspek psikologis atau memperluas variasi latar belakang responden.
Penulis: Asteria Dwima Nurhermaya
Mahasiswa Psikologi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA
Dosen Pengampu: Alvin Eryandra
Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Daftar Pustaka
Fadlanil Muflih. (2018). Analisis Pengaruh Faktor Situasional Terhadap Pembelian Impulsif Pada Binjai Supermall T. Fadlanil Muflih. AT-TAWASSUTH: Jurnal Ekonomi Islam, 3(2), 270–293. http://scioteca.caf.com/bitstream/handle/123456789/1091/RED2017-Eng-8ene.pdf?sequence=12&isAllowed=y%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.regsciurbeco.2008.06.005%0Ahttps://www.researchgate.net/publication/305320484_SISTEM_PEMBETUNGAN_TERPUSAT_STRATEGI_MELESTARI
Ramadhan, A., & Priyono, A. (2022). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumen M-Banking BCA untuk Terus Menggunakan Layanan M-Banking BCA. Selekta Manajemen:Jurnal Mahasiswa Bisnis & Manajemen, 01(04), 267–277. https://journal.uii.ac.id/selma/index
Ramadhani, S., Rahayu, A. P., Fitriani, D., Naibaho, A. W., & Thohiri, R. (2025). Pengaruh Penggunaan E-Wallet terhadap Pola Konsumsi Masyarakat Kota Medan di Era Digital. 3(4), 2318–2328.
Umaroh, R., & Nainggolan, D. S. (2023). Determinan Penggunaan E-Wallet pada Rumah Tangga Indonesia. Jurnal Ekonomika Dan Dinamika Sosial, 2(1), 1–16.
Zulfa Qur’anisa, Mira Herawati, Lisvi Lisvi, Melinda Helmalia Putri, & O. Feriyanto. (2024). Peran Fintech Dalam Meningkatkan Akses Keuangan Di Era Digital. GEMILANG: Jurnal Manajemen Dan Akuntansi, 4(3), 99–114. https://doi.org/10.56910/gemilang.v4i3.1573.
Linus, M. (2025). Peran E-Wallet Dalam Mendorong Perilaku Konsumsi Generasi Milenial. Jurnal Ilmu Ekonomi dan Bisnis, 2(2), 19-24.
Gupta, S., & Kumar, A. (2020). The rise of e-wallets: A consumer behavior perspective. International Journal of Digital Finance, 5(1), 23-38.
Smith, A., & Anderson, M. (2019). Digital payments and millennials: Trends and insights. Pew Research Center.
Damanik, M. A. A., Fauzi, A., & Situmorang, S. H. (2022). Pengaruh Perceived Usefulness, Perceived Enjoyment dan Kepercayaan Terhadap Continuance Intention Melalui Kepuasan Pada Generasi Millenial Pengguna E-Wallet di Kota Medan. Ekonomi, Keuangan, Investasi Dan Syariah (EKUITAS), 3(4), 827-834.
Nusaibah, U. (2023). Digitalisasi Ekonomi Syariah Di Kalangan Generasi Z Untuk Peningkatan Literasi Keuangan Syariah (Studi Kasus Mbanking BSI). Musyarakah: Journal of Sharia Economic (MJSE), 12(1), 12-22.
Ouma, S. A., Odongo, T. M., & Were, M. (2017). Mobile financial services and financial inclusion: Is it a boon for savings mobilization? Review of development finance, 7(1), 29-35.
Kharisma, N. I., Totalia, S. A., & Octoria, D. (2024). Pengaruh Pendapatan dan Literasi Keuangan terhadap Penggunaan E-Wallet pada Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret. Journal on Education.
Rahmawati, Y, D. & Yuliana, R. (2020). Pengaruh Persepsi Manfaat, Persepsi Kemudahan, Dan Persepsi Keamanan Terhadap Keputusan Penggunaan E-Wallet Pada Mahasiswa Stie Bank Bpd Jateng. Journal of Economics and Banking Volume 2 No. 2.
Maharani, A., & Fasa, M. I. (2025). Efektifitas Penggunaan E-Wallet Atau E-Money Terhadap Prilaku Konsumtif Mahasiswa Dalam Proses Menentukan Keputusan Pembelian. Jurnal Intelek Insan Cendikia, 2(4), 7194-7200.
Suwendra, I. W. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Ilmu Sosial, Pendidikan, Kebudayaan dan Keagamaan. Bandung: NilaCakra.
Agus. 2018. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Ikuti berita terbaru di Google News