Peran Orang Tua dalam Mengenalkan Agama pada Perkembangan Anak

peran orang tua

Pernah mendengar jika orang tua merupakan “sekolah pertama” bagi anak-anak? Kalimat tersebut memang benar adanya, jika mereka sedari kecil hidup bersama orang tuanya. Pada bidang sosiologi, disebutkan bahwa keluarga termasuk ke dalam sosialisasi primer.

Menurut Soerjono Soekamto, sosialisasi primer adalah sosialisasi pertama yang dijalankan individu semasa kecil dan menjadi pintu bagi seseorang memasuki keanggotaan dalam masyarakat. Disamping sosialisasi primer, keluarga juga termasuk kelompok primer bagi anak. Menurut

Cooley, dalam Soekamto, kelompok primer adalah kelompok yang ditandai ciri-ciri saling mengenal antara anggota-anggotanya serta kerja sama erat yang bersifat pribadi. Istilah saling kenal-mengenal ini ditekankan pada sifat hubungan antar individu, contohnya simpati.

Bacaan Lainnya

Lalu selanjutnya, persyaratan penting adanya kelompok primer ini adalah anggota-anggotanya berdekatan satu dengan lainnya, selanjutnya kelompok tersebut merupakan kelompok kecil, dan yang terakhir kelompok tersebut secara fisik berdekatan satu dengan lainnya (Cooley) dalam (Soerjono, 1990).

Dengan hal ini, hadirnya peran orang tua pada kelompok pertama pada anak menjadi cukup penting agar anak bisa memiliki sosialisasi yang baik untuk kedepannya.

Setiap orang tua memiliki caranya tersendiri tentang pengenalan anak pada dunia. Sebagai seorang muslim, pengenalan dan pengajaran ilmu agama pada usia dini sudah seharusnya menjadi kewajiban. Disebutkan dalam surah Luqman ayat 13-14 ;

(13) وَاِذْ قَالَ لُقْمٰنُ لِابْنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللّٰهِ ۗاِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ

(14) وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِۚ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصَالُهٗ فِيْ عَامَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِوَالِدَيْكَۗ اِلَيَّ الْمَصِيْر

“Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, “Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar. Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.”

Kalimat pertama pada Surah Luqman ayat 13 tersebut, disebutkan jika Luqman lah yang berkata pada anak-anaknya agar tidak mempersekutukan Allah SWT. Ini berarti pengajaran akan ketaatan kita terhadap Allah sudah sepatutnya dilaksanakan pada orang tua muslimin untuk anak-anak kelak.

Kita semua tahu bahwasannya kitab Al-qur’an menjadi penyempurna bagi kitab-kitab sebelumnya, sehingga bisa menjadi pedoman hidup untuk kita. Dengan hal ini, sebenarnya mengajarkan agama bisa sekaligus dengan mengajarkan ilmu dunia kepada anak. Bahkan, wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. oleh Jibril pun mengatakan “Iqra!” yang berarti “bacalah!”.  

Dalam KBBI, pengertian membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati).

Keluarga pun turut menjadi faktor utama dalam proses pembentukan kebiasaan membaca. Gemar membaca tidak tumbuh begitu saja. Sebagian orang tua mencoba untuk rutin membacakan cerita atau mendongeng sebagai pengantar tidur anak-anak mereka.

Ada orang tua mendongeng dengan mengarang cerita mereka sendiri atau membacakan sebuah buku. Sementara orang tua membacakan cerita, anak-anak mendengarkan sambil melihat gambar-gambar yang ada dalam buku. Dari sini petualangan imajinasi anak dimulai.

Dengan hal ini, sejatinya orang tua harus memahami peran dan fungsinya dalam upaya untuk mengembangkan karakter dan kepribadian anak secara utuh (Purnomo dkk., 2020) dalam (Fikriyah, Rohaeti, & Solihati, 2020).

Membaca adalah akar bagi seluruh ilmu pengetahuan, termasuk ilmu agama. Saat anak masih dalam masa perkembangan, penting bagi kita sebagai orang tua muslimin untuk mengenalkan anak pada peran agama di kehidupan, terutama Al-Qur’an yang menjadi pedoman kehidupan.

Membaca memberikan banyak sekali manfaat, tidak hanya pada anak yang sedang berkembang, semua orang bisa merasakan manfaatnya jika rajin membaca.

Beberapa manfaat membaca diantaranya mencerahkan imajinasi kita, memberikan perspektif pada dunia sekitar, membangun kepercayaan diri, membantu untuk tumbuh secara mental dan emosional, dan membantu meningkatkan kemampuan menulis

Pentingnya orang tua dalam mengajarkan agama pada anak tentunya dengan harapan anak memiliki pondasi spiritual yang kuat sebagai panduan dalam menjalani kehidupan di masa dating. Berikut beberapa cara yang bisa orang tua lakukan untuk membangun sisi spiritual anak :

1. Bercerita

Tradisi spiritual penuh dengan cerita untuk menjelaskan semuanya mulai dari bagaimana dunia ini diciptakan hingga kenapa orang kadang berbuat tidak baik. Perkenalkan padanya bahwa orang yang berbeda bisa memiliki keyakinan yang tidak sama. Gunakan buku sebagai  sumber cerita, seperti buku cerita anak tentang 25 Nabi, buku yang menceritakan hal baik dan buruk yang dikaitkan dengan hadis, dan lain-lainya.

2. Kegiatan Harian untuk Mengajarkan Nilai Agama

Tidak perlu melakukan kegiatan berskala besar untuk menerapkan ide yang besar. Anda dapat menunjukkan agama sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari dengan mempraktekkannya pada ucapan dan perilaku. Misal dengan mengucap “Alhamdulillah” saat setelah bersin, atau mengucapkan “MasyaAllah, senja ini indah sekali” Ketika sedang melihat sunset bersama anak di teras rumah.

3. Cara yang Menyenangkan

Agama tidak selalu bersifat serius. Anda bisa membuatnya menjadi menyenangkan. Bersama-sama, mainkan drama atau opera boneka berdasarkan kreasi cerita dengan tema yang Anda pilih. Cara menyenangkan lainnya adalah dengan bernyanyi atau bersholawat bersama buah hati Anda. Jika Anda tak familiar dengan syair pada lagu-lagu religi, banyak sekali kaset atau CD yang tersedia di pasaran, atau bisa menggunakan platform media online.

4. Mengajarkan Berdo’a

Beri pemahaman bahwa berdoa bukanlah aktifitas yang hanya dilakukan saat ia membutuhkan bantuan. Berdoa adalah cara untuk berkomunikasi dengan yang Maha Kuasa kapan saja dan dimanapun. Ajarkan anak mengucapkan doa untuk beberapa kesempatan yang berbeda. Misalnya saat melihat sesuatu yang indah, saat bangun tidur, atau menjelang waktu tidur.

Penulis :

  1. Quellativa C. S. L.
  2. Safira Aisyah
  3. Dita Septi Anggraeni

Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Referensi

Admin. (n.d.). Membaca Jadi Jendela Dunia. Retrieved from Aku Cepat Membaca: https://akucepatmembaca.com/membaca-jadi-jendela-dunia/#:~:text=%E2%80%9CBuku%20adalah%20jendela%20dunia%E2%80%9D.,memperluas%20wawasan%20dan%20pengetahuan%20seseorang.

Ananda. (2022, March 8). Manfaat Membaca Buku sebagai Jendela Ilmu dalam Kehidupan. Retrieved from https://www.gramedia.com: https://www.gramedia.com/best-seller/manfaat-membaca-buku/

Fikriyah, Rohaeti, T., & Solihati, A. (2020). Peran Orang Tua dalam Meningkatkan Literasi Membaca Peserta Didik Sekolah Dasar. DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik, 94.

Ismawati. (n.d.). 11 Cara Memperkenalkan Agama Pada Anak. Retrieved from iBupedia: https://www.ibupedia.com/artikel/balita/11-cara-memperkenalkan-agama-pada-anak

Nugraha, J. (2022, April 5). Surah Al Luqman 13-14, Lengkap Beserta Terjemahan dan Isi Kandungannya. Retrieved from merdeka.com: https://www.merdeka.com/jateng/surah-al-luqman-13-14-lengkap-beserta-terjemahan-dan-isi-kandungannya-kln.html

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0811-2564-888
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.