Kesehatan mental merupakan aspek penting dalam kesejahteraan manusia, namun seringkali diabaikan, terutama di Indonesia.
Kesehatan mental sendiri menurut American Psychological Association (APA), merupakan kondisi pikiran yang ditandai oleh kesejahteraan emosional,penyesuaian perilaku yang baik, relatif bebas dari kecemasan dan gejala-gejala yang melemahkan, kemampuan untuk membangun hubungan yang konstruktif, kemampuan untuk mengatasi tuntutan serta tekanan hidup yang biasa.
Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan masalah ini, bunuh diri masih menjadi masalah serius yang memerlukan perhatian lebih. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 800.000 orang meninggal karena bunuh diri setiap tahunnya.
Menurut data Kementerian Kesehatan RI, jumlah kasus bunuh diri meningkat drastis pada tahun 2020 selama pandemi virus corona. Perlu diketahui bahwa gangguan kesehatan mental bukanlah suatu masalah sepele, perlu penanganan khusus dari seorang ahli untuk menanganinya.
Gangguan kesehatan mental dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor, antara lain depresi, stres, perundungan, pengaruh lingkungan, dan fakto yang membuat seseorang merasa stres, dan faktor lain, seperti tuntutan keluarga dan beban kerja, juga dapat menyebabkan depresi.
Salah satu faktor yang memperburuk situasi ini adalah stigma sosial seputar masalah kesehatan mental. Di Indonesia, banyak penderita gangguan jiwa memilih menyembunyikan penyakitnya karena takut dicap “lemah” , “gila” ,”lebay” ataupun kata-kata ejekan lainnya.
Tak jarang seseorang cenderung lebih memilih untuk memendam masalahnya sendiri karena merasa diabaikan saat bercerita atau bahkan kisah ceritanya dijadikan bahan perbandingan oleh orang yang dijadikan tempat untuk bercerita.
Kurangnya pemahaman dan stigma seputar kesehatan mental membuat masyarakat enggan mencari bantuan profesional. Padahal, gangguan jiwa seperti depresi, gangguan kecemasan, skizofrenia, dan stres pasca trauma memerlukan intervensi psikolog atau psikiater untuk pemulihannya.
Sayangnya, menurut survei PDSKJI (Persatuan Dokter Spesialis Jiwa Indonesia), hanya 10% penderita gangguan jiwa yang benar-benar mendapatkan pengobatan yang layak. Perlu edukasi bagi Masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan mental dan mendatangi seorang ahli untuk membantu permasalahan kesehatan mental.
Jumlah kasus bunuh diri di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Komunitas pencegahan bunuh diri Into the Light Indonesia mencatat ada 826 kasus bunuh diri yang dilaporkan pada tahun 2024 saja, namun jumlah kasus bunuh diri di kalangan warga negara Indonesia jauh lebih rendah dibandingkan jumlah sebenarnya kasus bunuh diri di kalangan pelajar.
Ada banyak faktor yang mendasarinya, termasuk menjadi korban bullying, hal ini juga sebagai bentuk himbauan untuk setiap individu untuk lebih saling memperhatikan setiap anggota keluarganya untuk saling menjaga agar tetap sehat jiwa dan mental serta segera mengunjungi seorang ahli untuk mendapatkan penanganan yang layak agar tidak semakin parah dan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Sesungguhnya,kasus bunuh diri dengan faktor gangguan kesehatan mental dapat dicegah atau diminimalisir dengan berfikir lebih positif, melakukan aktivitas fisik seperti olahraga, lebih mendekatkan diri kepada Tuhan untuk ketenangan hati atau kegiatan-kegiatan positif lainnya.
Baca Juga: Eksistensialisme dan Dampaknya terhadap Kesehatan Mental di Indonesia
Psikologi berperan penting pada pencegahan bunuh diri melalui beragam cara pendekatan, antara lain adalah:
Psikoterapi dan Konseling
Psikoterapi membantu individu tahu cara mengelola pikiran dan emosi mereka. Metode yang dapat digunakan misalnya Terapi Perilaku Kognitif (CBT), yang terbukti efektif untuk membantu individu dengan masalah depresi dan gangguan kecemasan (2 faktor resiko utama bunuh diri).
Peningkatan Kesadaran dan Edukasi
Edukasi tentang kesehatan mental wajib ditingkatkan pada seluruh lapisan rakyat. Melalui kampanye publik, media dan sistem pendidikan, rakyat mampu belajar mengenali tanda-tanda gangguan mental dan risiko bunuh diri.
Psikolog berperan sebagai perancang materi edukasi yg efektif dan melatih energi pendidik dan petugas kesehatan dalam menangani masalah kesehatan mental.
Intervensi pada Lingkungan Kerja dan Sekolah
Lingkungan kerja dan sekolah merupakan 2 lokasi primer pada mana individu menghabiskan banyak waktu. Program kesehatan mental yang melibatkan psikolog, misalnya sesi konseling rutin atau seminar mengenai manajemen stres, mampu membantu mencegah perkara mental berkembang sebagai pikiran atau upaya bunuh diri.
Baca Juga: Ternyata! Inilah Tips Menjaga Kesehatan Mental Menurut Dokter
Sebagai bentuk upaya pencegahan atau pengurangan tingkat kasus bunuh diri di Indonesia juga dapat dilakukan dengan upaya kolaboratif antara pemerintah, tenaga profesional psikologi, dan masyarakat luas. Beberapa cara upaya yang bisa dilakukan meliputi:
Peningkatan Akses Layanan Kesehatan Mental
Pemerintah harus menyediakan lebih banyak layanan kesehatan mental yang terjangkau dan mudah diakses, Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dapat dilengkapi dengan tenaga psikolog untuk memudahkan akses konseling bagi masyarakat.
Pelatihan untuk Tenaga Kesehatan
Dokter umum dan perawat dapat diberikan pelatihan dasar mengenai kesehatan mental agar dapat mengenali tanda-tanda awal gangguan mental agar dokter ataupun perawat bisa langsung merujuk pasien ke psikolog atau psikiater jika menemukan tanda-tanda gejala gangguan mental pada pasien.
Layanan Konseling Gratis dan Hotline Krisis
Layanan konseling gratis dan hotline krisis dapat menjadi langkah awal bagi individu yang membutuhkan bantuan segera. Layanan seperti Sahabat Sehat Jiwa (SEJIWA) sudah beroperasi di Indonesia, namun masih perlu diperluas cakupannya.
Membangun Kesadaran Masyarakat
Perlu adanya gerakan nasional untuk mengurangi stigma terhadap kesehatan mental. Hal ini bisa dilakukan melalui kampanye publik, diskusi terbuka, dan dukungan dari tokoh masyarakat serta influencer.
Baca Juga: Mendamaikan Pikiran: Terapi Islami untuk Gangguan Mental Ringan
Meningkatnya angka bunuh diri di Indonesia merupakan permasalahan kompleks yang memerlukan perhatian serius. Psikologi memainkan peran penting dalam pencegahan bunuh diri melalui pendekatan terapeutik, pendidikan, dan peningkatan akses terhadap layanan kesehatan mental.
Sinergi antara pemerintah, profesional kesehatan mental, dan masyarakat lokal diharapkan dapat menurunkan angka kasus bunuh diri dan meningkatkan kesehatan mental masyarakat Indonesia.
Menghilangkan stigma buruk, meningkatkan kesadaran dan memberikan dukungan psikologis yang sesuai merupakan langkah penting menuju pembangunan masyarakat yang lebih sehat secara mental dan emosional.
Penulis: Adiza Medina Novia
Mahasiswa Jurusan Psikologi, Universitas Muhamadiyah Malang
Editor: I. Khairunnisa
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News