Revolusi Digital Akuntansi: Teknologi Mengubah Wajah Profesi

Teknologi
Sumber: https://www.pexels.com/.

Transformasi digital telah membawa perubahan besar pada dunia akuntansi, termasuk di Indonesia. Teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), big data, dan otomatisasi semakin mendominasi, mengubah cara kerja akuntan sekaligus menciptakan tantangan dan peluang baru.

Penelitian yang dipublikasikan dalam Sri Anjarwati dalam jurnal Aktiva menunjukkan bahwa implementasi perangkat lunak otomatisasi di sektor akuntansi mampu meningkatkan efisiensi hingga 40%.

Teknologi ini dapat menangani tugas rutin seperti pembukuan, rekonsiliasi bank, dan penghitungan pajak dengan lebih cepat dan akurat dibandingkan metode tradisional.

Namun, transformasi digital juga membawa tantangan baru. Studi dalam Jurnal Riset Pendidikan Ekonomi (2022) yang diteliti Eric Fauzi menyatakan bahwa teknologi menciptakan kebutuhan akan keterampilan baru di kalangan akuntan.

Bacaan Lainnya

Mereka diharapkan memiliki kemampuan dalam data analytics, pengelolaan sistem ERP (Enterprise Resource Planning), serta analisis big data untuk mendukung pengambilan keputusan strategis perusahaan. Digitalisasi tidak serta-merta menghilangkan kebutuhan akan akuntan manusia.

Menurut kajian dalam Global Perspectives on Accounting Technology (2023), teknologi dapat menggantikan tugas administratif yang repetitif, tetapi tidak dapat menggantikan fungsi analitis dan strategis yang membutuhkan intuisi serta pemahaman mendalam tentang konteks bisnis.

Artikel tersebut menyoroti bahwa akuntan di era digital lebih banyak berperan sebagai penasihat strategis. Mereka membantu perusahaan merancang strategi keuangan berbasis data, memitigasi risiko, dan mengoptimalkan sumber daya untuk pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. Dalam banyak kasus, kolaborasi antara teknologi dan intuisi manusia memberikan hasil yang lebih efektif.

Baca Juga: Memaknai Hari Pendidikan Nasional: TRI NGA sebagai Pilar Membentuk Profesionalisme Sarjana Akuntansi di Bidang Perpajakan dan Akuntan Publik

Sumber: https://www.pexels.com/.

Bagi para akuntan, hambatan terbesar dalam menghadapi digitalisasi adalah kurangnya keterampilan teknologi yang relevan.

Banyak akuntan di Indonesia yang masih terbiasa dengan metode kerja tradisional, seperti pembukuan manual atau penggunaan perangkat lunak dasar, sehingga menghadapi kesulitan untuk beradaptasi dengan teknologi canggih seperti data analytics, ERP (Enterprise Resource Planning), atau kecerdasan buatan.

Kantor akuntan Big Four baru-baru ini memperkenalkan inovasi berupa robot keuangan yang mampu menjalankan berbagai tugas akuntansi secara otomatis. Robot ini dapat mengenali data, memasukkan faktur, hingga menghasilkan laporan keuangan tanpa campur tangan manusia.

Inovasi ini memungkinkan manajer bisnis tanpa latar belakang akuntansi untuk mengambil keputusan berbasis informasi keuangan dasar. Dengan meningkatnya penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam dunia akuntansi, dampak besar pada praktik akuntansi tradisional menjadi tak terhindarkan.

Teknologi AI kini digunakan secara luas untuk berbagai kebutuhan, seperti mendeteksi kesulitan keuangan, mengidentifikasi penipuan, memprediksi pergerakan pasar saham, hingga menjalankan audit secara lebih efisien.

Transformasi ini menegaskan perlunya penyelidikan lebih lanjut terhadap aplikasi AI dalam profesi akuntansi. Keberadaan teknologi ini bukan hanya mengubah cara kerja akuntan tetapi juga memberikan pandangan baru tentang pengembangan keterampilan dan pendidikan akuntansi masa depan.

Baca Juga: Mengenal Fungsi dan Peran Akuntansi dalam Bisnis

Kajian dalam Journal of Law, Administration and Social Science (2022) memproyeksikan bahwa profesi akuntan akan terus berkembang, terutama di tengah meningkatnya kompleksitas ekonomi digital.

Seorang akuntan perlu memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan kemajuan digital dan mengaplikasikan teknologi informasi untuk mencapai kesuksesan di era digital.

Penelitian ini menguraikan berbagai peran teknologi informasi, seperti artificial intelligence, internet of thing, big data, computing cloud, cybersecurity, dan robot process automation, yang secara umum dapat meningkatkan produktivitas dan kecepatan  profesi  akuntan  dalam  memproses  dan  menganalisa  data  dan informasi untuk menghasilkan keluaran yang lebih akurat dan andal.

Akuntan yang mampu menguasai teknologi, memahami data analytics, dan menawarkan solusi strategis berbasis data akan menjadi kunci dalam mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Selain itu, pendidikan dan pelatihan berkelanjutan dinilai sangat penting untuk memastikan akuntan dapat mengikuti perkembangan teknologi. Kolaborasi antara institusi pendidikan, organisasi profesi, dan pemerintah diperlukan untuk menciptakan tenaga kerja yang kompeten dan relevan.

Transformasi digital bukanlah ancaman, melainkan peluang bagi profesi akuntan untuk menciptakan nilai tambah yang lebih besar. Dengan teknologi sebagai alat pendukung, akuntan dapat menjadi penggerak utama dalam membangun ekosistem bisnis yang efisien, transparan, dan berkelanjutan.

Penulis: Muhammad Farel Riyanza
Mahasiswa Akuntansi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses