Bandara Internasional Soekarno Hatta pagi tadi sempat lumpuh. Hal ini disebabkan kepulangan Salah satu pemimpin organisasi masyarakat (Ormas) Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab. Setelah lebih dari 3 tahun berada di Arab Saudi.
Spanduk dan Baliho berisi ajakan penyambutan serta pengawalan Habib Rizieq pun di pasang di beberapa ruas jalan. Ribuan pendukung dan simpatisan berbondong-bondong datang untuk menyambut kepulangan sang habib.
Kemacetan Panjang pun tak dapat di hindari, bahkan banyak penumpang pesawat yang berjalan kaki demi mengejar waktu penerbangannya. Demi mengurai kemacetan Polisi pun memberlakukan sistem Contra flow atau lawan arus di jalan tol dari Bandara Soekarno Hatta menuju Jakarta.
Rizieq menyampaikan kepulangannya ke tanah air agar bisa berjuang Bersama muslim di Tanah air. “Saya pulang agar bisa berjuang Bersama dengan umat Indonesia. Maka itu, kepulangan kali ini tidak lain dan tidak bukan saya serukan untuk umat Islam Indonesia agar sama-sama revolusi akhlak. Setuju?” Ujar Rizieq.
Dampak terhadap Orang Lain
Arifin (27), salah satu penumpang pesawat yang terdampak atas kemacetan panjang yang terjadi di ruas jalan tol menuju Soekarno Hatta. Ia mengaku akan pergi untuk melakukan Kunjungan kerja keluar kota. Terpaksa beliau harus menunda penerbangannya disebabkan sudah berada dalam kemacetan selama hampir 2 jam dan mengalami Ketertinggalan pesawat. Arifin berkata, “Saya melihat banyaknya penumpang pesawat dan Pramugari yang berjalan kaki demi menuju Bandara Soekarno Hatta, untuk mengejar Jam penerbangannya”. Arifin mengaku sangat kecewa karena terjadinya hal seperti ini kepada dirinya. Ia harus mengalami penundaan pada pekerjaannya serta harus membeli tiket Kembali untuk penerbangan keesokan harinya.
Tanggapan Dokter Dewi Inggriyani Perihal Ramainya Penyambutan
“Hal seperti ini seharusnya tidak terjadi, mengingat situasi saat ini masih dalam masa pandemi Covid-19. Sangat di khawatirkan akan menimbulkan klaster baru penularan pada covid. Karna penyebaran akan semakin cepat jika banyaknya kerumunan. Seharusnya penyambutan tidak di lakukan secara beramai-ramai untuk meminimalisir penularan, Mungkin itu keegoisan mereka, karena mereka tidak sadar apakah mereka sebagai Carrier atau pembawa, mungkin mereka mikirnya sehat, padahal mereka sudah menular kan ke orang-orang.”
Dokter Dewi Merasakan Apa yang Pasien Covid Alami
Dokter Dewi Inggriyani sempat di vonis positif Covid-19 pasca melakukan operasi di salah satu rumah sakit, dokter yang merawat mengatakan bahwa dr. Dewi terkena infeksi nosokomial atau biasa di sebut infeksi yang terjadi di lingkungan rumah sakit, infeksi nosokomial ini bisa terjadi kepada siapa saja baik itu pasien, perawat, dokter, serta pengunjung rumah sakit.
Sebelumnya ia tidak pernah ada Riwayat penyakit apapun, lalu setelah beliau terinfeksi covid semua gejala timbul dari ujung kepala hingga ujung kaki. terjadi pengentalan darah terhadapnya, enzim di dalam pembuluh darah jantung bermasalah sampai beliau pun hampir terkena serangan jantung. Hingga saat ini beliau masih merasakan Gejala sisanya, sesak dan nyeri pada dada, serta beliau harus mengonsumsi obat pengencer darah.
Reinfeksi
Dokter dewi dan rekan-rekan dokter lainnya menemukan kasus di mana ada pasien Covid yang sudah di nyatakan sembuh lalu beberapa hari kemudian pasien tersebut terinfeksi Kembali (Reinfeksi). Pasien mendatangi rumah sakit dengan keluhan mengalami sesak nafas dan pasien harus di rawat lagi di rumah sakit. Pasien tersebut mengalami ancaman gagal nafas. dr. Dewi menerangkan bahwa pasien yang terinfeksi virus covid-19 dan sudah di nyatakan sembuh harus tetap melakukan isolasi mandiri selama 2 minggu. Karna pada masa itu virus masih mengalami masa inkubasi. Ia berkata bahwa sebenarnya Ketika seseorang sudah terinfeksi virus tersebut imun dalam tubuh sudah mengalami beberapa kehancuran. Dan sangat berdampak pada paru-paru, jantung serta liver.
Siapapun Bisa Terinfeksi Covid-19
Sangat di sayangkan Ketika rumah sakit sudah mulai tenang dan kondusif dalam beberapa bulan ini, karna sudah banyaknya penurunan penderita covid. Lalu di hebohkan Kembali dengan adanya penjemputan massal yang dilakukan secara beramai-ramai bahkan satu sama lain saling berdesakan. Seorang dokter yang di gadang-gadang selalu mengikuti protokol kesehatan saja bisa terinfeksi, lalu bagaimana dengan Masa yang melakukan Penjemputan tersebut ? Covid-19 ini akan tetap menjadi masalah besar Ketika kebanyakan orang yang belum sadar bahwa virus ini Ada, dan yang menganggap ini konspirasi tidak akan pernah menyadari sampai dirinya sendiri atau orang terdekatnya merasakan dampak dari virus ini.
“Tetaplah jaga protokol Kesehatan, karena hanya kita-lah yang dapat menjaga diri kita sendiri dan bisa menjaga orang-orang yang kita sayangi,” Ujar dr. Dewi.
Ian Millard
Mahasiswa London School of Public Relations
Editor: Diana Pratiwi
Baca Juga:
Nasib Awak Kabin Maskapai Internasional Saat Pandemi
Dampak Covid-19 terhadap Pegawai Industri Penerbangan
Stop Mudik, Sayangi Keluarga di Kampung