Sikap Politik GMNI DPC Kota Samarinda Terhadap Kongres ke 19 GMNI (Sebuah Ruang bagi Dialog yang Irasional)

Perubahan yang sejati hanya dapat dilakukan melalui cara-cara perjuangan yang revolusioner. Perjuangan ini akan berlangsung dengan gejolak-gejolak yang penuh pengorbanan. Dengan demikian perlu penyusunan usaha-usaha perjuangan ini dengan sistematis. Harus ada program-program revolusioner yang berpijak pada basis material yang terjadi, serta kondisi kelas-kelas yang sedang berjuang.

Semestinya semua aktivitas kita dengan setiap periodenya, menjadi syarat demi syarat yang di sediakan oleh kita demi mengahadapi situasi revolusioner. Kongres, adalah ruang bagi kita utuk menjumlahkan seluruh kuantitas yang di ejawantahkan dalam aktivitas kader. Lebih lanjut, juga mengevaluasi semua aktivitas organisasi beserta hubungannya dengan situasi masyarakat yang terus bergerak.
Namun kebutuhan akan kongres tersebut, justru menjadi hal utopis, bagi hampir secara keseluruhan peserta kongres ke 19 yang di selenggarakan pada tanggal 05-10 september 2015 di Sikka/ Maumere/ Nusa Tenggara Timur.

Dialog dalam kongres, semestinya menghasilkan kesimpulan yang mengkualitaskan semua akivitas organisasi dari periode sebelumnya. Namun dominasi dari cara pandang yang irasional menjadikan kongres sebagai ruang perdebatan sentimentil dan tak bermakna. Sehingga harapan akan kemajuan organisasi, hanya menjadi simbol tanpa makna yang terucap dalam setiap kalimat pesan dan kesan atas kongres ke 19 GmnI tersebut.

Sikap DPC GmnI Kota Samarinda Atas Kongres ke 19 Gerakan mahasiswa nasional Indonesia
Sikap politik kita, adalah sebuah kritik terhadap situasi organisasi. Oleh karna itu, kritik tersebut semestinya di muarakan pada kebutuhan kita dalam menyediakan syarat demi syarat menuju cita-cita perjuangan, beserta hubungannya dengan situasi masyarakat yang terus bergerak.

1. Menghidupkan perdebatan dalam internal organisasi kita.
Perdebatan semestinya menjadi aktivitas dialois yang muncul akibat kebenaran otoritas manusia sebagai mahluk sosial. Dengannya suatu kebenaran, sifatnya dialogis terjadi karena aktivitas manusiawi yang selanjutnya menjadi perdebatan nyata dan material, dalam lapangan hidup manusia, sosial-organisatoris

2. Kebutuhan akan tugas memimpin barisan massa rakyat.
Misi perjuangan pembebasan Rakyat Marhaen, adalah kebutuhan sejarah sekaligus merupakan tugas manusiawi. Selanjutnya perjuangan politik adalah tugas moral sekaligus menjadi tugas ideologis dan filosofis.

3. Pengorgnisiran kaum marhaen dan pemetaan kekuatan revolusioner.
Penyatuan kekuatan revolusioner, merupakan tugas secara ideologis. Selanjutnya kebutuhan material menyediakan sebaran massa tertindas, yang perlu disatukan, serta membutuhkan penguatan kesadaran akan kondisi sosial, sebab-sebabnya serta bagaimana tindakan yang akan dilakukan.

4. Merumuskan proggram-proggram perjuangan sebagai sayarat yang harus di sediakan untuk menghadapi situasi yang revolusioner.
Mewujudkan kepemimpinan dalam gerak perjuangan massa, yang tentu saja Berdasarkan pemahaman akan kondisi evolusi sosial; bahwa sejarah hidup manusia adalah sejarah perjuangan kelas, antara yang tertindas dan penindas. Selanjutnya perlu bagi kita mengetahui siapakah musuh-musuh kaum marhaen, beserta pemahaman akan kekuatan-kekuatan perubahan, dan alat keperluan/kebutuhan dalam perjuangan

5. Menegaskan Kembali Thesis Marhaenisme.
Untuk dapat menegaskan kembal thesis marhaenisme, penting bagi kita untuk kembali melakukan pembacaan atas sejarah yang bergerak, nekolim/neolib,negara bangsa dan sosialisme, paket perjuangan demokratik dan sosialis, demokrasi ekonomi dan demokrasi politik, dewan rakyat/majelis rakyat;

6. Pentingnya koran bagi organisasi kita.
Koran, semestinya dapat menjadi alat bagi organiasi untuk membangun kesadaran revolusioner, pendidikan ideologi-politik-organisasi rakyat, penyatuan kekuatan rakyat, memimpin kesadaran massa, menghimpun pengalaman perjuangan, harmonisasi dan konsolidasi perjuangan massa serta menopang ekonomi mandiri organisasi.

7. Kebutuhan akan pembangunan Front Marhaenis dan Partai Socio-Nasionalis.
Pentingnya pembangunan front marhaenis dan partai socio-nasionalis guna menuntaskan revolusi kita yang belum selesai. Partai yang dengan sungguh-sungguh meyakini Marhaenisme dalam pemikiran dan tindakan sesuai perekembangan material yang ada.

Demikian sikap politik DPC GmnI Kota Samarinda, lebih dalam kritik ini menjadi sebuah kebutuhan mendesak bagi organisasi yang berada di ambang jurang kematian, dibuktikan dengan program-programnya yang semakin jauh dari cita cita perjuangan.

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI