Sistem Sekolah di Indonesia Bukan Pendidikan

Pendidikan didunia telah berubah sangat pesat. Tetapi anehnya sistem sekolah di Indonesia tidak berubah. Siswa menghabiskan bertahun-tahun dalam sistem yang sudah usang mempelajari subjek yang tidak akan pernah mereka gunakan dan mempersiapkan dunia yang tidak ada lagi. Sekolah hanya mempersiapkan orang untuk pekerjaan di dunia di mana mesin lebih dapat dipekerjakan. Sistem sekolah di Indonesia hanya menawarkan satu porsi untuk yang cocok saja namun tidak berfungsi untuk semua orang.

Sistem sekolah di Indonesia ini tidak mengejar ke dalam kemampuan bakat yang dimiliki individu dan di situlah membuat resah sekolah sudah kehilangan tanda efektifnya karena sejatinya sistem sekolah mempersiapkan apa yang diharapkan masyarakat, sistem sekolah program siswa tidak gagal dan jika mereka gagal, mereka dihukum, dikritik dan bahkan dikucilkan. Dalam upaya untuk menghindari kegagalan di dunia nyata, orang cenderung bermain aman, padahal pendidikan di sisi lain adalah tentang menumbuhkan kemampuan untuk belajar, berpikir, memahami, melakukan dan mengambil tindakan.

Pendidikan adalah tentang mempersiapkan diri untuk hidup tentang bagaimana memilih jalan hidupnya sendiri tidak peduli apa yang kita katakan karena pendidikan sejatinya tidak identik dengan sekolah. Sekolah dilakukan di sekolah, tetapi pendidikan bisa terjadi dimana saja.
Yang benar adalah bahwa pendidikan dapat terjadi tanpa bersekolah, dan sekolah juga dapat terjadi tanpa pendidikan. Sekolah mengajarkan kita “Apa” untuk berpikir, tetapi pendidikan tepatnya mengajarkan kita “Bagaimana” berpikir. Jangan pernah salah mendapatkan sertifikat untuk mendapatkan pendidikan. Banyak dari kita berasumsi bahwa kita telah dididik karena belajar di beberapa sekolah, perguruan tinggi atau universitas bergengsi. Karena banyak dari kita yang tidak peka bahwa begitu banyak lulusan tidak berpendidikan di dunia kita saat ini.

Bacaan Lainnya
DONASI

Kami yang termasuk dalam ekosistem ini perlu fokus pada pembelajaran daripada sekolah dan memperoleh Ijazah dan pilihan terbaik yang kamu miliki sekarang adalah bagaimana kamu bisa menjadi penguasa pendidikan dalam dirimu sendiri dan berusaha keras untuk mendapatkan pendidikan, bukan hanya ijazah.

Pendidikan terjadi hampir setiap hari dan dapat terjadi secepat yang kamu inginkan contohnya sering membaca artikel dan melek nonton Youtube setiap hari atau mendengarkan podcast atau menghadiri beberapa kegiatan seminar.

Jika apa yang ditawarkan oleh sistem sekolah tidak dapat diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah kemasyarakatan maka pendidikan belum terjadi. Jika apa yang ditawarkan sekolah tidak dapat memicu perubahan dalam kehidupan pribadi anda sendiri maka pendidikan belum terjadi. Jika apa yang ditawarkan sekolah bagi anda untuk lulus dan masih bergantung sepenuhnya pada sistem, maka pendidikan belum terjadi.

Jika apa yang ditawarkan sekolah adalah bagi lulusan untuk kembali ke rumah dengan sertifikat, namun tetap melihat ke orang tua mereka dengan sangat bangga maka pendidikan belum terjadi, karena kualifikasi akademis hanyalah selembar kertas.

Kami tidak berpendidikan jika semua yang didapat dari sekolah adalah sertifikat. Pendidikan nyata harus membantu menyelesaikan masalah setidaknya dimulai dari masalah kecil yang kamu alami. Misalnya masalah pribadi Anda sendiri. Oleh karena itu, sistem sekolah harus menciptakan pemberi solusi, inovator dan merevisi sistem menjadi lebih visioner dan lebih menekankan bakat yang dimiliki setiap individu. Sistem sekolah harus menciptakan aset bagi masyarakat dan kami sudah eneg selalu menunggu pemerintah, keluarga dan teman-teman untuk mendukung mereka jika ujung-ujungnya menganggur dan pendidikan harus membekali kita untuk mencari nafkah di dunia nyata.

Harrin Pramadhani
Mahasiswa Jurusan Teknologi Pendidikan
Universitas Negeri Semarang

Baca juga:
Polemik SKTM dalam Pendaftaran Sekolah, Betulkah Sudah Tepat Sasaran?
Dana Bos, Dana untuk Para Bos di Sekolah?
Sekolah (tidak) Semaumu

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI

Komentar ditutup.