Menjadi mahasiswa merupakan idaman di kalangan masyarakat, hal itu dibuktikan dengan banyak yang bersungguh-sungguh dalam belajar di bangku persekolahan terkhusus di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Namun menjadi mahasiswa membutuhkan berbagai pengorbanan yang tidak semudah membalikan telapak tangan. Banyak yang harus dikorbankan ketika ingin menjadi mahasiswa yaitu, berupa pengorbanan materil dan non-materil. Pengorbanan materil berupa segala sesuatu yang berupa uang atau benda, sedangkan pengorbanan non-materil yaitu berupa tenaga atau pikiran.
Bagi kalian yang ingin menjadi mahasiswa, bersiaplah menyediakan dana yang tidak sedikit. Seperti opini yang berjudul Uang Kuliah Tinggi Menjadi Problematik Bagi Mahasiswa (Mahsiswaindonesia.id) yang dibuat salah seorang mahasiswa Universitas Negeri Semarang (UNNES) yang bernama Dimas Sakti Maulana yang menjabat sebagai Menteri Kajian dan Strategis (Kastrat) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNNES. Dalam opini tersebut menjelaskan bahwa mahasiswa di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) banyak yang mengeluh mengenai permasalahan membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang tidak sedikit jumlahnnya serta tidak sesuai dengan kondisi ekonomi.
Namun sejalan dengan hal itu, pemerintah Indonesia sudah menjalankan kewajibannya dalam hal penyelenggaraan pendidikan melalui besiswa Bidikmisi. Hal tersebut sejalan dengan Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SPN) yang disahkan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) 11 Juni 2003 dan ditandatangani Presiden pada 8 Juli 2003 yang menerangkan pada pasal 5 ayat (1) disebutkan, “Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu”. Dengan adanya hal tersebut maka pemerintah melalui beasiswa bidikmisi berupaya mewujudkan suatu pendidikan yang bermutu dan menjadikan pendidikan lebih merata di seluruh wilayah di Indonesia.
Perlu dipahami bahwa beasiswa Bidikmisi merupakan beasiswa yang diperuntukan bagi siswa yang mempunyai latar belakang ekonomi yang kurang mampu dan mempunyai prestasi dalam bidang akademik maupun di bidang non akademik. Bidikmisi diperuntukan bagi mereka yang mempunyai akademik atau nilai disetiap mata pelajaran yang baik dengan trafik yang selalu meningkat. Sedangkan non-akademik yaitu mereka yang berprestasi di bidang olahraga maupun seni, seperti menjuarai perlombaan pencak silat, karate, renang, melukis, menari, menyanyi dan segala bentuk yang bersifat luar kelas.
Syarat mendaftar beasiswa bidikmisi yaitu dengan mengumpulkan berbagai persyaratan administrasi seperti, mengumpulkan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM), Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Keluarga (KK), Nomor Induk Siswa Nasional (NISN), Nomor Induk Sekolah (NIS), fotokopi rekening listrik, fotokopi rekening air, dan masih banyak persyaratan lainnya.
Mendapatkan beasiswa Bidikmisi merupakan hal yang sulit, banyak di luar sana siswa yang mengincar beasiswa Bidikmisi dan menunggu akan keputusan lolos dan tidaknya mendapatkan beasiswa tersebut. Alur mendapatkan beasiswa Bidikmisi yaitu dengan cara siswa lolos terlebih dahulu dari berbagai jalur masuk seperti jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), jalur Seleksi Mandiri (SM) atau Ujian Mandiri (UM) Perguruan Tinggi Negeri (PTN).
Dalam penerapannya, pemerintah melalui Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) sudah mengupayakan kesesuaian penerima Bidikmisi dengan berbagai program pengembangan, evaluasi sampai dengan monitoring, hal itu ditunjukan dibeberapa PTN di seluruh Indonesia. UNNES merupakan salah satu PTN yang banyak menerima mahasiswa bidikmisi, program yang baru dilaksanakan adalah Sosialisasi Radio Republik Indonesia (RRI) yang dilaksanakan pada hari Kamis, 13 Desember 2018.
Sejalan dengan hal tersebut, banyak mahasiswa yang non-bidikmisi yang mengkritik terdapat ketidak tepatan sasaran yang dikarenakan penampilan yang tidak sesuai dan faktor lain yang dinilai tidak mencerminkan seorang mahasiswa bidimisi.
Hirzanun Nafi’ Kusuma
Mahasiswa Jurusan Teknologi Pendidikan UNNES
Baca juga:
Hilangkan Istilah Sekolah Favorit
Sekolah dengan Kompetensi Abad Ke-21
Internasionalisasi Sekolah, Apakah Sudah Saatnya?