Soil Contamination (Pencemaran Tanah)

Pencemaran Tanah

Mengapa tanah perlu kita jaga? Apa pangaruhnya untuk kehidupan kita?

Tanah merupakan bagian penting dalam menunjang kehidupan makhluk hidup di muka bumi. Seperti kita ketahui rantai makanan bermula dari tumbuhan. Manusia, hewan hidup dari tumbuhan, sebagian besar dari makanan kita berasal dari permukaan tanah. Oleh sebab itu, sudah menjadi kewajiban kita menjaga kelestarian tanah. Akan tetapi, pencemaran tanah terjadi akibat kegiatan manusia. Pencemaran tanah adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi,  dan/atau  komponen  lain  ke  dalam  tanah  oleh  kegiatan  manusia  sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan tanah tidak dapat berfungsi  sesuai  dengan  peruntukannya. Masalah  yang  ditimbulkan pencemaran   tanah   berbeda-beda   tergantung   dari   jenis,   sumber,   jumlah   dan karakter komponen  pencemar  serta  dampaknya  terhadap  penurunan  fungsi  tanah tersebut. 

Tanah  yang  digunakan  untuk  pertanian  rentan  mengalami  pencemaran akibat  aktivitas  manusia  seperti  industi,  rumah  tangga,  pertambangan,  pertanian dan  lain-lain.  Pencemaran  pada  tanah  pertanian  merupakan  salah  satu  yang menghasilkan  masalah  serius  di  masyarakat,  karena  hal  ini  akan  mempengaruhi kualitas produk makanan yang akan dikonsumsi oleh manusia. Salah  satu  komponen  pencemar  tanah  pertanian  yang  berbahaya  adalah logam  berat,  karena  sifatnya  yang  tidak  dapat  terurai  (non  degradable),  tetap stabil dalam waktu yang cukup lama dan meracun bagi makhluk hidup meskipun dalam  konsentrasi  rendah.  Beberapa  jenis  logam  beratyang  merupakan  bahan pencemar  tanah  adalah Timbal  (Pb),  Kromium  (Cr),  Arsenik  (As),  Seng  (Zn), Kadmium  (Cd),  Tembaga  (Cu)  Merkuri  (Hg),  Dan  Nikel  (Ni).

Bacaan Lainnya

Masing-masing logam berat memiliki sifat, tingkat pencemaran dan dampak yang berbeda-beda di dalam tanah sehingga membutuhkan penanganan tertentu. Namun seiring berjalannya waktu, kesuburan yang dimiliki oleh tanah Indonesia banyak yang digunakan sesuai aturan yang berlaku tanpa memperhatikan dampak jangka panjang yang dihasilkan dari pengolahan tanah tersebut. Salah satu diantaranya, penyelenggaraan pembangunan Pembangunan kawasan industri di daerah-daerah pertanian dan sekitarnya menyebabkan berkurangnya luas areal pertanian, pencemaran tanah dan badan air yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas hasil/produk pertanian, terganggunya kenyamanan dan kesehatan manusia atau makhluk hidup lain. Sedangkan kegiatan pertambangan menyebabkan kerusakan tanah, erosi dan sedimentasi, serta kekeringan. Kerusakan akibat kegiatan pertambangan adalah berubah atau hilangnya bentuk permukaan bumi (landscape), terutama pertambangan yang dilakukan secara terbuka (opened mining) meninggalkan lubang-lubang besar di permukaan bumi. Ciri-ciri tanah tercemar: Tanah tidak subur, pH dibawah 6 (tanah asam) atau pH diatas 8 (tanah basa), Berbau busuk, Kering, Mengandung logam berat & Mengandung sampah anorganik.

1. Faktor Pencemaran Tanah

Limbah Domestik

Limbah domestik yang bisa menyebabkan pencemaran tanah bisa berasal dari daerah: pemukiman penduduk; perdagangan/pasar/tempat usaha hotel, kelembagaan misalnya kantor-kantor pemerintahan dan swasta, bisa berupa limbah padat dan cair. Limbah padat berbentuk sampah anorganik. Jenis sampah ini tidak bisa diuraikan oleh mikroorganisme (non-biodegradable), misalnya kantong plastik, bekas kaleng minuman, bekas botol plastik air mineral, dsb. Limbah cair berbentuk tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam tanah akan merusak kandungan air tanah dan bisa membunuh mikroorganisme di dalam tanah.

Limbah Industri

Limbah industri yang bisa menyebabkan pencemaran tanah berasal dari daerah pabrik, manufaktur, industri kecil, industri perumahan, bisa berupa limbah padat dan cair. Limbah industri yang padat atau limbah padat yang adalah hasil buangan industri berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan. Misalnya sisa pengolahan pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood, pengawetan buah, ikan daging dll. Limbah cair yang adalah hasil pengolahan dalam suatu proses produksi, misalnya sisa-sisa pengolahan industri pelapisan logam dan industri kimia lainnya. Tembaga, timbal, perak, khrom, arsen dan boron adalah zat hasil dari proses industri pelapisan logam.

– Limbah Pertanian

Limbah pertanian yang bisa menyebabkan pencemaran tanah merupakan sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah/tanaman, misalnya pupuk urea, pestisida pemberantashama tanaman, misalnya DDT. Sampah organik dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kompos dengan memperhatikan kandungan rasio carbon (C)/ Nitrogen (N) bahan kompos, ukuran bahan, campuran bahan, mikrooorganisme yang bekerja, kelembaban dan aerasi (penambahan oksigen), temperatur, serta keasaman (pH).

2. Dampak Pencemaran Tanah

– Pada Kesehatan

Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium, berbagai macam pestisida danherbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi.Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi. Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena leukemia. Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati. Organofosfat dan karmabat dapat menyebabkan gangguan pada saraf otot. Berbagai pelarut yang mengandung klorin merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat. Terdapat beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan kematian.

– Pada Ekosistem

Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik danantropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah tersebut rendah, bagian bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas. Banyak dari efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya tingkat Kematian anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut.

Sampah anorganik tidak ter-biodegradasi, yang menyebabkan lapisan tanah tidak dapat ditembus oleh akar tanaman dan tidak tembus air sehingga peresapan air dan mineral yang dapat menyuburkan tanah hilang dan jumlah mikroorganisme di dalam tanahpun akan berkurang akibatnya tanaman sulit tumbuh bahkan mati karena tidak memperoleh makanan untuk berkembang. Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.

Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memilikiwaktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.

3. Cara Penanganan Pencemaran Tanah

– Remediasi

Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi. Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.

– Bioremediasi

Bioremediasi merupakan pengembangan dari bidang bioteknologi lingkungan dengan memanfaatkan proses biologi dalam mengendalikan pencemaran. Bioremediasi bukanlah konsep baru dalam mikrobiologi terapan, karena mikroba telah banyak digunakan selama bertahun-tahun untuk mengurangi senyawa organik dan bahan beracun baik yang berasal dari limbah rumah tangga maupun industri. Hal yang baru adalah bahwa teknik bioremediasi terbukti sangat efektif dan mrah dari sis ekonomi untuk membersihkan tanah dan air yang terkontaminasi oleh senyawa-senyawa kimia toksik atau beracun. Teknologi bioremediasi oleh mikroba merupakan hasil pemikiran yang sistematik dari integrasi berbagai bidang ilmu, antara lain mikrobiologi, ekologi, fisiologi, biokimia, dan genetika yang dipadukan dengan menggunakan prinsip rekayasa untuk memaksimumkan reaksi metabolic mikroba yang diinginkan dalam pemulihan lingkungan yang tercemar. Pemahaman tentang mikrobiologi dan lingkungannya merupakan faktor penting dalam perkembangan teknologi biodegradasi. Kunci utama penentu keberhasilan pengolahan limbah pencemar di lingkungan secara biologi adalah mengetahui faktor-faktor yang berinteraksi dalam biodegradasi itu sendiri.

Secara umum diketahui bahwa logam berat merupakan unsur yang berbahaya di permukaan bumi, sehingga kontaminasi logam berat di lingkungan merupakan masalah yang besar. Persoalan spesifik logam berat di lingkungan terutama akumulasinya sampai pada rantai makanan dan keberadaannya di alam menyebabkan keracunan terhadap tanah, udara maupun air. Bahan pencemar senyawa anorganik/mineral misalnya logam-logam berat seperti merkuri (Hg), kadmium (Cd), Timah hitam (pb), tembaga (Cu), timbal (Pb), dan garam-garam anorganik. Bahan pencemar berupa logam-logam berat yang masuk ke dalam tubuh biasanya melalui makanan dan dapat tertimbun dalam organ-organ tubuh. Mikroba memerlukan logam sebagai fungsi struktural dan katalis serta sebagai donor atau reseptor elektron dalam metabolisme energi.

4. Cara Pencegahan Pencemaran Tanah

  • Sebelum dibuang ke tanah senyawa sintetis sebaiknya diuraikan lebih dahulu. Jika bisa di daur ulang, lakukan proses daur ulang.
  • Menumbuhkan kesadaran pada masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya
  • Sampah dipisahkan menurut jenisnya.
  • Jangan buang limbah detergen ke tanah & gunakan pestisida sesuai dosis.

Rizka Ayu Haryeni
NIM 25117093
Mahasiswa Teknik Lingkungan ITERA 2017 Institut Teknologi Sumatera (ITERA)

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0811-2564-888
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI