Tiktok menjadi media sosial yang digandrungi oleh segala kalangan. Meskipun aplikasi ini ada sejak tahun 2016, kemunculan TikTok semakin marak penggunanya sejak tahun 2019 akibat adanya covid-19. Berbagai hiburan tersebar dari konten individu sampai kelompok tertentu yang dapat ditonton oleh pengguna TikTok.
Aplikasi yang mudah digunakan ini juga menjadi sarana penyebaran komunitas maupun kelompok tertentu, salahsatunya adalah LGBT yaitu akronim dari Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender. Komunitas yang hingga saat ini mengunggah sebanyak 65 konten video ini mempunyai sebanyak 1.5 miliar followers Tiktok.
Jika melihat fitur-fitur yang disediakan oleh TikTok kepada penggunanya akan memudahkan pencarian topik apa saja yang sesuai dengan pencarian penggunanya. Jika kita mengetik LGBT pada kolom pencarian TikTok akan muncul berbagai opsi seperti pencarian teratas, pengguna, video yang terkait, suara, fitur berbelanja stuff LGBT, tontonan live dari anggota komunitasnya dan tagar.
Fitur ini menjadikan sarana bagi anggota komunitasnya untuk eksis dalam menyebarkan gerakan LGBT. Tak hanya video yang berasal dari luar negeri saja, konten LGBT ini juga banyak datang dari Indonesia.
Fenomena LGBT di Indonesia tentunya menjadi hal yang tabu, dikarenakan lebih banyak masyarakat Indonesia telah ‘dijejali’ mengenai pengajaran agama, moral dan etika yang tentunya hal orientasi seksual yang menyimpang ini menjadi susah diterima. Masuknya LGBT di Indonesia diakibatkan oleh adanya globalisasi yang akhirnya memunculkan konsep minoritas.
LGBT di Indonesia muncul pada tahun 1982 di Solo, Jawa Tengah dengan nama Lambda Indonesia yang semakin tahun berkembang di berbagai Kawasan di Indonesia termasuk Yogyakarta, Pasuruan dan pada sampai tahun 2013 kelompok ini telah tersebar di berbagai kota di Indonesia seperti Surabaya dan Jakarta.
Indonesia merupakan negara kelima terbesar di dunia dalam penyebaran LGBT setelah China, India, Eropa dan Amerika. Populasi LGBT di Indonesia mendapatkan survey dari Lembaga independent dalam dan luar negeri yang menyebutkan bahwa Indonesia memiliki populasi LGBT sebanyak 3% yang bisa dikatakan 7,5 Juta penduduk Indonesia bagian dari LGBT dari Jumlah seluruh total penduduk Indonesia sebanyak 250 Juta (Onhit, 2016).
Pada penyebaran LGBT di media sosial terutama TikTok, terlihat banyak sekali konten yang menayangkan keromantisan hubungan antar pasangan bagian dari LGBT. Pada beberapa video terlihat sesama jenis perempuan menyukai perempuan, maupun laki-laki menyukai sesama jenisnya diperlihatkan dalam konten di TikTok. Hal ini juga menjadi akibat dari globalisasi yang datang ke Indonesia.
Penayangan video LGBT akan muncul pada fitur FYP atau For Your Page dimana menayangkan video yang cocok untuk ditonton oleh penggunanya terlepas dari umur, jenis kelamin dan orientasi seksual penontonnya.
Sehingga dalam hal ini perlu adanya pantauan, wawasan pemikiran dan kesadaran penonton akan dampak globalisasi yang terjadi. Seperti, melihat konten mengenai kreasi Indonesia Merdeka untuk membangun rasa nasionalisme, bijak dalam bersikap seperti menerima anggota komunitas LGBT tetapi tidak membenarkan apa yang dilakukan mereka, tidak gegabah dalam memberi nasehat orang yang akan maupun sudah masuk dalam LGBT dan juga menerapkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Penulis: Dita Ayu Nuraeni
Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Malang Jurusan Hubungan Internasional