4 Inovasi Belajar Bahasa Indonesia dengan Sentuhan Aroma dan Rasa

4 Inovasi Belajar Bahasa Indonesia dengan Sentuhan Aroma dan Rasa
Sumber: pexels.com/Mikhail Nilov

Umumnya belajar bahasa Indonesia identik dengan membaca buku, menghafal teks, atau menulis paragraf.

Kebanyakan teknik belajar itu menggunakan indra penglihatan dan pendengar. Tapi, bagaimana jika belajar bahasa melibatkan indra perasa dan penciuman?

Ya, belajar tak lagi sekadar otak saja, tetapi juga melibatkan hidung dan lidah.

Bayangkan, jika belajar menulis puisi sambil mencium aroma tertentu, seperti kopi, rempah-rempah dan bunga, atau sambil mencicipi makanan.

Bacaan Lainnya

Dengan menerapkan cara ini, belajar bahasa Indonesia bisa lebih seru dan menyenangkan!

Nah, berikut ini 4 inovasi menarik dan seru yang dapat diterapkan di kelas bahasa Indonesia melalui aroma dan rasa. Yuk, simak bersama!

Baca Juga: Pengaruh Pemilihan Tontonan yang Baik terhadap Perkembangan Bahasa Anak

1. Deskripsi Makanan dalam Teks Eksposisi

Teks eksposisi merupakan teks yang menjelaskan suatu topik secara informatif dan objektif.

Kini, belajar teks eksposisi bisa jadi kegiatan yang menyenangkan kalau dikaitkan dengan pengalaman mencicipi makanan.

Cara ini bisa membantu siswa dalam mengeksplorasi informasi. Wow, gimana ya caranya?

Guru bisa menentukan makanan sebagai topik pembahasan, misalnya, dampak negatif mengonsumsi gula secara berlebih.

Sebelum menulis teks eksposisi, guru bisa mengajak siswa untuk mencicipi suatu makanan dan mencermati sensasi rasanya.

Sensasi rasa yang muncul tadi bisa membantu siswa memperkaya informasi yang dikumpulkan.

Baca Juga: Cara Mengenalkan Bahasa Inggris kepada Anak Sejak Dini

2. Aroma Jadi Inspirasi Menulis Puisi?

Menulis puisi adalah kegiatan yang mengandalkan imajinasi dan inspirasi.

Namun, sudah biasa bukan, jika inspirasi diperoleh dari apa yang kita lihat atau dengar?

Nah, aroma juga bisa loh, jadi inspirasi menulis puisi. Cara ini tentunya bisa membuat pembelajaran menjadi lebih seru!

Guru bisa menyiapkan berbagai benda yang memiliki aroma khas, seperti kopi, minyak esensial atau kayu manis.

Guru juga bisa mengajak siswa menelusuri ingatannya. Bagaimana aroma tanah setelah hujan turun?

Nah, aroma-aroma itu akan membangkitkan perasaan dan kenangan yang bisa dituangkan dalam puisi.

Sehingga saat menulis puisi, aroma-aroma tadi bisa membantu siswa dalam mengungkapkan kata-kata yang mewakili isi hatinya.

Inovasi ini akan membuat siswa jadi lebih puitis.

Baca Juga: Peran Media Sosial dalam Pembentukan Bahasa Gaul di Kalangan Generasi Alpha

3. Bercerita Lewat Rasa!

Inovasi yang satu ini juga cocok digunakan ketika siswa belajar teks narasi loh!

Caranya gampang dan sederhana, tapi bisa menghasilkan gaya belajar yang lebih seru dan menarik.

Guru bisa membawa beberapa makanan dan minuman khas daerah atau umum yang sering dijumpai, misalnya klepon, rujak, es cendol dawet, dan lain-lain.

Kemudian siswa diminta untuk mencicipi satu makanan atau minuman secara acak dengan mata tertutup.

Setelah mencicipi, mereka harus menebak rasa yang dirasakan.

Selanjutnya siswa harus membuat cerita pendek berdasarkan pengalaman rasa tersebut ke dalam bentuk teks narasi.

Baca Juga: Hubungan Berpikir Kritis dengan Kemampuan Menulis Teks Narasi

Sambil menginstruksikan penugasan kepada siswa, guru bisa memberikan pertanyaan-pertanyaan pemantik seperti:

“Apa kenangan yang muncul ketika kalian mencicipi makanan tadi?”

“Jika rasa ini sebuah tempat, seperti apa tempat itu?”

“Bayangkan kalian sedang berada di sebuah tempat itu. Ceritakan pengalaman kalian dalam bentuk cerita narasi lengkap dengan tokoh, latar, alur, dan peristiwa. Sertakan unsur rasa sebagai bagian penting dari cerita!”

Kegiatan ini nggak cuma bikin siswa pandai jelasin rasa, tapi juga dapat mengembangkan kemampuan bercerita dan merangkai alur narasi yang menarik.

Siswa belajar menggunakan diksi yang sesuai dan deskriptif saat menulis teks narasi berdasarkan pengalaman mencicipi makanan!

4. Slogan dan Poster dari Aroma dan Rasa!

Inovasi cara belajar bahasa Indonesia yang satu ini wajib dicoba oleh guru atau tenaga pengajar!

Kegiatannya yaitu bikin slogan dan poster dari pengalaman mencicipi makanan, mencium rempah-rempah, dan bumbu dapur.

Gampangnya gini, caranya masih sama dengan “Bercerita Lewat Rasa!” lalu guru hanya perlu menambahkan medianya dengan rempah atau bumbu dapur, misalnya jahe, kencur, kopi, dan lain-lain.

Baca Juga: Sosialisasi Penerapan Kegiatan Membaca Cerita Anak

Selain menggunakan aroma rempah dan bumbu dapur, guru juga bisa menggunakan media yang lain, contohnya aroma parfum, aroma bunga, dan lain sebagainya.

Intinya yang masih bisa dijangkau deh!

Nah, dari aroma dan rasa yang sudah dipelajari, siswa diminta membuat slogan yang menarik dalam bahasa Indonesia. Contohnya:

Parfum: “Semprotkan Percaya Dirimu.”

Rujak: “Manis, Pedasnya Cinta Ibu.”

Setelah membuat dan menghasilkan slogan yang oke, siswa dapat membuat poster sederhana yang cocok dan menyatu sama slogan tersebut.

Dengan adanya kegiatan ini belajar bahasa Indonesia jadi nggak bosenin dan siswa jadi lebih kreatif dalam memilih kata serta belajar menyampaikan pesan secara visual dan menarik.

Baca Juga: Eksistensi Bahasa Indonesia dari Masa ke Masa

Itulah tadi inovasi belajar bahasa Indonesia melalui aroma dan rasa.

Jadi, belajar bahasa Indonesia bukan hanya sekadar membaca atau menghafal saja.

Dengan inovasi ini, belajar bahasa Indonesia tidak hanya menjadi sebuah pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, tetapi juga menjadi pembelajaran yang menguatkan memori dan pemahaman.

 

Penulis:
1. Hida Hudria Nasya
2. Wakhidatul Arifah
Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Jember

Editor: Siti Sajidah El-Zahra
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses