Sebagaimana dijelaskan oleh Ghufron dan Risnawita (2014:8), individu adalah satu kesatuan, dan masing-masing memiliki karakteristiknya sendiri, sehingga tidak ada individu yang serupa. Perbedaan horizontal adalah perbedaan antar individu dalam aspek psikologis seperti tingkat kecerdasan, minat, bakat, ingatan, emosi, dan kepribadian.
Perbedaan terkait vertikal adalah perbedaan individu dalam aspek fisik seperti bentuk, ukuran, kekuatan, dan daya tahan. Beberapa sesuai dengan gaya belajar tertentu, sementara yang lain tidak. Hal ini menunjukkan bahwa setiap siswa memiliki kemampuan dan metode belajar yang berbeda-beda.
Gaya belajar adalah cara tercepat dan terbaik untuk menerima, menyerap, mengatur, dan memproses informasi, gaya belajar setiap orang berbeda-beda. Menurut De Porter dan Hernacki, “Gaya belajar adalah kombinasi dari bagaimana informasi diserap, kemudian diatur, dan diproses.”
Willing mendefinisikan gaya belajar sebagai kebiasaan belajar favorit pembelajar. Keefe melihat gaya belajar sebagai cara bagi pemirsa untuk merangkul, berinteraksi, dan melihat lingkungan. Menurut Sukadi, gaya belajar adalah kombinasi dari bagaimana orang menyerap pengetahuan dan bagaimana mereka mengatur dan memproses informasi dan pengetahuan yang mereka terima.
Menurut S. Nasution, gaya belajar adalah cara yang konsisten bagi siswa untuk mengumpulkan, mengingat, berpikir, dan memecahkan masalah dengan menangkap informasi atau stimulus. Menurut Bobbi De Poter dan Mike Hernacki, gaya belajar secara umum dibagi menjadi tiga kelompok: gaya belajar visual, gaya belajar auditori, dan gaya belajar kinestetik.
Menurut hasil survei, 29% adalah gaya belajar visual, 34% adalah gaya belajar auditori, dan 37% adalah gaya belajar kinestetik. Gaya belajar visual adalah gaya belajar dengan cara melihat, mengamati, dan menatap. Kekuatan gaya belajar ini terletak pada indera penglihatan.
Bagi orang-orang dengan gaya ini, mata adalah alat yang paling peka untuk mendeteksi gejala dan rangsangan belajar. Siswa dengan gaya belajar visual memiliki nada suara bernada tinggi, lebih suka berbicara cepat tanpa mendengarkan orang lain, berbicara tatap muka, berpakaian sopan, senang membaca, dan cepat, mudah lupa saat marah, tapi cenderung diam dan sebagainya.
Terdapat beberapa strategi atau cara dalam mengajar yang sesuai dengan gaya belajar visual, yaitu sebagai berikut:
Baca Juga: Belajar dengan Efektif Melalui Metode Jigsaw
- Berikanlah buku-buku yang banyak ilustrasi gambar dan warnanya;
- Memperluas penggunaan gambar seperti foto, bagan, dan peta untuk memanfaatkan teknologi seperti multimedia atau komputer, OHP, camcorder, umpan video langsung/ TV sirkuit tertutup, foto, dan internet;
- Dorong siswa untuk menggunakan stabilo atau menggarisbawahi bagian penting dari catatan atau buku catatan mereka;
- Perhatikan pencahayaan di area inspeksi. Tipe visual sangat dominan dan menggunakan visi. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan pencahayaan yang dipelajari anak-anak;
- Hindari “polusi visual” di lingkungan yang mereka pelajari. Tipe visual sangat mudah terganggu oleh visual;
- Pastikan buku catatan Anda lengkap dan tidak ada catatan yang terlewat. Anak-anak terutama belajar melalui bahan tertulis seperti memo;
- Visualisasikan apa yang mereka coba ingat. Ketika siswa mempelajari sesuatu, mereka tidak hanya mengingat teks, tetapi mendorong mereka untuk membayangkan apa yang terjadi;
- Catat kembali materi pelajaran. Pembelajar visual cenderung tertib dan menyukai hal-hal yang singkat dan jelas;
- Gunakan warna sebanyak mungkin untuk menandai tugas/ tugas siswa Anda, karena warna adalah stimulus utama untuk tipe visual;
- Minta siswa untuk menjelaskan pemikiran mereka dengan gambar dan teks;
- Penggunaan peta pikiran.
Gaya belajar auditorial adalah gaya belajar yang cenderung memperoleh informasi yang terbaik dan paling efektif melalui pendengaran (audio).
Baca Juga: Penerapan Metode Permainan untuk Menumbuhkan Motivasi Belajar Matematika Siswa sejak Usia Dini
Ciri-ciri gaya belajar auditorial adalah siswa memiliki suara yang jelas dan kuat, lebih suka berbicara melalui perantara seperti telepon, mendengarkan orang lain, dan sering ingin berbicara sendiri, bergumam, banyak bicara, membaca, dan saat marah mereka cenderung mengekspresikannya dengan marah, mendengarkan musik, atau dalam diskusi kelompok.
Strategi atau cara mengajar untuk orang dengan gaya belajar auditorial adalah sebagai berikut:
- Guru dapat mengajak siswa untuk berpartisipasi dalam diskusi;
- Dorong anak-anak untuk membaca materi dengan nyaring;
- Gunakan musik atau nyanyikan;
- Guru dapat menggunakan rekaman untuk mendorong anak merekam materi pada kaset dan mendengarkannya sebelum tidur;
- Gunakan audio untuk pembelajaran selama pembelajaran (musik, radio, dan lain-lain);
- Sering memberi pertanyaan;
- Minta anak Anda untuk menjelaskan dengan kata-kata alih-alih menulis;
- Hindari “polusi suara”. Anak-anak sangat sensitif terhadap suara dan suara yang dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk berkonsentrasi belajar.
Gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar dengan cara bergerak. Intinya mengutamakan belajar indera perasa dan gerak tubuh. Orang dengan gaya belajar ini merasa lebih mudah untuk belajar ketika mereka bergerak, menyentuh, dan bertindak.
Gaya belajar sensorik motorik ditandai dengan kecenderungan berat dalam bersuara, sering menggunakan bahasa tubuh dan gerakan, serta tidak mampu berbicara atau duduk dengan lambat. Untuk waktu yang lama, belajar mencintai berjalan, seperti permainan, olahraga dan aktivitas fisik.
Baca Juga: Mengetahui dan Memahami Modalitas atau Gaya Belajar
Adapun cara mengajar untuk orang dengan gaya belajar kinestetik adalah sebagai berikut:
- Peningkatan praktik lapangan (wisata);
- Proses demonstrasi atau pertunjukan langsung;
- Buat model-model atau contoh;
- Belajar tidak harus dilakukan sambil duduk. Biasanya tidak dilakukan oleh siswa lain, tetapi dapat dilakukan dalam posisi duduk yang nyaman;
- Perbanyak latihan di lab;
- Dapat diingat saat bergerak, berjalan, atau mondar-mandir;
- Peningkatan simulasi dan permainan peran;
- Minta anak untuk berdiri atau bergerak saat menjelaskan sesuatu;
- Jangan biarkan anak Anda belajar terlalu lama;
- Memungkinkan anak-anak mengunyah permen karet sambil belajar;
- Dorong siswa untuk menggunakan warna-warna cerah untuk menekankan apa yang penting saat membaca.
Setiap guru perlu mengetahui gaya belajar setiap siswa. Gaya belajar mempunyai peran penting dalam proses pembelajaran, prestasi, dan hasil belajar siswa. Ada beberapa cara untuk mengenali gaya belajar siswa yaitu dengan observasi langsung, observasi mendetail, atau penyebaran angket kepada siswa, tetapi hanya di kelas tinggi.
Observasi mendetail terhadap siswa merupakan berbagai metode pembelajaran di kelas. Pertama, menggunakan metode ceramah, guru dapat memperhatikan siswa yang mendengarkan dengan antusias. Siswa yang antusias atau pendengar yang kuat adalah gaya belajar auditorial.
Yang kedua adalah menampilkan film, menggunakan video, menampilkan foto dan poster, menampilkan grafik, bagan, dan sebagainya. Hal ini memungkinkan guru untuk melihat siswa dengan gaya belajar visual. Ketiga adalah penggunaan latihan atau simulasi.
Baca Juga: Metode Psikodrama pada Gerakan Sekolah Menyenangkan
Siswa dengan gaya belajar kinetik akan sangat senang dengan kegiatan belajar tersebut. Selain itu, guru dapat mengatur tugas untuk memungkinkan siswa memilih bagaimana melanjutkan sesuai dengan gaya belajar mereka.
Selain perlu mengetahui tentang gaya belajar visual, auditorial, dan sensasi kinestetik, guru juga perlu mengetahui gaya belajar lingkungan yang disukai siswa. Lingkungan berupa suara-suara kecil, kebisingan, musik atau percakapan, sikap tubuh yaitu duduk di kursi, duduk di lantai, berbaring, dan bebas.
Interaksinya dengan orang lain; pencahayaan yang terang, cahaya redup, atau jenis cahaya lain dari sinar matahari atau jendela, dan temperatur atau suhu.
Dengan mengenali gaya belajar setiap siswa, guru menetapkan tujuan yang berlaku untuk semua siswa, memilih materi sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan siswa, dan menggunakan metode pembelajaran yang dapat menerapkan semua gaya belajar.
Metode pembelajaran ini mencakup tiga aspek penting: pengajaran guru, perilaku dan ekspresi siswa, dan partisipasi siswa.
Baca Juga: Menerapkan Pembelajaran Inovatif pada Tingkat Sekolah Dasar
Guru dapat mengajar dengan berbagai cara, antara lain seperti memberikan contoh yang sesuai dengan kenyataan, menggarisbawahi atau menekankan bagian-bagian penting, menyajikan materi dalam berbagai format (gambar, grafik, video, dan lain-lain), dan mempelajari pengetahuan yang sudah diasosiasikan siswa.
Tindakan dan ekspresi mencakup berbagai kegiatan yang dilakukan siswa dalam kelompok, berpasangan, atau secara individu. Guru dapat memberikan siswa pilihan untuk menerima materi dalam berbagai cara, berdasarkan kebutuhan dan gaya belajar mereka.
Penulis: Fadhila Ilma Ayu M.
Mahasiswa Jurusan/ Prodi PGSD Universitas Muhammadiyah MalangÂ
Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi