Mengetahui dan Memahami Modalitas atau Gaya Belajar

sumber Ig: wm.photogallery

Memahami gaya belajar pada setiap siswa merupakan cara terbaik untuk memaksimalkan proses belajar di kelas. Setelah siswa menemukan gaya belajar dan mengetahui metode terbaik untuk membantu dalam belajarnya.

Dapat dilihat kemampuan siswa memahami sesuatu akan berkembang dengan pesat di dalam kelas, bahkan di mata pelajaran yang sebelumnya dianggap susah dan rumit. Modalitas belajar adalah cara seseorang dalam menyerap informasi melalui indra yang dimilikinya.

Cara tercepat bagi otak untuk menyerap informasi, berinteraksi, dan berkomunikasi. Modalitas belajar ini digunakan untuk memanfaatkan gaya belajar siswa, karena pemanfaatan gaya belajar siswa yang tepat berpengaruh kuat terhadap keberhasilan proses belajar siswa.

Bacaan Lainnya
DONASI

Baca Juga: Pengaruh Model Pembelajaran Blended Learning Saat Pandemi Covid 19 terhadap Siswa SD

Pada umumnya setiap orang memiliki akses ketiga modalitas (visual-auditorial-kinestetik) tetapi hampir semua orang cenderung pada salah satu modalitas belajar yang berperan sebagai saringan untuk pembelajaran, pemrosesan, dan komunikasi.

Orang tidak hanya cenderung pada satu modalitas tertentu yang memberi mereka bakat dan kekurangan alami tertentu. Menurut Bobbi De Poter & Mike Hernacki secara umum gaya belajar manusia dibedakan ke dalam tiga kelompok besar, yaitu gaya belajar visual, gaya belajar auditorial, dan gaya belajar kinestetik.

Visual (Visual Learners)

Gaya belajar Visual menitikberatkan pada ketajaman penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar mereka paham. Gaya belajar seperti ini mengandalkan penglihatan atau melihat dulu buktinya untuk kemudian bisa mempercayainya.

Ada beberapa karakteristik yang khas bagi orang-orang yang menyukai gaya belajar Visual ini. Pertama adalah kebutuhan melihat sesuatu (informasi/ pelajaran) secara visual untuk mengetahuinya atau memahaminya, kedua memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna.

Ketiga memiliki pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik, keempat memiliki kesulitan dalam berdialog secara langsung, kelima terlalu reaktif terhadap suara, keenam sulit mengikuti anjuran secara lisan, ketujuh seringkali salah menginterpretasikan kata atau ucapan.

Baca Juga: Pola Tidur dapat Memengaruhi Perkembangan Emosi pada Anak

Karakteristik pelajar Visual:

  1. Cenderung melihat sikap, gerakan, dan bibir guru yang sedang mengajar;
  2. Bukan pendengar yang baik saat berkomunikasi;
  3. Saat mendapat petunjuk untuk melakukan sesuatu, biasanya akan melihat teman-teman lainnya baru kemudian dia sendiri yang bertindak;
  4. Tak suka bicara di depan kelompok dan tak suka pula mendengarkan orang lain. Terlihat pasif dalam kegiatan diskusi;
  5. Kurang mampu mengingat informasi yang diberikan secara lisan;
  6. Lebih suka peragaan daripada penjelasan lisan;
  7. Dapat duduk tenang di tengah situasi yang ribut dan ramai tanpa terganggu.

Auditori (Auditory Learners)

Gaya belajar Auditori (Auditory Learners) mengandalkan pada pendengaran untuk bisa memahami dan mengingatnya. Karakteristik model belajar seperti ini benar-benar menempatkan pendengaran sebagai alat utama menyerap informasi atau pengetahuan.

Artinya, kita harus mendengar, baru kemudian kita bisa mengingat dan memahami informasi itu. Karakter pertama orang yang memiliki gaya belajar ini adalah semua informasi hanya bisa diserap melalui pendengaran, kedua memiliki kesulitan untuk menyerap informasi dalam bentuk tulisan secara langsung, ketiga memiliki kesulitan menulis ataupun membaca.

Ciri-ciri gaya belajar Auditori:

  1. Mampu mengingat dengan baik penjelasan guru di depan kelas, atau materi yang didiskusikan dalam kelompok/ kelas;
  2. Pendengar ulung: anak mudah menguasai materi iklan lagu di televisi/ radio;
  3. Cenderung banyak omong;
  4. Tak suka membaca dan umumnya memang bukan pembaca yang baik karena kurang dapat mengingat dengan baik apa yang baru saja dibacanya;
  5. Kurang cakap dalam mengerjakan tugas mengarang/ menulis;
  6. Senang berdiskusi dan berkomunikasi dengan orang lain;
  7. Kurang tertarik memperhatikan hal-hal baru di lingkungan sekitarnya, seperti hadirnya anak baru, adanya papan pengumuman di pojok kelas, dan lain-lain.

Baca Juga: Mengenal Stres dan Belajar Manajemen Stres

Kinestetik (Kinestethic Learners)

Gaya belajar Kinestetik mengharuskan individu yang bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar Ia bisa mengingatnya. Tentu saja ada beberapa karakteristik model belajar seperti ini yang tak semua orang bisa melakukannya.

Karakter pertama adalah menempatkan tangan sebagai alat penerima informasi utama agar bisa terus mengingatnya. Hanya dengan memegangnya saja, seseorang yang memiliki gaya ini bisa menyerap informasi tanpa harus membaca penjelasannya.

Ciri-ciri gaya belajar Kinestetik yaitu:

  1. Menyentuh segala sesuatu yang dijumpainya, termasuk saat belajar;
  2. Sulit berdiam diri atau duduk manis, selalu ingin bergerak;
  3. Mengerjakan segala sesuatu yang memungkinkan tangannya aktif. Contoh: saat guru menerangkan pelajaran, dia mendengarkan sambil tangannya asyik menggambar;
  4. Suka menggunakan benda nyata sebagai alat bantu belajar;
  5. Sulit menguasai hal-hal abstrak seperti peta, simbol dan lambang;
  6. Menyukai permainan dan aktivitas fisik.

Mengoptimalkan Potensi Anak melalui Pemahaman Gaya Belajar

Gaya belajar adalah cara yang diambil oleh masing-masing orang dalam menyerap informasi baru dan sulit, bagaimana mereka berkonsentrasi, memproses, dan menampung informasi yang masuk ke otak.

Richard Bandler, John Grinder, dan Michael Grinder, dalam karya mereka Neuro Linguistic Programming (NLP) mengemukakan bukti kuat bahwa secara umum kita memiliki ciri belajar yang dominan yaitu: visual, auditori, dan kinestetik.

Penulis: Aida Rif’ah A.
Mahasiswa Jurusan PGSD UMM

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI