Apakah Hukuman Selamanya Efektif untuk Membentuk Perilaku Siswa?

Siswa
Membentuk Perilaku Siswa dengan Hukuman

Sekolah merupakan rumah kedua bagi anak untuk belajar tentang kehidupan dan membentuk perilaku siswa. Sekolah diharapkan dapat menjadi tempat yang nyaman dan aman bagi para siswa, bukannya menjadi tempat yang menakutkan.

Tetapi belakangan ini, banyak sekali siswa yang merasa takut untuk bersekolah. Hal itu disebabkan karena banyak hal yang membuat siswa tertekan, salah satunya ialah hukuman yang ia terima dari guru di sekolah.

Banyak guru menerapkan hukuman terhadap siswa untuk membentuk perilaku baik terutama siswa yang tidak disiplin. Namun hukuman tersebut tidak memberi dampak yang efektif bagi para siswa. Jadi apakah hukuman itu selamanya efektif untuk membentuk perilaku siswa?

Bacaan Lainnya
DONASI

Baca Juga: Warna Warni Gaya Belajar pada Siswa

Menurut salah satu tokoh psikolog BF Skinner, terdapat dua prinsip belajar yaitu reinforcement (penguatan) dan punishment (hukuman).

Penguatan diberikan dengan cara memberikan reward berupa pujian/ hadiah terhadap anak yang melakukan perbuatan baik, sedangkan hukuman diberikan dengan cara memberikan hukuman terhadap siswa yang melakukan kesalahan. Hukuman sendiri terdapat dua jenis yaitu hukuman positif dan negatif.

Hukuman positif dilakukan dengan cara memberikan perlakuan tidak menyenangkan untuk meniadakan perilaku negatif.

Kita pernah mendengar di beberapa sekolah bahwa penerapan hukuman positif ini telah banyak dilakukan oleh para guru terhadap siswanya yang berperilaku negatif, misalnya hukuman yang diperoleh oleh siswa yang datang terlambat dengan berjemur di bawah tiang bendera selama satu jam pelajaran.

Apakah hukuman seperti itu efektif bagi siswa untuk membentuk perilaku siswa? Jawabannya bisa efektif dan bisa juga tidak. Hukuman tersebut bisa efektif jika memberikan efek jera terhadap siswa dan membuat siswa sadar bahwa tindakannya itu tidak baik untuk dilakukan.

Hukuman tersebut bisa menjadi tidak efektif jika melukai hati siswa karena merasa tidak dipahami oleh guru, bisa juga jika siswa tersebut sudah masuk kategori ‘nakal‘.

Namun hukuman positif ini dapat menjadi efektif jika guru yang memberikan hukuman mengamati atau memperhitungkan karakter siswa. Jadi hukuman positif tersebut tidak dapat dilakukan secara seragam bagi semua siswa.

Adapula hukuman negatif, yang diberikan dengan cara mengambil stimulus yang tidak menyenangkan untuk meniadakan perilaku siswa. Di era kemajuan digital ini, banyak orang tua yang kewalahan karena perilaku anak-anaknya yang sudah kecanduan gadget.

Para orang tua memberikan hukuman negatif kepada anaknya tersebut dengan cara menyita gadget untuk membuat si anak tidak lagi kecanduan bermain gadget. Apakah perilaku itu efektif? Pemberian hukuman negatif tersebut bisa efektif jika dilakukan secara berkala atau terus-menerus.

Namun juga mengandaikan, anak dapat menyadari bahwa perilakunya memang tidak baik. Sebaliknya, pemberian hukuman negatif tersebut menjadi tidak efektif jika dilakukan hanya satu dua kali dan tidak sampai membuat si anak menyadari bahwa perilakunya tidak baik untuk diteruskan.

Baca Juga: Pentingnya Mengenali Gaya Belajar Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran

Segala usaha atau perbuatan yang dilakukan oleh pendidik terhadap peserta didik seperti melarang, memberi perintah, menasehati, menghukum merupakan bagian dari pekerjaan mendidik.

Bentuk hukuman yang diberikan sebaiknya sesuai dengan bentuk kesalahannya dan dilakukan secara bertahap agar hukuman yang diberikan bernilai mendidik dan benar-benar bisa mengubah kebiasaan buruk dan tidak mengulanginya lagi, sehingga kegiatan belajar mengajar bisa berjalan kondusif.

Hukuman dalam dunia pendidikan tidak sebatas pada menjatuhkan hukuman pada anak karena suatu kesalahan, perlawanan, pelanggaran, melainkan juga untuk peningkatan kedisiplinan anak, memotivasi belajar dan perbaikan perilaku.

Pemberian hukuman setidaknya memperhatikan dua hal, yang pertama ialah hukuman diberikan secara langsung oleh pendidik dan pihak sekolah, berkaitan dengan pelanggaran dari norma sosial atau perbaikan tingkah laku dari tindakan amoral yang dilakukan oleh siswa.

Yang kedua ialah hukuman dijadikan untuk mendidik atau mengajar anak yang bertujuan untuk membentuk perilaku anak ke arah yang lebih baik serta meningkatkan kedisiplinan anak.

Melihat konsep mengenai hukuman dari ahli psikologi dan menurut pengalaman, maka pemberian hukuman menjadi efektif untuk membentuk perilaku siswa apabila guru memperhatikan karakteristik siswa dan pemberian hukuman sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan, jangan sampai berlebihan.

Dengan demikian, guru diharapkan mampu memahami karakteristik setiap siswa dan mengamati atau menilai siswa secara objektif supaya pemberian hukuman dapat menjadi efektif untuk mengubah perilaku siswa yang tidak baik.

Penulis: 
1. Cerrynzha Merary Criesdia P.
(272022005)
2. Anastasia Cempaka Novantri (272022006)
Mahasiswa PG PAUD Universitas Kristen Satya Wacana

Editor: Ika Ayuni Lestari     

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI