Teknologi berkembang dengan pesat dan membawa perubahan pada berbagai aspek kehidupan. Inovasi gencar dilakukan di segala bidang demi mewujudkan dunia yang semakin canggih. Salah satu inovasi yang tidak terbayangkan sebelumnya adalah metaverse.
Sebagian orang yang belum familiar dengan kata metaverse, metaverse berasal dari kata “meta” yang bermakna “melampaui” dan “universe” yang bermakna alam semesta. Jadi, metaverse memiliki makna melampaui alam semesta.
Secara etimologi, metaverse didefinisikan sebagai lingkungan digital imersif yang dihuni oleh avatar virtual. Avatar virtual pada metaverse merupakan representasi dari orang-orang yang bermain di dunia metaverse.
Baca Juga: Netiket Etika Berkomunikasi di Internet
Contoh metaverse yang cukup terkenal adalah Roblox. Jika anda pernah bermain Roblox, anda pasti mengetahui bahwa setiap pemain di Roblox memiliki avatarnya masing-masing. Dengan kata lain, orang-orang di dunia nyata bermain di dunia metaverse dengan menggunakan avatar sebagai representasi diri mereka di dunia tersebut.
Konsep metaverse cukup menarik karena dunia metaverse selalu aktif, menggunakan sistem real time, memiliki berbagai jenis platform virtual, dan setiap pengguna bertindak mewakili diri mereka sendiri seperti halnya di dunia nyata.
Dunia metaverse berisi konten-konten yang dibuat oleh pengguna. Oleh karena itu, dunia virtual ini terus berkembang dan tumbuh berdasarkan keputusan dan interaksi penggunanya. Secara konsep dunia metaverse mencerminkan dunia nyata yang tidak memiliki “akhir” dan terus berkembang seiring dengan bertambahnya pengguna yang menghuni dunia tersebut.
Baca Juga: Digital Marketing Menurut Para Ahli dan Manfaatnya bagi Pelaku Bisnis
Metaverse akan menjadi tempat di mana pengguna dapat mengakses dan berinteraksi dengan pengguna lainnya melalui dunia virtual. Dengan teknologi ini, orang dapat berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan hiburan dengan media yang belum pernah ada sebelumnya.
Peluang dan implikasi dunia metaverse pada bidang pemasaran
Dunia metaverse memiliki peluang yang cukup menjanjikan untuk menjadi media dalam memperkenalkan, mempromosikan, hingga menjual produk perusahaan. Dilansir dari website influencer marketing hub, diperkirakan sekitar 85 juta pengguna internet akan mencoba menggunakan dunia virtual atau metaverse setidaknya selama satu bulan pada tahun 2021.
Hal ini mengindikasikan terdapat peluang yang cukup besar untuk melakukan branding maupun menjual produk di dunia metaverse. Selain itu, dunia metaverse merupakan dunia virtual yang terdesentralisasi.
Artinya, dunia metaverse tidak memiliki server maupun administrator dan berjalan secara mandiri sesuai dengan tindakan dari penggunanya sehingga memungkinkan pemasar dapat terhubung dengan basis pelanggan seperti di dunia nyata.
Baca Juga: Peluang Bisnis di Era Digital
Pemasaran di dunia metaverse bukan sekedar ide atau omong kosong belaka karena beberapa perusahaan besar telah menerapkan inovasi ini pada strategi pemasaran mereka.
Perusahaan-perusahaan besar tersebut di antaranya, Balenciaga, Gucci dan Hyundai. Balenciaga membuat sebuah video game, yaitu Afterward: the world of tomorrow. Dalam video game tersebut, pengguna dapat berkunjung ke toko virtual Balenciaga dan mencoba berbagai koleksi produk mereka.
Gucci juga telah melakukan pemasaran dan penjualan produk di salah satu metaverse, yaitu Zepeto. Di Zepeto, Gucci memasarkan dan menjual berbagai pakaian dan tas virtual yang dapat dibeli oleh pengguna melalui alat pembayaran Zepeto.
Brand lain yang telah melakukan pemasaran di Zepeto adalah Hyundai. Hyundai yang bekerja sama dengan Zepeto menciptakan sebuah inovasi, yaitu area test drive virtual yang memungkinkan pengguna untuk melakukan test drive mobil virtual Hyundai di Zepeto.
Strategi tersebut bertujuan untuk meningkatkan brand awareness konsumen terhadap perusahaan dan produk Hyundai.
Strategi pemasaran yang tepat dan dapat diterapkan di dunia metaverse
1. Pahami nilai-nilai target pasar
Melansir dari www.influencermarketinghub.com, dalam melakukan pemasaran, pemasar harus memperhatikan nilai-nilai generasi milenial dan z sebagai target pasar. Hal ini disebabkan oleh generasi z merupakan pengguna setia dari beberapa bentuk metaverse, seperti Roblox dan Zepeto. Dengan memahami nilai-nilai mereka, pemasar dapat mengeksplorasi cara pemasaran yang dapat dilakukan di dunia metaverse.
2. Sesuaikan strategi branding
Untuk mengoptimalkan dan menyukseskan pemasaran produk di metaverse, perusahaan perlu menyesuaikan model bisnisnya di dunia virtual. Setelah itu, perusahaan dapat menetapkan strategi branding yang tepat sesuai dengan jenis produk yang akan dipasarkan.
3. Menciptakan mindset jangka panjang
Sebelum melakukan pemasaran di metaverse, perusahaan harus menciptakan mindset atau pola pikir bahwa dunia metaverse dapat menarik konsumen dalam jangka panjang. Mindset ini dapat mendorong perusahaan untuk membangun strategi dan target pemasaran jangka panjang yang relevan. Pemasaran dalam jangka panjang tentunya lebih menguntungkan dibandingkan pemasaran yang hanya dilakukan untuk jangka pendek.
4. Merekrut ahli teknologi
Untuk mengembangkan brand di dunia metaverse, perusahaan memerlukan talent yang ahli dalam bidang teknologi. Hal ini bertujuan agar perusahaan dapat terus mengembangkan teknologi canggih yang dapat meningkatkan ketertarikan konsumen terhadap brand perusahaan.
5. Menciptakan pertunjukkan dan produk virtual
Manajer dapat menciptakan pertunjukan dan produk virtual di dunia metaverse. Manajer juga dapat bekerjasama dengan platform virtual yang telah tersedia seperti roblox. Salah satu brand yang telah menerbitkan produk virtual adalah Coca-Cola. Brand tersebut meluncurkan NFT virtual yang dapat dikenakan di dunia virtual seperti jaket di Metaverse Decentraland.
Baca Juga: Lebih Baik Branding atau Marketing pada Saat Memulai Bisnis?
Metaverse menciptakan peluang baru bagi pemilik bisnis untuk menyentuh basis dengan konsumen. Dengan mengintegrasikan konsep metaverse ke dalam strategi pemasaran digital. Anda dapat menarik perhatian orang-orang yang ingin memperkaya pengalaman konsumen online mereka.
Anda dapat mencapai ini dengan menggunakan kata metaverse dalam deskripsi produk Anda atau judul blog atau artikel tentang produk atau layanan Anda. Dengan cara ini, mesin pencari seperti Google atau Bing dapat dengan mudah menemukan merek Anda.
Saat menjelajah internet, pengguna biasanya hanya dapat membaca teks atau melihat gambar dan video. Di metaverse, orang dapat merasakan produk atau layanan Anda melalui avatar mereka menggunakan perangkat lunak dan perangkat yang dibantu AI.
Baca Juga: Adopsi Digital Marketing Guna Pulihkan Ekonomi Masyarakat di Kala Pandemi
Misalnya, jika Anda menjual pakaian, perhiasan, atau alas kaki, calon pelanggan Anda dapat mencobanya sebelum membeli, seperti yang akan terjadi di toko fisik. Namun di metaverse orang tidak harus meninggalkan rumah mereka.
Penulis: Amanda Pramesty Putri & Nada Farhanah
Mahasiswi S1 Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB University
Editor: Ika Ayuni Lestari
Sumber :
Faridani, Andrew. (2021, Desember 21). Why The Metaverse Is Marketing’s Next Big Thing. Diakses dari (https://www.forbes.com/sites/forbesbusinessdevelopmentcouncil/2021/12/21/why-the-metaverse-is-marketings-next-big-thing/?sh=6fa4fcd25f0b)
Goodfellow, Jessica. (2021, Oktober 7). Marketing in the metaverse: The biggest opportunities for brands. Diakses dari (https://www.campaignasia.com/article/marketing-in-the-metaverse-the-biggest-opportunities-for-brands/473059)
Mileva, Geri. (2022, April 26). A Deep Dive into Metaverse Marketing. Diakses dari (https://influencermarketinghub.com/metaverse-marketing/)
https://popupsmart.com/blog/metaverse-marketing
