Dilema Bagi Pendidikan Kita

Pendidikan kita di Tanah Air, semakin hari semakin tumbuh. Kemajuan pendidikan telah mengantarkan kita kepada sebuah kemajuan yang dapat kita rasakan seperti sekarang ini. Pola pendidikan mulai ditingkatkan, seiring dengan tuntutan zaman. Jika sebelumnya proses pendidikan di ruang kelas diserahkan pada Guru, tetapi untuk saat ini pola tersebut telah diubah dengan metode yang lebih efektif dan efisien. Ruang kelas lebih terbuka, dimana para siswa dituntut untuk mencari ide dan gagasan selain yang diberikan oleh guru. Pendidikan betul-betul  menghadirkan suasana kegembiraan sekaligus rasa nyaman dalam belajar.

Namun, jika kita menilik sebentar dari perspektif lain, kita menemukan  pendidikan kita yang demikian nyaman ternyata masih diselimuti dengan cara berpikir yang agak keliru. Kekeliruan kita dalam memandang pendidikan tersebut sangat nampak dari cara kita berpikir tentang pendidikan itu sendiri. Contoh nyata atas cara berpikir demikian, ialah, di tengah masyarakat tempat kita menetap, kita akan menemukan banyak sekali ungkapan-ungkapan masyarakat yang lebih melihat pendidikan sebagai ruang yang membentuk manusia menjadi pintar.

Realitas tersebut bahkan hari ini telah mengakar dalam masyarakat. Seolah pendidikan ditempatkan sebagai sarana dalam membentuk manusia menjadi seorang yang pintar. Pertanyaannya, siapakah yang bisa disalahkan atas hal ini? Kita tidak bisa melemparkan kesalahan tersebut pada pundak seorang yang berpendidikan. Tetapi juga, kita tidak  bisa mengarahkan kesalahan yang sama pada diri masyarakat. Lantas siapakah yang salah? Di sini kita tidak bisa menentukan siapa yang salah dan siapa yang benar dalam perkara semacam ini. Baik  masyarakat dan juga yang berpendidikan harus mampu memahami tujuan pendidikan. Lantas pertanyaan yang bisa diajukan, ialah, jika pendidikan tidak membentuk  manusia menjadi pintar, lantas untuk apa?

Bacaan Lainnya
DONASI

Membentuk Yang Bertaqwa
Pertanyaan di atas merupakan refleksi sekaligus persoalan yang harus kita pecahkan. Sehingga masyarakat dan yang berpendidikan betul-betul memahami akan tujuan dan manfaat dari pendidikan yang sebenarnya. Adanya pendidikan sebenarnya lebih mengedepankan pembentukan karakter pada setiap orang. Tujuan mulia pendidikan tidak lain, ialah, membentuk manusia yang bertaqwa mulai, baik kepada Tuhan maupun sesama. Tujuan tersebut harus dilekatkan pada diri setiap orang, yaitu melalui tindakan yang terwujud dalam kepribadian sehari-hari. Itulah tujuan yang selama ini kita lupakan dan telah kabur dari pikiran kita semua.

Membentuk manusia menjadi taqwa mulia, ialah, syarat utama dari pendidikan. Yang dibentuk dalam dunia pendidikan bukan sekedar manusia menjadi pintar, dan meraih nilai tertinggi selepas itu bekerja. Tetapi yang diutamakan ialah, pembentukan karakter, agar selepas itu setiap orang dapat menjalankan sesuatu sesuai dengan norma yang ada didalam kehidupan. Menjadi pintar itu mudah dan sangat gampang, tetapi membentuk manusia yang berkarakter mulia, itulah yang sangat sulit. Untuk itu, bukan menjadi manusia yang pintar tetapi menjadi manusia yang tetap berdiri sesuai dengan aturan masyarakat dimana kita hidup. Pendidikan merupakan motor penggerak dalam membentuk keperibadian manusia, sehingga lahirlah manusia yang jujur, berbakti, mencintai satu dengan yang lain dan sebagainya.

Jika pendidikan telah demikian tujuannya, lantas apakah kita masih berpikir bahwa pendidikan akan membentuk manusia menjadi pintar? Sekarang tidak ada lagi tempat untuk kita melihat aspek pendidikan sekaligus menuntut yang berpendidikan harus memenuhi semua kriteria tersebut. Sekaligus mari kita membuka cakrawala berpikir yang maju, modern dan sehat dalam mengembangkan dunia pendidikan kita di masa depan. Tanggungjawab untuk mencapai pendidikan yang demikian tidak hanya diletakan pada lembaga pendidikan, tetapi masyarakat harus punya andil besar dalam mengembangkan dunia pendidikan yang bertumpu pada aspek taqwa mulia.

Sehingga ruang pendidikan tidak lagi melulu berbicara dalam konteks membentuk manusia menjadi pintar, tetapi telah kita sepakati bahwa tujuan pendidikan,  ialah, membentuk manusia menjadi yang bertaqwa mulia. Kedepan pendidikan kita akan lebih sehat dalam melahirkan seorang yang kualitasnya terjamin sekaligus tidak diberatkan dengan tuntutan-tuntutan masyarakat yang demikian memberatkan. Semoga.

Patrisius Eduardus Kurniawan Jenila
Mahasiswa Administrasi Publik, Universitas Merdeka Malang

Baca juga:
Merevisi Revolusi Mental Pendidikan Nasional
Memahami Eksistensi Pendidikan
Dampak Pendidikan Karakter Terhadap Potensi Akademi Anak

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI