Hilangnya Akal Seorang Ibu Muda yang Telah Mencabuli Darah Dagingnya

Hilangnya Akal Seorang Ibu Muda
Ilustrasi Ibu dan Anak (Sumber: Media Sosial dari freepik.com)

Salah satu elemen penting dalam kehidupan yang semakin berkembang ke zaman modern adalah teknologi. Teknologi membawa perubahan substansial pada kehidupan manusia baik dalam aspek sosial, pendidikan, atau beberapa aspek lainnya.

Teknologi membuat banyak aspek menjadi lebih pragmatis, masyarakat menjadi lebih mudah mengakses informasi, dan juga teknologi membuka banyak peluang dalam berbagai aspek. Elemen ini memang memiliki banyak keuntungan bagi penggunanya, namun, tetap saja terdapat tantangan yang harus dihadapi jika berkaitan dengan teknologi.

Masalah seperti kebocoran data dan ketimpangan konten dan pengguna. Ketimpangan tersebut salah satu dapat terjadi karena ketidakbijakan yang dilakukan oleh para pengguna.

Seperti yang baru-baru ini beredar di sosial media, Tanggerang Selatan dihiasi dengan kasus video seorang ibu muda yang melecehkan anak kandungnya sendiri lalu diunggah pada salah satu media sosial yaitu Facebook.

Dalam video yang beredar tersebut, terdapat sang ibu (R, 22 tahun) yang menghisap kelamin anak laki-lakinya yang masih berusia 3 tahun. Selain itu, terdapat part selanjutnya yang berisikan sang ibu berada di atas badan anak dan berhubungan badan.

Baca juga: Pelecehan Seksual Semakin Marak Terjadi, Guru hingga Pemuka Agama Dapat Menjadi Pelaku: Mengapa Demikian?

Sungguh tidak ada akalnya ibu muda ini, bahkan sama sekali tidak pantas dipanggil ibu. Diduga motif pelaku melakukan hal yang melanggar asusila tersebut dipengaruhi oleh ekonomi.

Semua ini berawal dari sang ibu yang dihubungi oleh pengguna Facebook yang memiliki akun bernama Icha Sakila. Ia menawarkan pekerjaan kepada R yaitu meminta R untuk mengirimkan foto-foto tanpa busana dan akan dibalas dengan sejumlah uang.

Setelah dikirimkan foto-foto tersebut, akun Facebook bernama Icha Sakila ini kembali meminta R untuk membuatkan video dengan alur cerita yang telah ia tentukan. Icha Sakila mengancam R akan menyebar luaskan foto tanpa busana R jika tidak mengabulkan permintaannya.

Namun, alih-alih mendapatkan uang, R justru mendapati video nya yang telah tersebar di media sosial manapun. Berbagai macam hujatan menghujani R. Banyak warganet yang merasa sangat marah, jijik, sedih, dan perasaan campur aduk lainnya.

Tanggapan Warganet dalam salah satu Platform

Tidak ada opini positif yang mendukung tindakan tidak beradab yang dilakukan oleh R ini. “Hatiku sakit, ya Allah ya Rob” Ucap seorang warganet berinisial DD di aplikasi TikTok. Beberapa Influencer pun buka suara tentang hal ini.

Elu perempuan sinting sih menurut gua!” Ucap RR dalam salah satu video yang ia unggah. “Aku liat videonya, sumpah aku nangis, itu seumuran anak aku, aku peluk anak aku 🙁 sakit banget rasanya :(“, tambah salah satu pengguna TikTok yang memiliki akun berinisial FH.

Untungnya pelaku pelecehan seksual ini sudah ditangkap pada tanggal 03 Juni 2024, dan pemilik akun Facebook Icha Sakila saat ini masih menjadi buronan. Anak yang menjadi korban sudah diamankan, serta suami yang tak terlibat pun juga telah diamankan.

Teori yang berkaitan

Fenomena ini dikaitkan dengan salah satu teori Sosiologi yaitu, Teori Struktur Fungsionalis. Teori ini merupakan salah satu perspektif utama dalam bidang Sosiologi, yaitu memandang masyrakat sebagai suatu sistem yang terdiri dari berbagai aspek yang saling berhubungan dan memiliki fungsi yang sama untuk menjaga stabilitas dan keseimbangan sosial.

Dari sudut pandang teori ini, pelecehan anak dilihat sebagai gangguan yang terjadi dalam fungsi keluarga. Keluarga yang harusnya memiliki peran paling penting dalam memberikan perlindungan, perawatan, dan pendidikan kepada anak, malah menjadi pelaku utama dalam rusaknya mental anak. Semua orang bisa memiliki anak, tapi tidak semua orang pantas menjadi orang tua.

Kesimpulan

Seperti tulisan pada bab sebelum ini, semua orang bisa memiliki anak tetapi tidak semua orang pantas menjadi orang tua. Sebagai generasi muda yang kelak akan menjadi orang tua, penting bagi diri kita untuk membekali diri dengan ilmu-ilmu yang berkaitan dengan anak kita nanti.

Selain membekalkan diri dengan ilmu, generasi muda harus membekali diri dengan ekonomi yang cukup agar tidak ada masalah ekonomi yang membuat kita melakukan hal-hal yang tidak senonoh seperti kasus ini. Banyak hal yang harus disiapkan sebelum memiliki anak, ekonomi yang stabil dan juga keadaan mental yang stabil.

Jika belum memiliki kedua hal utama ini, diharapkan untuk mempertimbangkan kembali keputusan memiliki anak. Karena saat ini, sudah banyak fenomena sosial yang mengorbankan anak-anak dibawah umur.

 

Penulis: Hasya Nadhira
Mahasiswa Psikologi Islam, Institut Agama Islam Negeri Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Kirim Artikel

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0811-2564-888
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.