Siapa sangka jika Ilmu Komunikasi yang merupakan salah satu program studi di perguruan tinggi dapat diajarkan kepada siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP). Adanya program kurikulum merdeka “Kampus Mengajar” membawa warna baru di dunia pendidikan salah satunya di SMP Negeri 41 Surabaya.
Program Kampus Mengajar inisiasi Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya yang bekerja sama dengan mitra sekolah SMP Negeri 41 Surabaya memberikan ruang siswa sekolah menengah pertama untuk dapat memeperoleh ilmu dalam bidang komunikasi melalui mahasiswa MBKM Kampus Mengajar.
Dalam kegiatan Kampus Mengajar yang diisi oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya mulai dari tanggal 4 September hingga 4 Desember ini menghadirkan beberapa kelas peminatan dengan nama program “B2” (Belajar Bareng) yakni: Kelas MC & Radio, E-Sport, Photography & Journalistic, dan Content Creator.
Di mana program kelas ini juga berdasarkan usulan dari pihak sekolah yang melihat banyaknya potensi siswa dalam bidang tersebut tetapi tidak teroptimalisasi dengan baik sebelumnya.
Nurul Hidayah, mahasiswa ilmu komunikasi semester 5 dari Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di sekolah SMP Negeri 41 Surabaya merasa sangat senang dan berkesan. Dimana saat kegiatan belajar siswa excited menghadiri salah satu kelas yang Ia bawakan yaitu “Content Creator”.
Berdasarkan pengalaman non akademik Nurul yang aktif mengikuti kegiatan volunteer dan internship di bidang Social Media dan Public Relations sebelumnya menjadikan Ia memiliki bekal tambahan yang relate sehingga dapat diajarkan juga ke siswa di sekolah.
Content Creator Class yang diisi oleh Nurul mengenalkan siswa mengenai bidang profesi sebagai Content Creator atau Digital Creator. Di mana dalam kelas tersebut diajarkan kiat-kiat menjadi seorang Content Creator profesional. Content Creator tidak sebatas membuat konten belaka, namun harus memperhatikan beberapa hal seperti berikut:
- Manner & Trademark, mengenalkan siswa jika dalam memproduksi sebuah konten harus memperhatikan manner atau norma dunia nyata dan dunia maya dapat berupa berpakaian sopan, cara bicara yang sopan, dan konten yang positif, serta yang paling penting pengelolaan konten oleh anak-anak yang secara wajib harus dengan pendampingan orang tua. Sedangkan trademark sendiri adalah sebuah ciri khas yang menjadi pembeda seorang Creator Content agar dapat bersaing di pasar.
- Content Creator sebagai profesi, mengenalkan siswa akan profesi seorang Creator Content di dunia kerja bersama perusahaan atau organisasi maupun seorang yang bekerja secara individu. Siswa dikenalkan dengan berbagai jenis konten yang ada dan dapat dibuat seperti konten video, tulisan, audio, hingga gambar. Siswa juga dikenalkan tentang macam-macam tema konten yang dapat dibuat sesuai dengan passion atau basic skill yang mereka miliki antara lain: vlog, cinematic, education, food, sport, beauty & care, streamer, podcast, family, relationship, art (painting, music, etc). Siswa kelas Content Creator diberikan ruang untuk mengenali dirinya dan mengembangkan hobi melalui pembuatan konten.
- Content Planner, merupakan bagian terpenting dari produksi konten. Di sini siswa dapat mempelajari dalam pembuatan konten perlu adanya perencanaan seperti tema konten apa yang akan dibuat, bagaimana konsep konten yang dibuat, hingga isi dan caption. Dengan adanya Content Planner, siswa dapat memproduksi konten secara maksimal. Contohnya adalah media sosial OSIS dan ekstrakulikuler yang dikelola siswa dapat lebih produktif dan meningkatkan brand awareness organisasi siswa dan juga sekolah.
- Public Speaking dan Kepercayaan Diri, bagi Content Creator seni berbicara di depan kamera dengan kepercayaan diri menjadi kunci penting yang dijual oleh Content Creator. Di kelas ini siswa diajarkan untuk dapat melatih kepercayaan diri bagi mereka, mengingat masih banyak anak sekolah yang gugup di depan kelas apalagi merasa kaku di depan kamera.
- Source & Copyright, merupakan bagian tidak kalah penting bagi seorang Creator Content. Khususnya bagi siswa sekolah menengah pertama akan menjadi materi yang insight full di mana siswa dapat belajar dalam produksi konten mereka harus mencantumkan sumber dari pemilik asli dan juga memperhatikan apakah konten yang mereka buat memiliki hak cipta atau dapat digunakan kembali.
- Editing Video, adalah materi terakhir dalam kelas Content Creator di mana siswa belajar dasar cara merekam video dengan lighting yang tepat hingga dasar dalam proses editing video sederhana yang bisa dipahami oleh anak-anak tetapi tidak kalah dengan seorang Content Creator profesional.
Tidak hanya itu, dalam proses kegiatan belajar di kelas Content Creator, Nurul banyak membagikan pengalamannya kepada siswa terkait branding diri dan juga untuk organisasi. Di mana kualitas konten di media sosial yang baik dapat membentuk brand awareness baik itu untuk individu maupun kelompok.
Dengan kualitas konten yang maksimal maka kita dapat mendapatkan citra dan nilai positif yang baik dan kedepannya kelas yang telah diikuti siswa dapat bermanfaat bagi meningkatkan soft skill siswa hingga penunjang kegiatan akademik mereka.
Selama program MBKM Kampus Mengajar, Nurul juga aktif mengajar kelas program B2 yang dibuat oleh mahasiswa MBKM di SMPN 41 Surabaya seperti menjadi bagian dari kelas jurnalistik yang mengajarkan siswa tentang bidang kepenulisan seperti artikel, cerita pendek, hingga script film.
Selain itu, dalam beberapa kegiatan dan agenda di sekolah, Nurul aktif membantu sebagai tim dokumenter dan editing video untuk sekolah. Menurutnya, bekal mata kuliah yang pernah ditempuh selama di semester 1-4 sangat membantu dalam praktik lapangan selama Ia mengikuti program MBKM Kampus Mengajar di SMPN 41 Surabaya.
Penulis: Nurul Hidayah
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas 17 Agustus 1945 SurabayaJurusan: Ilmu Komunikasi
Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi