Inovasi “Mawar Seduh” Desa Kajar: Satu Potensi, Ratusan Cara Membuatnya Berharga

Produk Mawar Seduh yang dipamerkan pada Fasilitasi Forum Komunikasi Desa Wisata Rembang (22/7/2024)

Kemewahan sebuah desa terletak pada paras alamnya dan keasriannya yang masih terjaga. Pemandangan Rembang sekaligus garis pantai utara Jawa menjadi harta yang dimiliki oleh Desa Kajar. Situs peninggalan sejarah pada masa Majapahit menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang mengunjungi desa ini. Oleh karena potensi tersebut, Desa Kajar dinobatkan menjadi “Desa Wisata” dengan klasifikasi “berkembang” hingga sekarang.

Pada acara Fasilitasi Forum Komunikasi Desa Wisata, seluruh desa wisata di Kabupaten Rembang diundang oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Rembang di Fave Hotel, Rembang. Desa Kajar menjadi salah satu di antara 28 desa wisata yang diundang tersebut, 22 Juli 2024.

Kegiatan ini mencakup dua materi seputar pengembangan desa, yaitu “Membangun Desa Wisata Profesional dan Berkelanjutan” dan “Branding dan Social Media Marketing.” Dengan diadakannya forum ini, diharapkan antar desa wisata dapat menciptakan kolaborasi untuk saling mendukung, baik dari segi pemasaran hingga pengembangan potensinya. Selain itu, forum ini juga berfungsi untuk tersampaikannya aspirasi masyarakat agar bantuan pemerintah dapat tepat sasaran.

Bacaan Lainnya

Selain wadah pertukaran ide dan pemikiran, forum ini juga menjadi “ajang” bagi desa-desa yang memiliki produk lokal unggulan. Produk hasil lokal menjadi buah tangan untuk memberi kenangan bagi pengunjung. Sejumlah produk lokal dari berbagai desa ditampilkan di meja pameran yang terletak di depan panggung, seperti kopi, manisan “krayi”, olahan bandeng, olahan jamur kering, donat kentang, berbagai olahan keripik, teh, dan minuman berbahan herbal.

Kepala Desa Kajar (orang ketiga dari kiri) dalam acara Fasilitasi Forum Komunikasi Desa Wisata
Dokumentasi: Pribadi.

Ketika kegiatan sudah menjelang penghujung acara, pembawa acara memilih dua produk yang paling unik dan menarik. Produk pertama yang dipilih merupakan salah satu produk dari Desa Kajar, yaitu Mawar Seduh. Mawar Seduh merupakan produk hasil olahan mawar yang ditanam oleh masyarakat di tanah Kajar. Mawar dikeringkan dan disangrai kemudian dibungkus ke dalam kantung teh (tea bag) atau langsung diseduh layaknya teh.

Baca Juga: Sebagai Upaya untuk Meningkatkan Ekonomi Masyarakat Desa Citapen, Mahasiswa KKN-T UNMA 2024 Ciptakan Inovasi Sirup Mangga Cengkir Munding di Desa Citapen, Kecamatan Japara, Kabupaten Kuningan

Produk ini adalah hasil inovasi mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik Inovasi Institut Pertanian Bogor (KKN-TI IPB) Desa Kajar 2024 bersama Kelompok Wanita Tani Kenanga.

Demonstrasi inovasi Mawar Seduh di Balai Desa Kajar (19/7/2024)
Dokumentasi: Pribadi.

Uji coba dan demonstrasi Mawar Seduh oleh mahasiswa bersama Kelompok Wanita Tani dan ibu-ibu PKK telah dilaksanakan pada Jumat, 19 Juli 2024 di Balai Desa Kajar. Masyarakat antusias dengan penemuan inovasi tersebut dan bahkan mengusung berbagai ide pengembangannya. Mawar Seduh diharapkan dapat menembus pasar anak muda, khususnya di kafe “kekinian” yang bisa menunjukkan sifat estetika dan orisinalitas dari Mawar Seduh.

Baca Juga: Upaya Membangun Kesadaran Kesehatan Mata: Kelompok 1 KKN PPM UMBY Melaksanakan Sosialisasi dan Pemeriksaan Mata Gratis di Dusun Pakis Kulon Magelang

Penemuan Mawar Seduh menjadi alternatif dari produk olahan mawar sebelumnya yaitu wedang MAREM (Mawar Rempah) dan selai mawar. Kedua produk sempat terhambat produksinya akibat kurangnya teknik pengawetan atau bahan pengawet sehingga produk tidak dapat bertahan cukup lama, khususnya untuk dipasarkan ke luar kabupaten.

Oleh karena itu, sistem produksi masih bersifat pre-order (hanya akan produksi apabila ada pesanan). Dengan penemuan Mawar Seduh yang prosesnya dikeringkan, harapannya kendala terkait pengawetan dapat teratasi. Mungkin Anda bertanya-tanya, mengapa produk yang ditawarkan merupakan hasil olahan bunga mawar. Tentu saja, hal ini berawal dari potensi sumber daya alam yang dimiliki desa.

Desa Kajar telah dikenal oleh produksi berbagai jenis kembangnya, seperti mawar, kantil, kenanga, gading putih, dan melati. Harga mawar pada hari-hari biasa adalah Rp 50/ kuncup mawar sedangkan ketika memasuki hari raya seperti Lebaran, harganya meningkat menjadi Rp 2000 s/d Rp 5000 per kuncup mawar. Inovasi produk olahan mawar menjadi alternatif pemasukan masyarakat pada hari-hari biasa.

Kuncup Mawar yang Dipetik di Desa Kajar.

Kepala Desa Kajar, Widayat S.Pd., mengatakan bahwa jika suatu desa ingin berkembang, kita harus mendobrak cara berpikir (mindset) yang masih berorientasi pada fixed mindset. Pemikiran tersebut adalah pemikiran yang masih meyakini jika keadaan saat ini adalah hal mutlak sehingga tidak mampu dikembangkan atau diubah lagi.

Pada akhirnya, desa yang bertahan ialah desa yang mampu memanfaatkan sumber daya yang dimiliki dengan bijaksana dan kreatif. Peningkatan produktivitas dan kreativitas perekonomian masyarakat desa, butuh didorong melalui bukti nyata dan jelas dampak baiknya kepada masyarakat.

Upaya dari pemerintahan, akademisi, generasi muda, dan masyarakat lokal harus dikolaborasikan menjadi satu gerakan bersama. Percayalah, dengan pemikiran terbuka dan ingin terus belajar, satu potensi desa akan ada ratusan cara untuk membuatnya berharga.

Penulis: Tim KKN Tematik Inovasi IPB Kabupaten Rembang 01 (Desa Kajar) 2024

  1. Angelina Maureen Elti- Agronomi dan Hortikultura
  2. Frida Yuliasari Monoarfa- Biokimia
  3. Aulia Rizky Nugraheni- Matematika
  4. Febby Sri Efendi- Proteksi Tanaman
  5. Ikhram Naafi Hamid- Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
  6. Ratri Restu Widiyana- Aktuaria
  7. Akmal Ariiq Kusuma Dinata- Budidaya Perairan
  8. Faisal Rizki Anugrah- Kimia
    Mahasiswa Institut Pertanian Bogor 

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI