Sebenarnya jangkrik ini bisa diolah dengan nilai jual yang tinggi. Pasti banyak orang awam belum pernah mendengar olahan jangkrik dan jijik memakan olahan jangkrik ini.
Jangkrik ini merupakan serangga yang kaya akan nutrisi yang memiliki kandungan protein tinggi, mmiliki banyak manfaat bagi tubuh yang mengandung berbagai sumber nutrisi yang penting dalam tubuh kita seperti protein, lemak, vitamin, serat, dan mineral.
7 sendok jangkrik memiliki kandungan nutrisi 31 gram protein, 121 kkal, dan 5,5 g lemak. Malahan jangkrik ini memiliki kandungan yang nutrisi yang tinggi dibandingkan dengan daging sapi maupun ikan.
Banyak berbagai olahan jangkrik seperti jangkrik krispy, peyek jangkrik, jangkrik goreng, jangkrik tumis, dan masih banyak lagi yang lainnya. Olahan jangkrik ini memilik rasa yang gurih daging jangkrik saat pertama kali digigit, memiliki bau yang khas jangkrik dan memiliki tekstur yang krispy saat mencicipinya.
Baca Juga: Manfaat Landak Laut bagi Kesehatan dan Kaitannya dalam Bidang Kefarmasian
Keistimewaan Jangkrik
1. Bisa turunkan berat badan
Menurut World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa jangkrik memiliki kandungan protein yang sama dengan daging dengan kadar lemak yang lebih rendah sehingga konsumsi jangkrik bisa membantu menurunkan epidemi obesitas di seluruh dunia.
Di desa saya banyak yang membudidayakan jangkrik ini harganya yang mahal jadi banyak yang membudidayakan jangkrik ini sebagai peluang bisnis yang menguntungkan dan selain jangkrik bisa diolah menjadi makanan dapat juga dijadikan sebagai produk kosmetik kecantikan herbal dan suplemen herbal dengan diambil minyak yang terkandung dalam jangkrik tersebut.
2. Jangkrik ini bisa dijadikan tepung juga
Jangkrik bisa dijadikan tepung loh dengan cara jangkrik dikeringkan terlebih dahulu lalu digiling setelah itu dicampurkan bahan ramuan yang alami yang dapat meningkatkan stamina yang bak bagi tubuh kita.
3. Keistimewaan makan jangkrik ini alami dan ramah akan lingkungan.
Jangkrik rah lingkungan karena proses budidayanya secara alami tanpa menggunakan bahan kimia jadi lebih sehat.
4. Mencegah terkena sembelit
Sembelit biasanya banyak terjadi pada ibu hamil karena terjadi perubahan hormon pada orang hamil, maka dari itu untuk mengatasinya dengan cara memakan jangkrik, jadi Jangkrik ini berfungsi untuk membantu memperlancar sistem pencernaan pada usus dalam tubuh.
Baca Juga: 6 Tips Gizi Seimbang untuk Pola Hidup Sehat
Berdasarkan sebuah penelitian di Universitas Wisconsin disebutkan bahwa jangkrik jenis serangga yang dapat membantu meningkatkan kesehatan usus seseorang saat dikonsumsi. Sebab, jangkrik diklaim menjadi sumber serat yang bermanfaat bagi bakteri di dalam usus.
5. Kandungan pada jangkrik lebih baik dibanding sapi dan ikan
Mengutip data USDA, Menurut Edibleinsects mengatakan bahwa jangkrik itu memiliki kandungan nutrisi penting yang lebih baik dibanding sapi dan ikan. Kandungan protein dan Kandungan jangkrik lebih tinggi daripada daging sapi dan ikan.
Kandungan lemaknya lebih rendah dibanding sapi dan ikan. Kandungan omega-3 jangkrik juga lebih tinggi dari sapi namun lebih rendah dari ikan. Namun kandungan nutrisi pada jangkrik tersebut tergantung dengan budidayanya, bagaimana tahapan pada perawatannya seperti pemberian makanannya serta proses pemeliharaan pada jangkrik.
Jadi jangkrik ini memiliki sumber nutrisi yang penting bagi tubuh manusia yang memiliki kandungan nutrisi yang banyak. Jangkrik memiliki banyak manfaat bagi tubuh kita. Namun dalam proses memasaknya harus diperhatikan kebersihan saat mencuci jangkrik.
Baca Juga: Cascara: Limbah dari Proses Pengolahan Kopi Memiliki Banyak Manfaat terhadap Kesehatan
Untuk diolah, jangkrik harus dicuci sangat bersih karena untuk menghilangkan kotoran pada jangkrik, seperti sisa kotoran pakan jangkrik dan proses memasak jangkrik juga tidak sembarang memasanya harus disiram air panas untuk membuang sayap dan kaki jangkrik. Setelah itu direbus dulu sebelum diolah menjadi makanan, jadi proses merebus ini berfungsi kuman pada jangkrik dapat hilang.
Winda Wahyu Wulandari
Mahasiswa Universitas Binawan
Editor: Diana Pratiwi
