Kesehatan Mental pada Remaja di Lingkungan Jenjang Sekolah Menengah Atas 

Kesehatan Mental Remaja
Ilustrasi Kesehatan Mental Remaja (Sumber: Media Sosial dari freepik.com)

Remaja adalah periode kritis untuk meningkatkan kesehatan mental karena lebih dari separuh masalah  mental di mulai pada tahap ini, dan banyak antaranya, karena banyak sekali yang terkena masalah kesehatan mental sejak remaja hingga bertahan pada masa dewasa. Kondisi kesehatan remaja di lingkungan sekolah hal yang sangat penting dalam perkembangan prososial remaja.

Kondisi kesehatan mental remaja diperlukan untuk  menunjang perkembangan keterampilan serta untuk mengatasi masalah yang sedang mereka hadapi. Remaja yang sehat jiwa menjadi investasi alat berharga bagi suatu negara.

Disadur dari pafikabupatenkampar.org, satu dari enam individu berusia 10-19 tahun. Masa remaja merupakan fase kehidupan yang khas dan penuh pembentukan perubahan pada aspek fisik, emosional, sosial yang termasuk kemiskinan, kekerasan, atau perlakuan buruk dapat membuat remaja lebih rentan terhadap gangguan kesehatan mental.

Melindungi remaja dari berbagai tantangan, mendorong pembelajar emosional dan sosial, serta menjaga kesehatan mereka adalah hal yang krusial untuk kesejahteraan mereka, baik saat remaja maupun saat dewasa.

Bacaan Lainnya

Menurut WHO, kesehatan mental di pahami bukan hanya sebagai ketiadaan penyakit, tetapi makna yang lebih luas, sebagai kondisi sejahtera di mana seseorang mampu mengembangkan potensinya menghadapi tekanan hidup sehari-hari, bekerja secara produktif dan bermakna, serta berkontribusi pada kemajuan komunitasnya (WHO, 2024).

Definisi tersebut menjadi dasar rencana aksi kesehatan jiwa, yang meliputi promosi kesehatan mental, pencegahan, pengobatan ganguan jiwa, dan rehabilitas. Rencana ini menekankan pentingnya perkembangan anak dan remaja, seperti kemampuan mengola emosi, pikiran, hubungan sosial dan belajar. Aspek-aspek ini di anggap penting dalam intervensi kesehatan mental.

Screening, kesehatan mental adalah proses singkat dan peka budaya  yang dirancang untuk mengidentifikasi kelompok remaja yang mungkin berisiko mengalami gangguan mental, memerlukan perhatian segera, intervensi atau rujukan untuk penilaian diagnostik.

Tujuan utama screening adalah untuk mengidentifikasi masalah kesehatan mental, menggunakan alat screening yang valid dan andal. Sekolah merupakan tempat yang ideal untuk mengidentifikasi remaja dengan kemungkinan masalah kesehatan mental karena mereka menawarkan kesempatan untuk menjangkau sejumlah besar remaja.

Faktanya, layanan kesehatan mental berbasis sekolah merupakan intervensi yang paling umum diakses untuk anak dan remaja dengan masalah kesehatan mental, menjadikan sekolah sebagai penyediaan utama layanan kesehatan mental untuk remaja.

Masa remaja adalah masa yang unik dan formatif. Perubahan fisik, emosional, dan sosial, termasuk  kemiskinan, pelecehan, atau kekerasan, dapat membuat remaja rentan terhadap masalah kesehatan mental. Melindungi remaja dari kesulitan, mempromosikan pembelajaran emosional dan kesejahteraan psikologis, dan memastikan akses keperawatan kesehatan mental sangat penting untuk kesehatan dan kesejahteraan mereka selama masa remaja hingga dewasa.

Secara global, di perkirakan bahwa 1 dari 7 (14%) anak berusia 10-19 tahun mengalami kesehatan mental, namun sebagian besar tetap tidak dikenali dan tidak diobati. Remaja dengan kondisi kesehatan mental sangat rentan terhadap pengucilan sosial, diskriminasi, stigma (mempengaruhi kesiapan untuk mencari bantuan), kesulitan pendidikan, perilaku pengambilan risiko, kesehatan fisik yang buruk dan pelanggaran hak asasi manusia.

Baca juga: Fenomena Homesick dan Kesehatan Mental Remaja

Masalah kesehatan mental berdampak besar dalam kehidupan remaja termasuk pendidikan, hubungan keluarga, dan pertemanan. Oleh karena itu, dukungan adalah hal penting bagi remaja.

Sumber dukungan yang paling sering dicari remaja adalah teman, orang tua, pencarian di internet dan guru. Identifikasi sumber dukungan sangat penting untuk menentukan langkah terbaik dalam orang tua memiliki peran penting dalam mengenali dan mendukung mereka yang membutukan.

Huubungan sosial biasanya terkait dengan kesulitan berkomunikasi, saat mengalami hambatan berinteraksi dengan teman atau keluarga, perilaku sosial, remaja dengan kesehatan mental yang terganggu lebih rentan terhadap penyalagunaan zat, kekerasan. Dampak psikologis biasanya dikarenakan emosi yang tidak stabil kecemasan, depresi, ledakan emosi. Bisa jadi karena gangguan tidur insomia atau hypersomia. Dan bisa juga resiko pikiran dan perilaku bunuh diri.

Media sosial tidak dianggap sebagai sumber dukungan utama, menariknya, penelitihan kualitatif sebelumnya menyoroti bahwa remaja menggangap media sosisal sebagai ancaman terhadap kesejahteraan mental dalam hal menjadi penyebab gangguan kecemasan, platfrom untuk ccyberbullying dan potensi sumber kecanduan yang sebagai penjelasan potensial.

Hasil penelitihan menunjukan bahwa remaja paling banyak tau pengucilan, atau kurangnya akses terhadap dukungan dan layanan berkualitas. Masa remaja adalah periode penting untuk mengembangkan kebiasaan sosial dan emosional yang penting untuk kesejahteraan mental. Ini termasuk mengadopsi pola tidur sehat, berolahraga secara teratur, mengembangkan keterampilan mengatasi, memecahkan masalah, dan ingterpersonal, dan belajar mengolah emosi.

Lingkungan yang melindungi dan mendukung dalam keluarga, di sekolah dan di masyarakat luas adalah penting. Berbagai faktor mempengaruhi kesehatan mental. Semakin banyak faktor risiko yang dihadapi remaja, semakin besar potensi dampaknya terhadap kesehatan mental mereka.

Faktor-faktor yang dapat berkontribusi terhadap stres selama masa remaja meliputi keterpaparan terhadap kesulitan, tekanan untuk menyesuaikan diri dengan teman . beberapa remaja beresiko lebih besar terhadap kondisi kesehatan mental karena kondisi kehidupan mereka, stigma, diskrimininasi.

Masa remaja adalah masa bagi kaum muda untuk memiliki awal yang sehat dalam hidup. Jumlah remaja yang melaporkan kesehatan mental yang buruk meningkat. Membangun ikatan yang kuat dan menjalin hubungan yang baik antar teman dapat melindungi kesehatan mental remaja.

Sekolah dapat menciptakan hubungan protektif dengan siswa dan membantu mereka tumbuh menjadi dewasa yang sehat mental. Oleh karena itu, guru sekolah, teman, dan orang tua berada di posisi terbaik untuk mengenali dan mendukung kaum muda yang menderita masalah kesehatan mental memiliki masalah kesehatan yang kurang

 

Penulis: Gladys Yukhi Ayuniar
Mahasiswa Ilmu Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Malang

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses