Kisah Inspiratif Menjadi Seorang Guru Multitalenta

Kisah Inspiratif
Rahmia Nurul Ramdhani

Menjadi seorang guru multitalenta memiliki banyak kemampuan bisa menangani segala permasalahan yang dihadapi siswa. Selain profesionalisme yang dimiliki oleh seorang guru yang mampu menjalankan tugas dan kewajibannya, seorang guru juga harus bisa menjawab dan memecahkan persoalan yang dimiliki oleh siswa.

Pendidikan di Indonesia akan terwujud cita-citanya yaitu menciptakan manusia yang berdaya tinggi, kreatif, dan inovatif, serta mampu menjawab tantangan zaman dengan baik.

Keberhasilan sebuah pendidikan tidak hanya ditentukan oleh tersedianya guru sebagai tenaga pengajar yang dapat menyampaikan materi pelajaran kepada siswa tetapi guru juga harus memiliki kemampuan-kemampuan yang lain, yang dengannya mereka bisa mengatasi berbagai hambatan sekaligus memenuhi berbagai kebutuhan siswa.

Baca Juga: Kisah Inspiratif: Mira Oktavia Lisa, Sarjana Muda dengan Berbagai Prestasi

Bacaan Lainnya

Jadi seorang guru dalam menjalankan tugas dan kewajibannya harus membutuhkan kemampuan lain untuk mendapatkan suatu hasil yang memuaskan atau diharapkan.

Kemampuan-kemampuan yang mendukung akan tugas yang dilaksanakan menjadikan seorang guru tersebut seorang profesional. Banyak cerita-cerita yang menarik dan bisa dijadikan pelajaran serta motivasi bagi banyak orang seperti Kisah Inspiratif Menjadi Seorang Guru Multitalenta.

Rahmia Nurul Ramdhani lahir di Cianjur, pada tanggal 19 Mei 1986. Ia mempunyai seorang ayah yang bernama Ansor Siddik dan Ibu yang bernama N. H. Erni Haerunisa. Beliau anak pertama dari 5 bersaudara, adiknya bernama Andika Khaerul Ansor, Tegar Rasyid Siddik, M. Naufal Ammar, dan Haifa Nurhamidah.

Rahmia Nurul Ramdhani menikah dengan Herry Faisal Kaharsyah, ia mempunyai seorang anak bernama Anggita Azzahra Kaharsyah dan Raina Fahima Kaharsyah. Anak beliau sangat cantik sekali dan lucu seperti ibunya yang mengajarkan semua hal yang terbaik untuk anak-anaknya.

Pendidikan beliau pada saat menempuh pendidikan TK (Taman Kanak-Kanak) di Tunas Sukma tahun 1992 setelah selesai dengan pendidikan masa kanak-kanaknya, ia melanjutkan pendidikan SD (Sekolah Dasar) di SD Ciwalen 1 pada 1993 sampai tahun 1998.

Pada tahun 1998 beliau meneruskan pendidikan SMP (Sekolah Menengah Pertama) di SMP Negeri 1 Sukaresmi sampai tahun 2001 setelah itu ia melanjutkan sekolah SMA (Sekolah Menengah Atas) di SMA Negeri 1 Sukaresmi pada tahun 2001 sampai tahun 2004.

Kemudian beliau meneruskan pendidikan di perguruan tinggi di Universitas Suryakancana Cianjur pada tahun 2007 dan lulus pada tahun 2011.

Jurusan yang diambil ketika menempuh pendidikan di Universitas Suryakancana Cianjur adalah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Pada tahun 2011, Rahmia Nurul Ramdhani telah menyelesaikan studinya dan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Baca Juga: Kisah Inspiratif: Perjalanan Seorang Bankir Kartini Modern

Setelah lulus dari Universitas Suryakancana Cianjur, Rahmia Nurul Ramdhani memilih kariernya sebagai guru. Semakin lama bekerja menjadi seorang guru di dunia pendidikan membuat ia jatuh hati, beliau mengajar sudah 15 tahun di dunia pendidikan, banyak pengalaman dan motivasi dari beliau yang sangat bermanfaat.

Rahmia Nurul Ramdhani adalah guru multitalenta, ia memiliki banyak bakat dan pengalaman yang sangat luar biasa, beliau menguasai banyak hal karena bakatnya dalam berbagai bidang dengan kesibukannya beliau menjadi guru mengajar murid-muridnya, ia sangat aktif di organisasi di antaranya:

  • Pramuka tahun 1998-sekarang;
  • TRISMA (Ikatan Remaja Islami);
  • OSIS (Organisasi Intra Sekolah);
  • BLM (Legislatif Mahasiswa);
  • Pengurus Kwartir Ranting Cipanas tahun 2021-sekarang;
  • Anru Galang Putri di Kwartir Ranting Cipanas tahun 2021-sekarang;
  • Kader Pembangunan Manusia (KPM) di Desa Cibadak yang menangani masalah stunting;
  • Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) 3 Periode.

Baca Juga: Kisah Inspiratif Perjalanan Zahra sang Penulis

Pengalaman beliau sangat luar biasa ketika ia mengajar di kelas, beliau selalu bercerita berbagai pengalaman, motivasi, dan menyemangati murid-muridnya.

Ketika ia mengajar di kelas menjadi guru yang sangat baik, ceria, perhatian, sabar, dan peduli kepada murid-muridnya. Motivasi yang bisa menjadi landasan beliau adalah orang tua dan murid agar selalu mempunyai semangat untuk mengajar.

Aktivitas beliau menjadi guru dari pagi pukul 07.00-14.00 setelah itu ia melanjutkan aktivitas di luar sekolah, sangat luar biasa aktivitas beliau menjadi seorang guru meskipun ia sangat sibuk di sekolah tetapi ia ada aktivitas juga di luar sekolah, beliau sangat bisa me-manage waktu yang baik.

Motto hidup beliau “Selalu bersyukur dan berpikiran positif” bersyukur tentang apa pun terhadap nikmat yang diberikan oleh Allah subhanahu wa ta’alla dengan disertai ketundukan kepadanya dan mempergunakan nikmat tersebut sesuai dengan kehendak Allah.

Berpikir positif sebagai aktivitas berpikir yang dilakukan dengan tujuan untuk membangun dan membangkitkan aspek positif pada diri, baik itu yang berupa potensi, semangat, tekad maupun keyakinan diri sehingga memunculkan perasaan, perilaku, dan hal yang baik. 

Ketika ia mengajar di kelas pembelajaran berlangsung beliau mengajar sambil bercerita pengalaman yang sangat luar biasa, memotivasi, dan menginspirasi murid-muridnya di kelas pun ketika ia mengajar suasananya seru, menarik, mencairkan suasana kelas menjadi bahagia, tertawa kepada murid-muridnya pun tidak bosan berbagai metode dan strategi yang ia lakukan.

Dan mengajar beliau yang sangat kondusif dan efektif pada akhirnya banyak anak didik beliau yang sukses dan berhasil. Ia sangat bahagia sekali ketika anak didiknya sukses dan berhasil.

Guru yang baik akan menghadirkan suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Pola pembelajaran yang diajarkan pun bisa merangkul dan menyatukan visi misi setiap siswanya.

Penulis dan narasumber.

Baca Juga: Kisah Inspiratif: Ibu Widya Pratiwi Lulusan Sarjana Pendidikan yang Menjadi Kepala UPTD Pasar Cipanas

Jika siswa sudah merasa senang dengan cara guru mengajar, otomatis minat mereka terhadap mata pelajaran tersebut akan meningkat.

Penulis: Elinda Yuliasari
Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Suryakancana Cianjur

Editor: Ika Ayuni Lestari     

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses