Kontribusi Spiritual dan Agribisnis: Studi Lapangan Mahasiswa Magister Sains Agribisnis (MSA) IPB di Pondok Pesantren Al-Ittifaq

Kontribusi Spiritual dan Agribisnis: Studi Lapangan Mahasiswa Magister Sains Agribisnis (MSA) IPB di Pondok Pesantren Al-Ittifaq
Mahasiswa Magister Sains Agribisnis (MSA) Melaksanakan Kegiatan Non-Akademik Field Trip (NAFT) ke Pondok Pesantren Al-Ittifaq pada Kamis, 8 Mei 2025 (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Bandung – Mahasiswa Magister Sains Agribisnis (MSA) melaksanakan kunjungan akademik ke Pondok Pesantren Al-Ittifaq, yang terletak di dataran tinggi Rancabali, Kabupaten Bandung (8/5/2025).

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Pembelajaran diluar kampus, yang disebut dengan National Agribusiness Field Trip (NAFT) yang dirancang untuk memberikan pengalaman belajar langsung di luar kampus. Kunjungan dilaksanakan pada Kamis, 8 Mei 2025, pukul 14.00–16.30 WIB.

Pondok Pesantren Al-Ittifaq dikenal luas sebagai pesantren yang sukses memadukan pendidikan agama dengan praktik agribisnis yang mandiri dan berkelanjutan.

Sejak era kepemimpinan K. H. Fuad Affandi hingga saat ini di bawah K. H. Dandan Mudawarul Fallah, M.Pd., pesantren ini berkembang menjadi pusat pendidikan Islam yang juga menjadi model pertanian terintegrasi berbasis pesantren.

Bacaan Lainnya

Kegiatan dimulai dengan tour ke peternakan domba Garut, salah satu unit usaha agribisnis yang dikelola oleh pondok pesantren.

Para mahasiswa disambut oleh santri dan pengurus pondok yang menjelaskan sistem budidaya domba Garut dari hulu ke hilir.

Baca Juga: Mengintip Seluk Beluk di Balik Pondok Pesantren Nologaten

Kandang komunal tipe panggung yang bersih dan efisien menjadi daya tarik tersendiri, di mana setiap ekor domba mendapatkan ruang yang sesuai untuk pertumbuhan optimal.

Santri di Pondok Pesantren ini secara aktif terlibat dalam pemeliharaan, pemberian pakan hijauan, pengelolaan limbah ternak hingga penjualan.

Domba yang dipelihara dijual untuk penggemukan maupun keperluan keagamaan, dengan pasar mencakup Bandung, Jakarta, hingga Bogor.

Limbah peternakan juga diolah menjadi pupuk organik, menunjukkan pendekatan ekonomi sirkular yang diterapkan oleh pondok.

Tour berlanjut ke rumah budidaya jamur tiram yang dikelola secara mandiri oleh pondok. Mahasiswa melihat dengan nyata bahan dan peralatan budidaya jamur tiram serta penjelasan budidaya mulai dari persiapan media tanam sampai panen.

Seluruh proses dilakukan secara sistematis dan higienis dengan memanfaatkan air dari mata air alami. Produksi jamur mencapai 150 kg per hari, dan dipasarkan ke pasar lokal serta toko mitra.

Baca Juga: Kegiatan Sekolah Lapang Budidaya Tanaman Padi di Desa Jipang Kecamatan Cepu Kabupaten Blora

Budidaya jamur ini juga memberikan pelajaran penting bagi mahasiswa mengenai efisiensi produksi, penanganan hama, dan manajemen usaha berbasis komunitas.

Santri tidak hanya belajar teori, tetapi juga mempraktikkan langsung kegiatan produksi, pemasaran, hingga pengolahan hasil.

Kontribusi Spiritual dan Agribisnis: Studi Lapangan Mahasiswa Magister Sains Agribisnis (MSA) IPB di Pondok Pesantren Al-Ittifaq

Setelah sesi peternakan dan pertanian, mahasiswa diajak mengunjungi koperasi pondok pesantren yang menjual berbagai produk olahan hasil pertanian dan peternakan.

Produk-produk seperti keripik bawang dengan selai stroberi, dodol, selai, hingga pupuk organik dipamerkan dan dijelaskan proses pembuatannya.

Kegiatan ini membuka wawasan mahasiswa tentang bagaimana pesantren mampu menciptakan ekosistem agribisnis yang mandiri, menyerap tenaga kerja, dan berdampak langsung terhadap kesejahteraan masyarakat sekitar.

Baca Juga: Menyingkap Akar Bullying yang Tersembunyi di Pesantren melalui Pandangan Psikoanalitik

Prof. Rita Nurmalina, selaku perwakilan dosen Agribisnis yang turut hadir dalam kegiatan ini, menekankan pentingnya kunjungan seperti ini dalam rangka memperluas wawasan mahasiswa.

“NAFT ini merupakan salah satu program kegiatan belajar di luar kampus yang dirancang untuk memberi pengalaman nyata kepada mahasiswa. Dengan kunjungan ini, mahasiswa MSA diharapkan lebih mengenal pertanian yang berkembang di luar kampus, dan khususnya di Pondok Pesantren Al-Ittifaq ini,” ungkap Prof. Rita Nurmalina.

Beliau juga menambahkan bahwa keterpaduan antara nilai-nilai spiritual, keterampilan teknis, dan jiwa kewirausahaan yang diterapkan di Al-Ittifaq merupakan contoh konkret pendidikan yang relevan dengan tantangan pembangunan pertanian masa kini.

Kunjungan diakhiri dengan penyerahan cenderamata dari pihak Magister Sains Agribisnis kepada pengurus Pondok Pesantren Al-Ittifaq serta sesi foto bersama.

Kegiatan ini tidak hanya meninggalkan kesan mendalam, tetapi juga membuka potensi kolaborasi lebih lanjut antara institusi pendidikan tinggi dengan komunitas pesantren.

Kunjungan ini membuktikan bahwa pendidikan agribisnis tidak harus terbatas pada ruang kelas, melainkan perlu menyentuh langsung realitas masyarakat dan praktik pertanian lapangan.

Dengan belajar langsung dari pesantren seperti Al-Ittifaq, mahasiswa Magister Sains Agribisnis mendapatkan pelajaran berharga tentang kemandirian, keberlanjutan, dan pemberdayaan yang sesungguhnya.

 

Penulis:
1. Tutik Anggiyanti
2. M. Ridho Dermawan B
3. Diana Herlina
4. Lentera Lugina Manah
5. Rizka Zahra Tamira
6. La Ode Dawid
7. Nia Jessica Lona
8. Nada Sofiyyah Van Thorir
9. Rita Nurmalina
Mahasiswa Magister Sains Agribisnis (MSA), IPB University

Editor: Siti Sajidah El-Zahra
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses