Lunturnya Jiwa Nasionalisme pada Generasi Muda

Lunturnya Jiwa Nasionalisme pada Generasi Muda
Sumber: pixabay.com

Indonesia merupakan negara yang beragam dengan berlandaskan Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika. Dalam artian, Indonesia memiliki beragam suku, ras, agama, dan budaya. Hal ini seharusnya menjadikan kita sebagai warga negaranya bangga dan cinta akan tanah air.

Terlebih lagi, Indonesia dikenal dengan warga negaranya yang ramah dan menghargai perbedaan atau toleransi. Meski pun berbeda-beda, tetapi tetap satu tujuan, yaitu mempertahankan kesatuan Negara Republik Indonesia.

Akan tetapi, seiring perkembangan zaman jiwa nasionalisme terutama pada generasi muda telah luntur. Hal ini tentunya disebabkan oleh beberapa faktor, tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini dunia semakin maju dan berkembang.

Pada saat ini, teknologi semakin canggih dan memudahkan masyarakat untuk mengakses berbagai informasi. Sehingga arus globalisasi memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan masyarakat, khususnya generasi muda. Dampak negatif yang banyak mempengaruhi, yaitu masuknya budaya asing yang dapat merubah gaya hidup masyarakat.

Bacaan Lainnya

Mereka lebih bangga memakai atau mengikuti budaya asing dibandingkan budaya bangsanya sendiri. Masyarakat Indonesia yang dikenal dengan sopan santun dan ramahnya, justru saat ini menjadi rusak. Gaya bahasa yang digunakan seringkali tidak mencerminkan warga Negara Indonesia yang baik. Contoh yang sering dijumpai, yaitu generasi muda yang lebih menyukai K-pop, menonton drama korea, dan meniru gaya hidupnya dengan bangga memakai kebaya yang dipadukan budaya luar.

Perkembangan zaman yang semakin pesat, tentu saja tidak bisa lepas dari gawai/teknologi. Tidak dapat dipungkiri, bahwasanya semua orang saat ini menggunakannya untuk kehidupan sehari-hari. Tentu saja, gawai memiliki dampak positif untuk memudahkan kita menggali informasi dan berkomunikasi.

Akan tetapi, dampak negatifnya juga sangat besar khususnya bagi generasi muda yang tidak dapat memanfaatkan teknologi dengan baik. Mereka cenderung tidak bisa lepas dari gawai yang digunakan untuk bermalas-malasan. Bahkan, tak jarang mereka lebih memilih bermalas-malasan di rumah dibandingkan ikut merayakan hari kemerdekaan Indonesia.

Maka dari itu, kita sebagai generasi muda harus pandai dalam memanfaatkan teknologi agar tidak terbawa arus globalisasi (Lestari, 2019).

Tidak hanya arus globalisasi saja, bahkan hal ini juga dapat dipengaruhi dari dalamnya sendiri. Dalam artian, saat ini Negara Indonesia sudah tidak sehat lagi. Banyak yang menyebut bahwasanya negara ini hanya berlaku untuk siapa pun yang memiliki kekuasaan.

Negara Republik Indonesia merupakan negara yang berdemokrasi, namun faktanya tidak seperti itu. Hukum yang bisa dibeli, aspirasi masyarakat yang tidak didengar, kerusuhan terjadi di mana-mana, korupsi, dan permainan politik yang semakin tidak masuk akal.

Hal ini dapat menyebabkan masyarakat terutama generasi muda yang sudah tidak percaya lagi terhadap negaranya sendiri. Mereka banyak mendapatkan fakta-fakta yang berujung memerangi bangsanya sendiri.

Baca Juga: Melestarikan Bahasa Daerah Demi Masa Depan Kewarganegaraan

Saat ini, banyak generasi muda yang jadinya memperkeruh suasana, saling menjatuhkan, membuat negara sendiri terlihat lebih rendah dibandingkan negara orang lain. Hal ini tetap saja dipengaruhi oleh teknologi yang semakin maju, terlebih pada aplikasi-aplikasi yang dapat diakses dan menyebarkan informasi-informasi dengan cepat diberbagai kalangan bahkan seluruh dunia.

Adanya generasi muda yang saling menjatuhkan, mengadu domba, membuat tanggapan yang berasumsi negatif justru dapat memicu perpecahan bangsa. Selain itu, kurangnya pengetahuan juga dapat mematikan jiwa nasionalisme setiap individu. Akibatnya, banyak generasi muda yang acuh dan tidak peduli terhadap negaranya sendiri.

Pendidikan tentu harus diterapkan sedari dini, terutama kepada para orangtua yang harus memperkenalkan budaya Indonesia pada anak-anaknya. Faktanya generasi muda yang sudah menjadi orangtua, kebanyakan lebih memperkenalkan budaya-budaya luar pada anaknya agar terlihat lebih keren dan tidak ketinggalan zaman.

Padahal, seharusnya peran orangtua sangat penting dalam tumbuh kembang anak. Itu mengapa kita sebagai warga negara perlu untuk mengetahui sejarah, budaya, pendidikan kewarganegaraan, dan memakai bahasa nasional serta daerah untuk menjaga satu kesatuan dan melestarikannya.

Melihat perkembangan zaman, tentunya menumbuhkan jiwa nasionalisme pada generasi muda bukan lah hal yang mudah. Kemajuan teknologi membuat kita harus lebih ekstra dalam mendidik dan memantau setiap perkembangan anak. Penting untuk memperkenalkan produk-produk lokal, mengajarkan cinta tanah air, etika, dan memperkenalkan sejarah serta keberagaman Indonesia (Suprayitno & Wahyudi, 2020).

Dari berbagai permasalahan yang ada, tentu saja ini tidak bisa dibiarkan terus-menerus sampai pada generasi selanjutnya. Perlu adanya usaha untuk mengatasi lunturnya jiwa nasionalisme, di antaranya peran keluarga, pendidikan, dan pemerintah yang harus dibenahi.

Peran Keluarga

Pertama, peran keluarga memiliki peranan penting dalam membentuk karakter anak. Sebagai orangtua, kita perlu menumbuhkan jiwa nasionalisme dan patriotisme terhadap bangsa Indonesia, memperkenalkan dan memakai produk-produk lokal/dalam negeri, pergi ke tempat-tempat bersejarah, membentuk karakter anak yang sopan dan santun.

Peran Pendidikan

Kedua, peran pendidikan juga sangat penting untuk menguatkan jiwa nasionalisme pada peserta didik. Melalui materi pendidikan kewarganegaraan, anak dapat mengetahui sejarah bangsa Indonesia dan memiliki jiwa bela negara yang tinggi. Hal itu dapat menambah rasa cinta tehadap tanah air, seperti mengikuti upacar bendera setiap hari Senin di sekolah.

Peran Pemerintah

Terakhir, peran pemerintah ini memiliki pengaruh besar dalam menanamkan jiwa nasionalisme pada generasi muda. Seperti yang sudah dibahas di atas, bahwasanya peran pemerintah dapat menghilangkan kepercayaan masyarakat, karena pemerintah merupakan panutan bagi masyarakat. Contoh yang dapat dilakukan pemerintah untuk menumbuhkan jiwa nasionalisme adalah dengan mengadakan kegiatan yang bertujuan menegakkan sikap nasionalisme, memakai pakaian adat untuk melestarikan budaya, dan mendengarkan serta menghargai aspirasi/suara generasi muda demi kemajuan bangsa.

 

Penulis: Yolanda Aura Rodisentya
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Islam Negeri Siber Syekh Nurjati Cirebon

 

Referensi

Lestari, E. Y. (2019). Menumbuhkan Kesadaran Nasionalisme Generasi Muda di Era Globalisasi Melalui Penerapan Nilai-nilai Pancasila. ADIL Indonesia Journal, 1, 1.

Suprayitno, A., & Wahyudi, W. (2020). Pendidikan Karakter di Era Milenial. Deepublish.

 

Editor: I. Khairunnisa

Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses