Menghargai Perbedaan Sejak Dini: Mengapa Pendidikan Multikultural Harus Dimulai dari SD?

Pendidikan Multikultural
Ilustrasi Pendidikan Multikulturalisme bagi Siswa Sekolah Dasar (Sumber: Penulis)

Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan keberagaman sosial dan budaya yang sangat tinggi di dunia.

Hal ini dapat dilihat dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat jumlah penduduk Indonesia mencapai sekitar 269 juta jiwa pada tahun 2020, dengan lebih dari 1.300 suku bangsa dan lebih dari 700 bahasa daerah.

Kekayaan ini adalah warisan berharga yang seharusnya dirawat dan menjadi kebanggaan bersama.

Namun, fakta menunjukkan bahwa konflik akibat intoleransi masih sering terjadi, termasuk di lingkungan pendidikan.

Bacaan Lainnya

Ironisnya, keberagaman bahasa daerah yang menjadi identitas budaya sebagian masyarakat Indonesia kini berada di ambang kepunahan.

Berdasarkan data dari Summer Institute of Linguistics (SIL), hanya 83 bahasa dari 735 bahasa daerah yang tergolong aman.

Baca Juga: Multikulturalisme di Sekolah Dasar: Kunci Generasi Emas yang Berjiwa Cinta Tanah Air

Sebanyak 637 bahasa berada dalam kondisi terancam, bahkan 32 di antaranya hampir punah karena hanya memiliki 1 hingga 50 penutur.

Masalah ini diperparah dengan sikap generasi muda yang mulai enggan menggunakan bahasa ibu karena dianggap “tidak keren” atau ketinggalan zaman.

Di sekolah, siswa dari suku minoritas sering merasa takut berbicara dalam bahasa daerah mereka karena khawatir diejek oleh teman-temannya.

Kondisi ini menggarisbawahi pentingnya pendidikan multikultural di tingkat sekolah dasar (SD), tempat dimana kepribadian anak mulai terbentuk.

Menurut Jean Piaget, anak-anak usia SD berada dalam tahap operasional konkret, di mana mereka mulai memahami perspektif orang lain.

Hal ini menjadikan usia tersebut sebagai waktu yang ideal untuk menanamkan nilai-nilai multikulturalisme.

Baca Juga: Pendidikan Multikulturalisme di SD: Solusi Masa Depan atau Sebatas Formalitas Kurikulum?

James A. Banks, seorang pakar pendidikan multikulturalisme, menekankan pentingnya integrasi perspektif budaya dalam kurikulum untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif.

Pendidikan multikultural bukan sekadar materi tambahan, melainkan fondasi penting untuk membentuk karakter anak sejak dini, termasuk menanamkan rasa bangga dan penghargaan terhadap keberagaman, khususnya bahasa daerah.

Dengan mengintegrasikan pembelajaran bahasa daerah dalam pendidikan multikultural, siswa tidak hanya diajarkan untuk menghargai keberagaman budaya tetapi juga memahami pentingnya menjaga identitas lokal mereka.

Pendidikan multikulturalisme di SD memiliki beberapa manfaat penting. Pertama, pendidikan ini membantu membentuk sikap toleransi dan penghargaan terhadap perbedaan.

Dengan mengenal berbagai budaya, anak-anak belajar bahwa keberagaman adalah kekayaan yang harus diapresiasi, bukan dihindari.

Misalnya, dengan memperkenalkan siswa pada lagu tradisional dari berbagai daerah atau mendiskusikan kebiasaan unik di setiap provinsi dapat membuka wawasan mereka terhadap keberagaman.

Baca Juga: Workshop Edukatif: Bermain dan Belajar Seimbang, Sehat Tanpa Gadget Berlebihan di SD Negeri Kledokan, Sleman

Kegiatan ini tidak hanya meningkatkan pengetahuan siswa tetapi juga menumbuhkan sikap humanis, pluralis, dan demokratis.

Kedua, pendidikan multikulturalisme mempersiapkan siswa untuk hidup di masyarakat yang semakin multikultural dan global.

Di era globalisasi ini, kemampuan untuk beradaptasi dan bekerja sama dengan individu dari latar belakang budaya yang berbeda menjadi keterampilan yang sangat penting. Pendidikan multikulturalisme memberikan dasar untuk membangun keterampilan tersebut.

Ketiga, pendidikan ini berperan penting dalam mencegah diskriminasi dan intoleransi. Ketidaktahuan sering kali menjadi akar dari prasangka dan stereotip negatif.

Dengan memahami keberagaman sejak dini, anak-anak dapat mengurangi potensi konflik yang timbul akibat perbedaan.

Penelitian menunjukkan bahwa siswa yang terpapar pendidikan multikultural memiliki keterampilan penyelesaian konflik yang lebih baik, karena mereka diajarkan untuk menghargai perbedaan dan bekerja sama.

Baca Juga: Menyikapi Politik Identitas dalam Keharmonisan Masyarakat Multikultural

Selain itu, pendidikan multikulturalisme juga berdampak positif terhadap perkembangan karakter anak. Salah satu dampaknya adalah meningkatkan empati dan solidaritas.

Melalui kegiatan seperti bermain peran atau mendengarkan cerita dari budaya lain, anak-anak dapat belajar untuk memahami dan merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain.

Pendidikan ini juga menumbuhkan rasa hormat terhadap budaya lain. Ketika anak-anak diperkenalkan pada berbagai tradisi, bahasa, dan kebiasaan, mereka menjadi lebih terbuka terhadap keberagaman dan mampu membangun hubungan yang harmonis dengan individu dari berbagai latar belakang.

Implementasi pendidikan multikulturalisme di SD dapat dilakukan melalui berbagai cara. Salah satunya adalah pengenalan budaya melalui festival budaya atau mengadakan “Hari Kebudayaan”.

Sekolah dapat mengadakan acara di mana siswa memperkenalkan makanan, pakaian adat, tarian, atau lagu tradisional dari budaya mereka masing-masing.

Kegiatan lintas budaya juga dapat menjadi sarana yang efektif, seperti program pertukaran budaya antara siswa dari daerah yang berbeda. Program ini memberikan pengalaman langsung bagi siswa untuk memahami dan menghargai budaya lain.

Baca Juga: Digitalisasi Sekolah: Pengenalan Canva bagi Siswa SD oleh Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang dalam Program PMM

Selain itu, penggunaan materi pembelajaran yang mencerminkan keberagaman juga penting. Buku pelajaran yang memuat cerita atau tokoh dari berbagai latar belakang budaya dapat membantu siswa untuk melihat keberagaman sebagai bagian yang alami dari kehidupan mereka.

Integrasi pendidikan multikulturalisme melalui pelajaran bahasa Indonesia juga dapat dilakukan, misalnya dengan mengajak siswa menceritakan cerita cerita rakyat menggunakan bahasa daerah mereka.

Dengan cara ini, siswa tidak hanya belajar menghargai budaya lokal tetapi juga meningkatkan kemampuan literasi mereka.

Pendidikan multikulturalisme adalah fondasi penting untuk membangun masyarakat yang toleran, inklusif, dan damai.

Dengan menerapkan pendidikan ini sejak dini di tingkat SD, kita dapat menciptakan generasi yang tidak hanya menghargai perbedaan tetapi juga mampu berkontribusi dalam dunia yang multikultural.

Baca Juga: Belajar IPA dengan Metode Diskusi: Penggunaan Metode Diskusi pada Pembelajaran IPA di Kelas IV SDN 04 Majalangu 

Oleh karena itu, marilah kita mendukung pengenalan pendidikan multikulturalisme di sekolah dasar, agar anak-anak kita tumbuh menjadi individu yang penuh empati, solidaritas, dan rasa hormat terhadap keberagaman.

Dengan demikian, kita tidak hanya menjaga kekayaan budaya Indonesia tetapi juga menciptakan masa depan yang lebih harmonis.

Penulis: I Gusti Ayu Kade Devi Suciantari
Mahasiswa Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Ganesha

Editor: Siti Sajidah El-Zahra
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses