Paradigma Kontemporer Sikap Politik Generasi Z Setelah Era Milenial

Arus globalisasi terus menggerus zaman dari berbagai macam generasi memasuki era perkembangan digital pada saat ini dengan segala tantangan dan problematikanya. Maka, dalam kehidupan yang semakin maju dengan kecanggihan teknologi yang sedemikian rupa, hal ini berdampak pada perkembangan teknologi yang melahirkan generasi baru yang memiliki pola pemikiran yang modern. Saat ini telinga kita tidak asing lagi mendengar istilah generasi milenial yang banyak diperbincangkan oleh berbagai kalangan. Generasi milenial ini akan tergantikan oleh generasi Z yang memiliki karakteristik yang unik dari generasi sebelumnya.

Dengan kelebihan yang dimiliki generasi Z, namun sangat disayangkan dalam beberapa hal seperti tidak kritisnya dalam menyikapi data di media massa dan minimnya fokus terhadap perilaku, gaya dan sikap politik tentang generasi ini. Perilaku politik serta paradigma kontemporer yang saat ini ada pada generasi Z penting untuk diperhatikan mengingat bahwa generasi Z menentukan arah kebijakan politik di Indonesia untuk kedepannya.

Awal tahun 2018 merupakan ajang penentuan bagi berbagai parpol untuk berpartisipasi dalam pilkada. Pasalnya, semakin banyak kemenangan yang didapatkan suatu partai dalam pilkada, tentu akan sangat berpengaruh pada kekuatan dalam kedudukan kekuasaan politik partai, serta dapat melicinkan serangan partai politik pada pesta demokrasi dalam pilihan presiden 2019. Perilaku, gaya dan konsumsi politik generasi Z yang kebanyakan dari mereka masih digolongkan sebagai pemilih pemula ini tidak begitu diperhatikan oleh beberapa pihak.

Bacaan Lainnya

KPU mencatat hasil rekapitulasi data potensi pemilih dengan rentang usia 17-25 tahun kurang lebih mencapai 42 juta. Jumlah yang begitu besar ini tak logis jika beberapa partai mulai melirik kalangan muda dengan berbagai program pendidikan politik. Perlu diketahui bahwa generasi Z ini memiliki ciri khusus yaitu mereka cenderung ingin menjadi agent of change bagi sosial serta mengarah pada target yang akan dicapai dengan cara-cara yang lebih mudah, yaitu dengan memanfaatkan media sosial atau media lainnya.

Politik di kalangan anak muda ini cenderung pada politik yang tidak memiliki instansi politik tertentu, melainkan lebih kepada beranda-beranda media sosial, baik dalam bentuk petisi, hastag, meme, komentar dan status terkait isu politik yang timbul. Permasalahan generasi Z yang masih tergolong muda ini adalah kurangnya minat baca mengenai isu yang terjadi. Seringkali mereka mengomentari bahkan menjudge isu politik yang terjadi tanpa mengetahui akar permasalahannya atau terlalu dipengaruhi media massa yang tidak bisa dipercaya keabsahannya 100% karena ada media massa yang dikuasai oleh partai politik.

Beberapa kemungkinan yang menjadikan generasi Z ini malas untuk membaca, bahkan sedikit melihat akan isu politik pun tak mau. Seringkali politik di Indonesia menjadi hal yang ditakuti karena mereka beranggapan bahwa politik adalah suatu permainan yang kotor dan licik, ditambah dengan wajah politik yang konvensional serta tidak sesuai dengan gaya anak muda kekinian. Sehingga banyak kalangan anak muda yang berat tangan untuk masuk didalamnnya.

Terlebih, kurangnya perhatian khusus serta tempat yang disediakan untuk kalangan muda. Padahal, jika dicermati dengan seksama, anak muda generasi Z memiliki kualitas kemampuan yang lebih dari generasi sebelumnya. Contohnya saja, dalam penggalian informasi mereka lebih update dengan media sosial maupun online yang kian menyebar.

Tantangan generasi Z sekarang, bagaimana upaya agar bisa membuktikan bahwa tingkat perkembangan anak muda di kaca politik lebih baik dari generasi yang sudah lebih dulu exist. Dengan kemampuan dalam menguasai media informasi yang baik, serta kemauan yang kuat untuk menjadi agent of change bagi kehidupan sosial. Maka, generasi Z akan bisa menggeser kedudukan politik generasi pada era milenial. Demi meyongsong Indonesia emas yang lebih baik dari sebelumnya dalam segi pendidikan, ekonomi maupun politik.

Sandra Debi Sachson Radistama
Mahasiswa Universitas Negeri Semarang

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI