Perpustakaan Daerah Provinsi Sumatra Utara hadir sebagai pusat literasi modern dengan gedung megah tiga lantai dan fasilitas yang lengkap.
Sejumlah mahasiswa Universitas Negeri Medan (Unimed) melakukan kunjungan akademik ke Perpustakaan Daerah Provinsi Sumatera Utara sebagai bagian dari upaya meningkatkan literasi dan wawasan akademik.
Perpustakaan daerah menjadi salah satu fasilitas penting yang menunjang peningkatan literasi, khususnya di kalangan mahasiswa.
Bangunan yang berdiri di jantung kota ini menawarkan suasana belajar yang nyaman, tenang, dan mendukung proses akademik.
Dengan bangunan tiga lantai dan beragam koleksi buku, tempat ini menghadirkan ruang belajar yang nyaman sekaligus informatif bagi pengunjung dari berbagai kalangan.
Pada lantai 1, terdapat Ruang Referensi yang menjadi pusat pencarian informasi akademik.
Baca Juga:Â Pentingnya Literasi Cerdaskan Generasi
Ruang ini dirancang dengan dua lantai yang terintegrasi, memberikan pengalaman membaca yang nyaman dan tenang.
Di lantai atas Ruang Referensi, mahasiswa dapat menikmati suasana hening yang ideal untuk membaca atau menelaah bahan pustaka.
Koleksi buku di lantai ini tergolong cukup lengkap, mencakup referensi dari berbagai bidang ilmu.
Selain itu, perpustakaan ini juga memperhatikan inklusivitas dengan menyediakan koleksi buku khusus untuk penyandang disabilitas, dan terdapat berbagai ruangan, seperti layanan anak, dan tempat penitipan barang.
Tak hanya diperuntukkan bagi mahasiswa dan masyarakat umum, perpustakaan daerah juga menyediakan Ruang Layanan Anak yang dirancang khusus untuk menumbuhkan minat baca sejak usia dini.
Baca Juga:Â Menjelajahi Perpustakaan Daerah Sumut: Menelusuri Ilmu, Menjaga Budaya
Ruangan ini menjadi tempat yang ramah anak, lengkap dengan koleksi buku bergambar, cerita anak, hingga ensiklopedia ringan yang disesuaikan dengan usia pembaca.
Ruang ini didesain dengan interior yang penuh warna, dilengkapi dengan meja dan kursi berukuran kecil, karpet bermain, serta area baca lesehan yang membuat anak-anak merasa betah.
Selain koleksi buku, tersedia juga alat bantu edukasi, seperti puzzle, papan gambar, dan alat tulis, yang dapat digunakan untuk aktivitas literasi anak.
Beranjak ke lantai 2, pengunjung akan menemukan Ruang Fiksi, Aula Serbaguna, dan Ruang Deposit.
Ruang Fiksi menyediakan koleksi novel dan buku cerita yang menarik, menjadi alternatif bagi mahasiswa yang ingin membaca di luar konteks akademik.
Di sisi lain, keberadaan Aula Serbaguna memberi ruang bagi berbagai kegiatan, seperti seminar, pelatihan literasi, atau diskusi kelompok, yang kerap dihadiri mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi.
Baca Juga:Â Literasi Digital: Keterampilan Penting untuk Masa Depan Pendidikan
Salah satu fasilitas penting di lantai 2 perpustakaan daerah adalah Ruang Deposit.
Ruangan ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan koleksi karya cetak dan rekam yang wajib diserahkan oleh penerbit atau penulis sebagai bagian dari kebijakan deposit nasional atau lokal.
Koleksi ini mencakup buku, majalah, buletin, laporan penelitian, skripsi, tesis, disertasi, hingga dokumen pemerintah dan karya ilmiah lainnya.
Ruang Deposit juga menjadi tempat strategis bagi mahasiswa yang sedang menyusun tugas akhir atau penelitian karena mereka bisa menemukan data-data primer, literatur lokal, atau naskah-naskah lama yang tidak terbit secara komersial.
Sementara itu, lantai 3 difungsikan sebagai ruang baca umum yang menjadi pusat aktivitas literasi harian.
Di ruang ini, mahasiswa dapat menemukan berbagai koleksi buku yang tersusun rapi berdasarkan tema maupun jenis buku.
Baca Juga:Â Kesenjangan Pendidikan Indonesia: Antara Kota dan Daerah
Walau sebagian besar koleksi masih didominasi oleh buku-buku lama yang telah berusia lebih dari sepuluh tahun, ruang ini tetap menjadi favorit karena kenyamanan fasilitasnya, seperti terdapat ruang baca yang luas, ruang diskusi kelompok, dan akses Wi-Fi gratis.
Suasana tenang dengan pencahayaan alami memberikan kenyamanan bagi pengunjung yang ingin membaca atau mengerjakan tugas kuliah.
Seluruh koleksi disusun berdasarkan tema dan jenis buku, yang memudahkan pengunjung dalam menemukan bahan bacaan sesuai minat atau kebutuhan studi.
Setiap rak diberi penanda yang jelas, mulai dari label subjek hingga kode klasifikasi, sehingga mahasiswa dapat dengan cepat mengakses kategori yang mereka cari, seperti hukum, kedokteran, teknologi, sastra, dan lainnya.
Selain itu, untuk mengikuti perkembangan zaman, lantai ini juga menyediakan beberapa unit komputer publik yang dapat digunakan pengunjung untuk mencari referensi digital atau katalog perpustakaan.
Selain itu, perpustakaan telah menerapkan sistem QR Code pada beberapa rak buku.
Baca Juga:Â Paralel antara Fiksi dan Sejarah: Tragedi Ohara, Baitul Hikmah, dan Perpustakaan Pramoedya
Dengan memindai QR tersebut melalui ponsel, pengunjung bisa mengetahui daftar lengkap buku yang tersedia di rak tersebut atau mengakses ringkasan/keterangan buku secara digital.
Dengan segala fasilitas dan koleksi yang tersedia, lantai 3 menjadi ruang yang strategis dan nyaman untuk mahasiswa maupun masyarakat umum dalam mengembangkan literasi dan wawasan.
Perpustakaan daerah terus berupaya mengembangkan layanan ini agar dapat lebih optimal dalam menjawab kebutuhan zaman dan mendukung budaya literasi di kalangan generasi muda.
Keberadaan perpustakaan daerah bukan hanya sebagai tempat menyimpan buku, tetapi sebagai ruang hidup yang mendukung proses pendidikan, pengembangan diri, dan peningkatan literasi mahasiswa secara nyata.
Setiap lantai memiliki fungsi strategis yang saling melengkapi: dari ruang referensi yang memfasilitasi pencarian ilmu, ruang fiksi dan aula yang mendukung kegiatan kreatif, hingga ruang baca umum yang menjadi tempat refleksi dan eksplorasi pengetahuan.
Dengan pemanfaatan yang maksimal, perpustakaan ini dapat menjadi mitra belajar yang efektif bagi mahasiswa serta menjadi garda terdepan dalam membangun budaya literasi yang kuat di lingkungan akademik dan masyarakat luas.
Baca Juga:Â Pengimplementasian Gerakan Literasi dan Numerasi KKN Kampus Mengajar UAD di SDN Widoro
Sudah saatnya perpustakaan tidak hanya dikunjungi, tetapi benar-benar dihidupkan sebagai pusat peradaban ilmu pengetahuan di era modern.
Foto dan Gambar
Penulis:
1. Daniel Ritonga
2. Dimas Rizqi
3. Muhammad Rehan
4. Yuda Frans Aresco Saragih
5. Satria Rizqullah Chaidir
Mahasiswa Prodi Kimia, Universitas Negeri Medan
Editor: Siti Sajidah El-Zahra
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News