Pembelajaran Daring atau e-Learning, Efektif atau Tidak?

e-Learning

Dunia sedang tergoncang oleh kasus coronavirus disease atau dikenal dengan Covid-19 sejak akhir tahun lalu. Virus yang menular yang berasal dari Wuhan, Tiongkok, itu telah menyebar ke 176 negara. Di Indonesia sendiri terjadi lonjakan yang sangat besar pada kasus Covid-19.

Jika pada hari Senin (16/3) yang positif Covid-19 masih 134 jiwa dengan jumlah kematian 5 jiwa. Sedangkan informasi pada hari Kamis (19/3) yang positif Covid-19 jumlahnya naik pesat menjadi 227 jiwa dengan kematian 19 jiwa. Tentunya kita menjadi khawatir karena kasus ini semakin membesar resikonya dan mengancam banyak sektor, terutama dunia pendidikan.

Baca juga: Mempersiapkan Pendidikan Menuju Era Society 5.0

Bacaan Lainnya
DONASI

Ketika Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan Surat Edaran No. 3 tahun 2020 tentang Pencegahan Covid-19. Atas dasar itulah upaya Rektor UINSA mengeluarkan Surat Edaran No. 413 tahun 2020 tentang Pelaksanaan Aktifitas Akademik Selama Masa Krisis Pandemi Covid-19.

Kebijakan yang diambil yaitu menonaktifkan kegiatan perkuliahan di lingkungan kampus. Hal ini dilakukan untuk melakukan sterilisasi serta melakukan karantina mandiri mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan. Aagar mereak tidak melakukan pertemuan di tempat umum, sekaligus menghidupkan perkuliahan dan bimbingan skripsi secara daring.

Mungkin, pembelajaran daring atau e-learning dianggap menjadi solusi kegiatan belajar mengajar di tengah pandemi Covid-19. Pilihan ini harus diambil untuk melakukan tindakan pencegahan dan mitigasi yang efektif ditengah wabah yang kini menjadi pandemi global.

Baca juga: Pentingnya Pendidikan Bagi Kehidupan

Pada awal bulan Maret, Indonesia menjadi salah satu negara yang terkena imbas pandemi Covid-19 yang terjadi hampir di seluruh dunia. Akibat pandemi Covid-19 ini, menyebabkan Indonesia mengeluarkan beberapa himbauan kepada publik. Seperti seruan gerakan work from home dan seruan pembelajaran daring.

Pembelajaran daring atau e-learning adalah pembelajaran yang dilakukan tanpa melakukan tatap muka atau pembelajaran yang menggunakan media internet. Proses pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) secara sistematis dengan mengintegrasikan semua komponen pembelajaran. Termasuk interaksi pembelajaran lintas ruang dan waktu.

Penggunaan sistem pembelajaran daring atau e-learning mempunyai kelebihan dan kekurangannya sendiri. Menurut saya, kelebihan dari pembelajaran daring atau e-learning yaitu kita dapat belajar tanpa harus datang ke kampus atau sekolah.

Baca juga: Pengaruh Pembelajaran Online Terhadap Prestasi Siswa

Tentunya, kita dapat belajar dimanapun kita berada. Selain itu, kita juga telah mengikuti perkembangan zaman dimana semua telah bergantung dengan teknologi. Keuntungan dari pembelajaran daring atau e-learning yaitu lebih fleksibel, menghemat waktu proses belajar mengajar, mengurangi biaya perjalanan.

Sedangkan, kekurangan dari pembelajaran daring atau e-learning yaitu tidak berjalan secara efektif karena banyak faktor. Beberapa faktor yang mempengaruhi terhambatnya pembelajaran tersebut yaitu susah mendapatkan sinyal yang bagus di beberapa daerah tempat tinggal mereka.

Mahasiswa harus mengeluarkan biaya yang cukup banyak untuk membeli kuota internet. Kurangnya interaksi secara langsung atau tatap muka dengan teman dan dosen. Pembelajaran konvensional meski dirasa kuno, tetapi memiliki kelebihan tersendiri. Psikologi mengatakan siswa akan terbentuk jika mereka bertemu secara langsung dengan gurunya. Selain mengingat gaya gurunya mengajar mereka juga dapat pembentukan karakter.

Jadi menurut saya, pembelajaran daring atau e-learning ini kurang efisien, karena banyak faktor dan kendala yang dialami mahasiswa dalam melaksanakan pembelajaran. Siswa tidak dapat berinteraksi langsung dengan teman dan dosen.

Kuliah menggunakan metode pembelajaran daring atau e-learning banyak teman saya yang mengalami kendala dengan koneksi internet saat kelas dimulai. Belum lagi mereka yang tinggalnya di pedesaan pasti susah mendapatkan sinyal yang bagus. Lebih banyak mengeluarkan uang untuk membeli kuota internet. Selain itu, dosen hanya memberi materi dan tugas tanpa menjelaskan materi tersebut. Jadi, kita merasa kurang paham pada materi pembelajaran tersebut.

Dibandingkan sistem daring atau e-learning saya lebih menyukai pembelajaran konvensional karena kita langsung berinteraksi dengan teman dan dosen secara langsung. Perjumpaan fisik tetap saja tidak dapat ditinggalkan meskipun kemajuan teknologi vitural dan digital semakin canggih.

Meskipun wabah Covid-19 ini akan berlangsung lama, kita harus memikirkan pola dan metode pembelajaran fisik dan sosial yang aman bagi semua orang. Kita semua belum terbiasa dengan metode pembelajaran seperti ini. Jadi kita terkejut karena metode pembelajaran daring atau e-learning tidak bisa bejalan secara efisien seperti metode pembelajaran secara konvensional.

Tetapi perkembangan teknologi dan digital memiliki peran yang singnifikan yang bisa dimanfaatkan seluas-luasnya untuk menatap hari depan yang lebih cerah. Dan tentunya tidak ketinggalan zaman. Ada baiknya jika pembelajaran daring atau e-learning dapat ditinjau lebih jauh lagi oleh instansi-instansi yang bersangkutan. Agar metode pembelajaran ini lebih efisien ke depannya, baik bagi mahasiswa maupun dosen. Dan pada akhirnya, setiap metode pembelajaran memang terdapat kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Muizzatul Laili
Mahasiswi Prodi Ekonomi Syariah UIN Sunan Ampel Surabaya

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI