Mimpi Buruk Dunia Akibat Pandemi Covid-19

corona

Oleh: Dewi Aminah
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Wabah virus corona memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian global bahkan di kawasan Asia. Tak dipungkiri, Indonesia juga tidak lepas dari efek wabah yang dikenal dengan sebutan Covid-19 ini. Virus Corona (COVID-19) dua bulan terakhir ini menjadi topik permasalahan di dunia internasional sehingga sangat berpengaruh terhadap perekonomian dunia termasuk Indonesia. Virus Covid-19 hadir di tengah-tengah masyarakat Indonesia pada Maret 2020 sungguh menyita perhatian. Dampak yang terlihat tidak hanya mempengaruhi kesehatan masyarakat, tetapi juga mempengaruhi perekonomian negara Indonesia. Wabah covid-19 menghantam berbagai sendi perekonomian. Penyebaran virus yang mengharuskan aktivitas manusia dilakukan secara social distancing (jarak sosial) akan berdampak pada perlambatan aktivitas ekonomi (supply and demand). Virus corona menjadi pandemi yang melanda beberapa negara di dunia yang secara tidak langsung telah berdampak besar bagi sejumlah aspek. Mulai dari lingkungan politik, pendidikan, agama, ekonomi dan sosial.

Dampak Politik

Sejumlah administrator tingkat provinsi dari Partai Komunis China (CPC) diberhentikan karena menangani upaya di China Tengah, merupakan sebuah tanda ketidakpuasan dengan tanggapan lembaga politik terhadap wabah yang terjadi di wilayah tersebut. Beberapa ahli percaya ini kemungkinan dalam suatu langkah untuk melindungi Sekretaris Jenderal Partai Komunis Xi Jinping dari kemarahan orang-orang terhadap pandemi coronavirus.

Bacaan Lainnya

Presiden Amerika Serikat Donald Trump dikritik karena tanggapannya terhadap pandemi. Ia dituduh membuat beberapa klaim yang menyesatkan atau salah, karena tidak memberikan informasi yang memadai, dan mengecilkan arti penting pandemi itu. Trump juga dikritik karena telah menutup unit keamanan kesehatan global dari Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat, yang didirikan untuk mempersiapkan pemerintah menghadapi kemungkinan pandemi.

Selain itu di Indonesia situasi pandemi ini malah menjadi kesempatan untuk melakukan kampanye. Sebelumnya, foto Bupati Klaten Sri Mulyani ‘nampang’ di bantuan berupa paket sembako dan alat kesehatan seperti hand sanitizer kepada masyarakat. Ulah kader PDIP ini kemudian viral di media sosial. Klaten sendiri termasuk ke dalam 270 daerah yang menggelar Pilkada 2020. Sri Mulyani berpotensi kembali mencalonkan diri di Pilkada 2020.

Dampak Pendidikan

Pandemi telah mempengaruhi sistem pendidikan di seluruh dunia, yang mengarah ke penutupan sekolah dan universitas secara luas. Menurut data yang dikeluarkan oleh UNESCO pada tanggal 25 Maret, penutupan sekolah dan universitas karena COVID-19 dilaksanakan secara nasional di 165 negara. Termasuk penutupan lokal, ini mempengaruhi lebih dari 1,5 miliar siswa di seluruh dunia, terhitung 87% dari siswa yang terdaftar.

Pandemi ini telah mengubah sistem pendidikan di seluruh dunia termasuk juga Indonesia, dimana sebelum adanya pandemi kita belajar lewat tatap muka secara langsung namun sekarang kita belajar dengan menatap layar dan berdiskusi via online. Sebelumnya kita belajar dalam ruangan, namun sekarang kita belajar dalam jaringan atau daring.

Dampak Agama

Pandemi tersebut telah memengaruhi agama dengan berbagai cara, termasuk pembatalan ibadah di berbagai agama, penutupan Sekolah Minggu, serta pembatalan ziarah di sekitar perayaan dan festival. Banyak gereja, sinagog, masjid, dan kuil telah menawarkan ibadah melalui streaming langsung di tengah-tengah pandemi.

Ini juga berdampak bagi agama islam dimana banyak kajian-kajian yang dicancel, tidak dibolehkannya sholat berjamaah di masjid, diliburkannya semua santri-santri yang sedang menuntut ilmu di Pondok Pesantren.

Dampak Ekonomi

Ketika coronavirus menyebar ke seluruh dunia, pasar saham mengalami kehancuran terburuk sejak 1987. Banyak negara dengan ekonomi besar, seperti Italia dan Spanyol, telah memberlakukan kebijakan karantina. Ini telah menyebabkan terganggunya kegiatan bisnis di banyak sektor ekonomi. Gejolak ekonomi yang terkait dengan pandemi coronavirus memiliki dampak luas dan parah terhadap pasar keuangan, termasuk pasar saham, obligasi dan komoditas (termasuk minyak mentah dan emas). Peristiwa besar termasuk perang harga minyak Rusia-Arab Saudi yang mengakibatkan jatuhnya harga minyak mentah dan kehancuran pasar saham pada Maret 2020. Di Indonesia sendiri Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun hingga 24 persen. Sementara kurs rupiah melemah hingga 5,41 persen dalam kurun waktu 6 bulan terakhir sebagai akibat dari keluarnya dana asing.

International Monetary Fund (IMF) menyatakan ekonomi dan keuangan global saat ini tengah mengalami krisis akibat pandemi virus corona. Hal tersebut dikarenakan pendorong utama pergerakan perekonomian yaitu konsumsi rumah tangga belakangan terus melambat. Prospek pertumbuhan ekonomi dunia juga menurun akibat terganggunya rantai penawaran global, menurunnya permintaan dunia, dan melemahnya keyakinan pelaku ekonomi. Data Februari 2020 menunjukkan berbagai indikator dini global seperti keyakinan pelaku ekonomi, Purchasing Manager Index (PMI), serta konsumsi dan produksi listrik menurun tajam.

Pasca berakhirnya wabah Covid-19, perekonomian global diprakirakan kembali meningkat pada 2021 menjadi 3,7 persen, lebih tinggi dari prakiraan sebelumnya 3,4 persen. Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan OJK untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap Indonesia dari waktu ke waktu.

Dampak Sosial

Virus covid 19 ini juga mempengaruhi kehidupan sosial. Di antaranya, banyaknya pelajar dan mahasiswa yang diliburkan sampai waktu yang telah ditentukan, para pelajar tersebut tidak semata-mata diliburkan karena mereka juga diberikan kewajiban untuk belajar di rumah. Mereka diberi tugas rumah dan belajar online. Hal ini menjadi tugas tambahan bagi para orang tua, karena harus memantau perkembangan belajar anak di rumah.

Tempat-tempat pariwisata juga ditutup untuk sementara waktu, untuk memutuskan rantai penyebaran virus covid-19. Akibatnya tempat-tempat pariwisata tersebut mengalami kerugian. Dikarenakan tempat wisata yang sepi pengunjung namun pihak wisata masih harus tetap memenuhi biaya operasionalnya. Di beberapa daerah, pabrik terpaksa harus diliburkan, karena orderan atau pesanan pun menjadi terbatas karena adanya wabah covid-19 ini. Ada beberapa pabrik yang meliburkan seluruh karyawannya, namun ada pula pabrik yang memberi kebijakan hanya sebagian saja karyawan yang dirumahkan, para karyawan tersebut akan dipanggil kembali ketika orderan/pesanan di pabrik tersebut telah kembali normal.

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI