Pengaruh Body Shamming pada Orang Obesitas

Body Shamming
Ilustrasi Body Shamming (Sumber: Teknologi AI dari Meta AI)

Obesitas, yang sering dianggap sebagai salah satu masalah kesehatan terbesar di dunia, tidak hanya berdampak pada fisik tetapi juga pada aspek psikologis penderitanya. Salah satu fenomena yang memperburuk kondisi ini adalah body shamming, yaitu tindakan merendahkan atau mempermalukan seseorang berdasarkan penampilan fisiknya.

Bagi orang yang mengalami obesitas, body shamming dapat membawa dampak yang sangat merugikan, baik secara fisik maupun mental. Artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai pengaruh body shamming pada orang obesitas, serta dampak-dampak yang timbul akibat perlakuan tersebut.

Body shamming adalah suatu perilaku yang merendahkan atau mengejek tubuh seseorang. Biasanya, hal ini berkaitan dengan berat badan atau bentuk tubuh yang dianggap tidak sesuai dengan standar kecantikan atau kesehatan masyarakat.

Body shamming sering kali terjadi di berbagai tempat, baik itu di media sosial, lingkungan kerja, sekolah, atau dalam interaksi sosial sehari-hari. Orang yang mengalami body shamming sering kali merasa dipermalukan, dihina, atau tidak diterima oleh lingkungan sekitar mereka.

Bacaan Lainnya

Hubungan obesitas dengan bullying pada anak pernah dimuat dalam studi tahun 2004. Penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat tersebut melibatkan 5.749 anak laki-laki dan perempuan berusia 11 hingga 16 tahun. Hasil Studi mengatakan, anak usia sekolah yang kelebihan berat badan lebih sering menjadi korban bullying daripada teman-teman yang berbobot normal, dan juga ini sering dialami oleh selebritas yang mengalami hal serupa.

Peneliti yang sama juga melaporkan, para pelaku bullying sering membully mengenai penampilan, pakaian dari anak Obesitas. Pengertian dan bullying sendiri adalah tindakan penindasan atau kekerasan yang dilakukan secara sengaja oleh satu orang atau sekelompok terhadap orang lain yang dianggap lebih lemah, sedangkan pengertian obesitas adalah suatu gangguan yang melibatkan lemak tubuh berlebihan.

Peran keluarga sangat penting dalam memotivasi anak obesitas untuk menerapkan gaya hidup sehat dan mencegah obesitas. Seperti kasus yang dialami oleh artis Aurel Hermansyah, diri nya dibully oleh netizen Indonesia karena berat badannya yang meningkat drastis pada saat kehamilan anak pertama.

Dampak yang terjadi pada Aurel Hermansyah mengakibatkan depresi karena hujatan yang diterimanya dan juga mempengaruhi ASI yang diproduksi untuk bayinya tidak melimpah, namun berkat support system dari keluarga, kerabat dan teman-teman Aurel Hermansyah, secara perlahan-lahan dirinya mampu menunjukkan kepada semua orang bahwa dia bisa menjadi Aurel seperti dulu, bahkan lebih bercahaya, itulah pentingnya peran keluarga dalam memotivasi anak atau orang obesitas.

Kemenkes memberikan data bahwa penduduk dengan jenis kelamin perempuan menempati persentase tinggi yakni 32.9% sementara untuk laki-laki dewasa sebesar 19,7%. Faktanya memang di dunia modern yang serba ada dengan banyaknya iklan yang ditampilkan khususnya di dunia F&B mengakibatkan para perempuan fomo terhadap tawaran yang diberikan.

Maka dari itu, masuk akal jika data kemenkes mengatakan seperti itu, laki-laki memiliki kecenderungan cuek terhadap hal seperti itu karena banyak orang beranggapan bahwa lebih baik beli untuk yang lainnya daripada dihabiskan beli makanan dan tingkat kepedulian kesehatan laki laki cenderung lebih tinggi untuk menekan berbagai risiko penyakit yang mematikan.

Banyak kasus yang terjadi mengenai body shamming pada orang obesitas dan itu juga dialami oleh saya ketika duduk dibangku smp ada beberapa orang yang melontarkan kata-kata buruk kepada saya tentang bentuk tubuh saya yang menurut mereka tidak proporsional seperti “ih gede banget lenganmu” dan banyak hal yang mengakibatkan kesehatan mental saya terganggu sampai harus terbaring di rumah sakit.

Meskipun masih banyak orang yang menganggap kata-kata sepele seperti itu hanya bercandaan namun bagi orang yang dilontarkan dengan kata-kata seperti itu adalah bullyan yang sangat menyakitkan, dan sudah banyak dialami oleh orang lain.

Jika dilihat dari segala sudut pandang ada beberapa faktor yang mempengaruhi pelaku melakukan body shamming yaitu pengaruh media sosial yang membuat dan membangun standar kecantikkan di Indonesia tinggi dan kurangnya kesadaran empati terhadap orang lain yang mengakibatkan hanya memandang orang lain sebelah mata saja tanpa melihat dari sisi yang positif.

Tidak hanya itu faktor genetik juga mempengaruhi sifat atau sikap pelaku body shamming, bisa ditunjukkan penelitian yang dilakukan oleh Twin Studios mengenai studi kembar menunjukkan bahwa banyak sifat kepribadian termasuk agresivitas dan impulsivitas, memiliki komponen heritabilitas yang signifikan.

Dampak bagi pelaku body shamming dapat dilihat dari sisi positif dan negatif meskipun sebenarnya lebih banyak sisi negatif yang diterimanya. sisi positif dalam jangka pendek yaitu adanya perasaan kekuatan atau Dominasi (pelaku mungkin merasa lebih superior atau berkuasa dengan merendahkan orang lain).

Meskipun hanya sementara, sedangkan dari sisi negatif (jangka panjang) mengakibatkan kehilangan hubungan sosial dan sanksi sosial karena pelaku telah merusak hubungan sosialnya dengan korban dan jika itu terlihat oleh banyak individu akan menjadikan sanksi sosial berkepanjangan karena banyak mata yang melihat fakta pada saat kejadian yang dialami korban.

Body shamming memiliki dampak yang sangat besar pada orang dengan obesitas, baik secara fisik maupun psikologis. Dampaknya dapat memperburuk kondisi kesehatan mereka, meningkatkan stres, dan merusak harga diri mereka.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk membangun masyarakat yang lebih inklusif, penuh pengertian, dan mendukung. Dengan memberikan dukungan emosional, pendidikan, dan promosi gaya hidup sehat, kita dapat membantu orang obesitas untuk mengatasi tantangan ini dan memperbaiki kualitas hidup mereka.

 

Penulis: Dwita Aulia Putri Azzahra
Mahasiswa Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang 

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses