Pengaruh Influencer terhadap Gen Z dalam Aspek Budaya

Generasi Z
Ilustrasi Influencer (Sumber: Penulis)

Indonesia dengan kekayaan budayanya yang memikat, telah menghadirkan suatu keajaiban tekstil yang dikenal sebagai batik.

Batik bukan sekadar kain, melainkan selembar karya seni yang mencerminkan keindahan alam, sejarah, dan nilai-nilai yang terkandung dalam setiap coraknya.

Lebih dari sekadar estetika visual, penggunaan batik juga mencerminkan rasa bangga terhadap identitas budaya. Di dalam motif-motif batik terkandung pesan-pesan simbolik yang menggambarkan nilai-nilai masyarakat Indonesia.

Bacaan Lainnya
DONASI

Ada batik dengan corak alam, mencerminkan harmoni dengan alam sekitar. Ada pula batik dengan motif-motif khas daerah yang memperkaya ragam budaya yang ada di negeri ini. Setiap helai batik adalah sebuah kanvas yang menceritakan sejarah.

Di era globalisasi ini, mempertahankan dan mempromosikan penggunaan batik adalah langkah yang penting dalam memelihara keanekaragaman budaya.

Media sosial bisa menjadi jembatan untuk melestarikan batik. Media sosial memiliki banyak influencer yang berpengaruh untuk mempromosikan batik di era globalisasi ini.

Influencer adalah seorang yang memiliki pengaruh atau daya tarik signifikan terhadap audiens tertentu, terutama di platform media sosial.

Mereka sering kali memiliki jumlah pengikut yang besar dan dapat mempengaruhi perilaku atau pendapat orang lain terkait dengan topik atau produk tertentu.

Ketika seorang influencer merekomendasikan atau menggunakan produk dalam konten mereka, hal ini dapat meningkatkan kesadaran dan mempengaruhi persepsi positif terhadap produk tersebut.

Influencer dan Gen Z memiliki hubungan yang erat dalam dunia media sosial dan pemasaran.

Gen Z merupakan kelompok yang lahir sekitar pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, sangat aktif di platform media sosial seperti Instagram, TikTok, YouTube, dan lain sebagainya.

Hubungan antara keduanya terletak pada fakta bahwa influencer seringkali menjadi figur yang diidolakan oleh Gen Z.

Gen Z lebih cenderung mempercayai rekomendasi dari orang-orang yang mereka anggap sebagai tokoh inspiratif.

Menurut penelitian 35% Gen Z dewasa saat ini membaca lebih banyak dibandingkan tahun 2020, dan 67% membacanya di ponsel mereka. Maka dari itu kita bisa memanfaatkan media sosial melalui influencer sebagai wadah untuk melestarikan batik.

Influencer bisa membuat trend memakai batik dalam aktivitas sehari hari,selain itu batik juga di mix and match dengan outfit yang sedang trend di gen z sehingga gen z akan tertarik dan menormalisasi bahwa menggunakan batik di aktivitas sehari hari bukan hal yang aneh.

Bukanlah hal yang luar biasa untuk melihat seseorang memakai batik di kantor, pusat perbelanjaan, atau bahkan di jalanan.

Hal ini menunjukkan bahwa batik bisa menjadi bagian dari gaya hidup modern. Dengan mengenakan batik, kita turut memperlihatkan kepada dunia bahwa warisan budaya adalah sesuatu yang berharga dan patut dilestarikan.

Ini juga dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk menghargai dan mempertahankan tradisi-tradisi yang berharga.

Melalui upaya melestarikan batik melalui media sosial, kita dapat membantu mempertahankan kekayaan warisan budaya ini untuk generasi mendatang.

Dengan memanfaatkan kekuatan digital, kita dapat memastikan bahwa batik tetap hidup dan terus diapresiasi oleh masyarakat luas, baik di dalam maupun di luar Indonesia.

Oleh karena itu, marilah kita mengenakan batik dengan bangga, sebagai simbol cinta dan penghargaan terhadap budaya yang telah membentuk identitas kita.

Penulis: Frisca Dita Pramisti
Mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Brawijaya

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI