Pengaruh Kebudayaan K-Pop pada Generasi Muda

K-Pop pada Generasi Muda
Sumber: istockphoto, karya: sibway.

Pada saat ini, budaya Korea Selatan berkembang dengan sangat cepat. Korea Selatan menyebarkan budayanya ke berbagai negara lain, yang dikenal dengan istilah Korean Wave.

Hallyu (한류)/Korean Wave atau yang lebih sering disebut gelombang Korea adalah istilah yang dikenal publik karena penyebaran budaya Pop Korea di seluruh dunia, termasuk di Indonesia (Shim, 2006).

Korean Wave merujuk pada popularitas budaya pop Korea di luar negeri, yang mencakup berbagai genre seperti film, drama televisi, dan musik pop (K-Pop).

Fenomena ini tidak hanya meningkatkan ketertarikan terhadap hiburan Korea, tetapi juga memperkenalkan berbagai aspek budaya Korea lainnya seperti kuliner, hingga produk kecantikan.

Bacaan Lainnya

Popularitas K-Pop dan drama Korea menjadi salah satu faktor utama yang menarik perhatian publik global, diikuti dengan peningkatan ekspor konten budaya Korea ke berbagai negara di seluruh dunia.

Salah satu fenomena yang tengah menjadi sorotan banyak orang saat ini adalah K-Pop, singkatan dari Korean Pop atau musik pop Korea. K-Pop telah meraih popularitas yang luar biasa di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Genre musik pop ini berasal dari Korea Selatan dan dikenal dengan penampilan yang menarik, musik yang energik, serta koreografi yang luar biasa. K-Pop menarik perhatian banyak penggemar di seluruh dunia terutama pada generasi muda.

K-Pop juga identik dengan boygroup dan girlgroup, yang terdiri dari sekelompok penyanyi pria atau wanita yang berada di bawah naungan manajemen atau agensi. Beberapa boygroup dan girlgroup populer di antaranya BTS, Blackpink, EXO, TWICE, GFriend, NCT, ITZY, Aespa, dan sebagainya.

K-Pop juga sangat populer di media sosial, dimana mereka membagikan video musik dan koreografi di berbagai platform media sosial. Dengan adanya media sosial seperti youtube, instagram, X, tiktok dan lainnya, maka para generasi muda ini menjadi aktif dalam mencari dan mendapat informasi seputar idola mereka.

K-Pop juga memiliki sebutan khusus untuk penggemarnya, yang dikenal sebagai fandom, dimana setiap grup memiliki nama fandom masing-masing, seperti Army, Blink, EXO-L, Once, Buddy, NCTzen, Midzy, MY dan sebagainya. Namun, kesenangan mereka terhadap idol atau menjadi fans seringkali memberikan dampak positif maupun negatif.

Baca Juga: Benarkah Menyukai K-Pop Sama dengan Tidak Punya Rasa Nasionalisme?

Berikut beberapa dampak positif terhadap K-Pop antara lain:

1. Mampu menambah rasa kesenangan

K-Pop juga mampu menambah rasa kesenangan bagi generasi muda. Musik yang energik, koreografi yang menarik, serta visual yang memukau membuat mereka merasa senang.

2. Menyediakan sarana hiburan

Musik video, konser, variety show, dan reality show yang menampilkan idol-idol K-Pop dapat memberikan banyak pilihan hiburan yang bisa dinikmati.

3. Memperkuat hubungan persahabatan antar negara

Penggemar dari berbagai negara sering berkolaborasi dalam mendukung idol favorit mereka melalui proyek amal, tren media sosial, dan acara internasional.

4. Mendorong perkembangan seni dan kreativitas

Banyak penggemar yang terinspirasi untuk belajar menari, menyanyi, atau bahkan membuat video cover koreografi dan membuat fan art.

5. Meningkatkan minat untuk mempelajari bahasa Korea

Lirik lagu, wawancara, variety show atau konten media lainnya sering kali membuat para penggemar tertarik untuk memahami bahasa idol mereka secara langsung.

Baca Juga: Budaya K-Pop Mulai Merajai Indonesia

Beberapa dampak negatif terhadap budaya K-Pop antara lain:

1. Kecanduan pada media sosial

Kecanduan pada media sosial ini bisa menyebabkan waktu yang berlebihan dihabiskan di media sosial, sehingga dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.

2. Melupakan atau tidak mempedulikan budaya Indonesia

Meskipun globalisasi budaya adalah hal positif, penting juga bagi generasi muda untuk tetap menghargai dan melestarikan budaya sendiri.

3. Melupakan tanggung jawab atau kewajiban

Beberapa penggemar terlalu fokus pada mengikuti aktivitas idol sehingga waktu untuk belajar, bekerja, atau menjalankan tanggung jawab lainnya terabaikan.

4. Fanatisme yang berlebihan

Beberapa penggemar menjadi terobsesi dengan idol mereka sehingga menimbulkan perilaku yang tidak sehat, seperti mendewakan idol, membela mereka secara berlebihan, atau menyerang penggemar lain dari grup yang berbeda.

5. Terjadinya cyberbullying

Cyberbullying ini dapat berupa komentar kasar, intimidasi, atau penyebaran informasi negatif tentang penggemar lain atau idol tertentu. Hal ini tidak hanya berdampak pada kesehatan mental individu saja yang menjadi korban, tetapi juga menciptakan suasana yang toxic dalam komunitas penggemar.

Baca Juga: Selebritas K-Pop dan Mental Health

Itulah beberapa dampak positif dan negatif dari budaya K-Pop. Namun, terdapat beberapa solusi untuk mengatasi dampak-dampak tersebut, yaitu :

  1. Memotivasi pada generasi muda untuk mencintai dan melestarikan budaya Indonesia.
  2. Memberikan pemahaman tentang batasan dalam menggunakan media sosial.
  3. Perlu mampu mengatur waktu dengan baik dan tetap ingat pada kewajiban.

Sebagai fenomena global, budaya K-Pop telah membawa dampak yang signifikan, baik secara positif maupun negatif, terutama di kalangan generasi muda. Di satu sisi, K-Pop mampu memberikan hiburan, meningkatkan kreativitas, memperkuat persahabatan antar negara, serta mendorong minat belajar bahasa Korea.

Namun di sisi lain, muncul beberapa dampak negatif seperti kecanduan media sosial, melupakan budaya lokal, fanatisme berlebihan, hingga cyberbullying.

Untuk mengatasi hal ini, perlu adanya kesadaran bagi generasi muda untuk tetap mencintai dan melestarikan budaya Indonesia, membatasi penggunaan media sosial secara sehat, serta mengatur waktu agar tidak melupakan tanggung jawab dan kewajiban.

Mengagumi karya atau seorang idola adalah hal yang wajar, namun perlu adanya batasan. Segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik bagi diri sendiri. Sebagai bagian dari bangsa Indonesia, kita memiliki tanggung jawab untuk melestarikan dan mencintai budaya Indonesia agar tidak hilang oleh perkembangan zaman.

Penulis: Winda Salsabila (Nim : 2281100080)
Mahasiswa Tadris Bahasa Indonesia UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News

Referensi

Shim, D. (2006). Hybridity and the rise of Korean popular culture in Asia. Media, culture & society, 28(1), 25-44.

Valenciana, C., & Pudjibudojo, J. K. K. (2022). Korean Wave; Fenomena budaya pop Korea pada remaja milenial di Indonesia. Jurnal Diversita, 8(2), 205-214.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses