Penularan Penyakit melalui Makanan (Foodborne Disease)

penularan penyakit lewat makanan
Foto: Pixabay.com

Mega Safira
Program Studi Institut Teknologi Sumatera
Email:  mega.25227047@student.itera.ac.id

ABSTRAK

Penyakit menular hadir dengan membawa berbagai persoalan bagi kehidupan makhluk hidup di dunia. Istilah foodborned disease kemudian hadir sebagai suatu hal baru dalam media penularan penyakit. Foodborned disease merupakan suatu istilah untuk menyebutkan suatu penyakit yang ditularkan melalui makanan. Terdapat jutaan orang di dunia yang mengalami kesakitan hingga meninggal dunia pada setiap tahunnya akibat penyakit yang ditularkan melalui makanan yang mereka konsumsi. Kontaminasi bakteri pada makanan dapat terjadi pada bahan makanan, air, wadah makanan, tangan penyaji ataupun pada makanan yang sudah siap disajikan. Pada penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif dan ditunjang dengan studi kepustakaan. Sehingga data yang didapatkan relevan dengan penelitian. Foodborne disease disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme patogen yang mengkontaminasi makanan. Selain itu, zat kimia beracun, atau zat berbahaya lain juga dapat menyebabkan foodborne disease jika zat-zat tersebut terdapat dalam makanan. Penyakit yang ditularkan melalui makanan mencakup lingkup penyakit yang etiologinya bersifat kimiawi maupun biologis, termasuk penyakit kolera dan diare, sekaligus beberapa penyakit parasit. Melakukan pencegahan menjadi suatu langkah positif untuk menekan kondisi penularan penyakit oleh makanan ini.

Bacaan Lainnya
DONASI

Kata kunci : Penyakit, Penularan, Foodborne disease

ABSTRACT

Infectious diseases come with a variety of problems for the life of living things in the world. The term foodborned disease then comes as a new thing in the medium of disease transmission. Foodborned disease is a term to refer to a disease that is transmitted through food. There are millions of people in the world who experience pain to death each year due to diseases transmitted through the food they consume. Bacterial contamination of food can occur in food, water, food containers, the hand of the renderer or in food that is ready to be served. In this study the authors used a descriptive method and supported by literature study. So the data obtained is relevant to research. Foodborne disease is caused by various pathogenic microorganisms that contaminate food. In addition, toxic chemicals, or other

harmful substances can also cause foodborne disease if these substances are found in food. Food- borne diseases cover a range of chemical and biological etiologies, including cholera and diarrhea, as well as several parasitic diseases. Preventing becomes a positive step to suppress the condition of transmission of this disease by food.

Keywords: Disease, Transmission, Foodborne disease

PENDAHULUAN

Penyakit yang ditularkan melalui makanan (foodborne disease) merupakan permasalahan   kesehatan masyarakat yang banyak dijumpai dan penyebab signifikan menurunnya produktivitas ekonomi. Di seluruh dunia terdapat jutaan orang, khususnya bayi dan anak-anak, yang menderita dan meninggal dunia setiap tahunnya akibat penyakit yang ditularkan melalui makanan tersebut. Setiap tahun, terdapat sekitar 1500 juta kejadian diare pada balita dan diperkirakan 70% kasus penyakit diare terjadi karena makanan yang terkontaminasi.

Patogen   yang sudah dikenal sebagai penyebab penyakit diare salah satunya adalah bakteri seperti Escherichia coli (E. coli) yang merupakan bakteri tersering dan terpenting secara klinis di golongan bakteri Coliform (Motarjemidkk, 2006). Bakteri Coliform seperti E. coli merupakan salah satu bakteri indikator sanitasi air dan makanan, sehingga apabila dalam makanan terdapat bakteri E. coli berarti air atau makanan tersebut telah tercemar oleh feses manusia. Penyebaran bakteri Coliform yang berasal dari hewan ke manusia dapat terjadi melalui daging yang telah terkontaminasi kemudian dikonsumsi oleh manusia, sedangkan penyebaran bakteri Coliform dari manusia ke manusia yang lain terjadi secara peroral dengan cara manusia memakan atau meminum air yang telah terkontaminasi Kontaminasi bakteri pada makanan dapat terjadi pada bahan makanan, air, wadah makanan, tangan penyaji ataupun pada makanan yang sudah siap disajikan. Infeksi Coliform pada manusia seringkali disebabkan oleh konsumsi makanan produk hewan yang tercemar, misalnya daging dan susu. (Andriani, 2008).

METODOLOGI

Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan paper ini ialah dengan menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk memecahkan masalah yang aktual dengan jalan mengumpulkan data, menyusun atau mengklasifikasikannya. Metode ini ditunjang dengan studi kepustakaan dimana merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari bahan-bahan tertulis yang relevan dengan penelitian ini seperti buku, teks, catatan-catatan penelitian terdahulu, jurnal, internet, dan lain-lain. Serta melakukan (self assessment) atau penilaian terhadap diri sendiri yang dalam hal ini adalah peran dalam pencegahan penyebaran penyakit.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Foodborned disease adalah penyakit yang timbul karena mengkonsumsi makanan atau minuman yang tercemar. Foodborne disease disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme patogen yang mengkontaminasi makanan. Selain itu, zat kimia beracun, atau zat berbahaya lain dapat menyebabkan foodborne disease jika zat-zat tersebut terdapat dalam makanan. Makanan yang berasal baik dari hewan maupun tumbuhan dapat berperan sebagai media pembawa mikroorganisme penyebab penyakit pada manusia (Deptan, RI, 2007). Penyakit yang ditularkan melalui makanan ini pada umumnya bersifat toksik maupun infeksius disebabkan oleh agens penyakit yang masuk ke dalam tubuh melalui konsumsi makanan yang terkontaminasi. Penyakit yang ditularkan melalui makanan mencakup lingkup penyakit yang etiologinya bersifat kimiawi maupun biologis, termasuk penyakit kolera dan diare, sekaligus beberapa penyakit parasit.

A. Faktor-faktor Pengaruh Pertumbuhan Mikroba pada Makanan

Mikroba yang tumbuh dalam makanan sehingga menjadi patogen dan menyebabkan penyakit atau gangguan kesehatan pada manusia dan makhluk hidup pertumbuhannya dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:

(1)   Faktor intrinsik, merupakan sifat fisik, kimia dan struktur yang dimiliki oleh bahan pangan tersebut, seperti   kandungan nutrisi dan pH bagi mikroba

(2)  Faktor ekstrinsik, yaitu kondisi lingkungan pada penanganan dan penyimpanan bahan pangan seperti suhu, kelembaban, susunan gas di atmosfer

(3)   Faktor implisit, merupakan sifat-sifat   yang dimiliki oleh mikroba itu sendiri.

(4)  Faktor pengolahan, karena perubahan mikroba awal sebagai akibat pengolahan bahan pangan, misalnya pemanasan, pendinginan, radiasi, dan penambahan pengawet (Nurmaini, 2004)

B. Jenis Penyakit Ditularkan

Mengkonsumsi makanan menjadi sebuah kebutuhan sebagai pemenuhan asupan tubuh makhluk hidup. Terdapat beragam jenis makanan tersedia dan kehadirannya seringkali membuat manusia khususnya tergiur dengan rupa tanpa memperhatikan kandungan serta baik-buruknya jika dikonsumsi. Sehingga tidak sedikit orang yang mengalami gangguan kesehatan akibat mengkonsumsi makanan sembarangan. Gangguan kesehatan yang timbul dari mengkonsumsi makanan ini salah satunya diakibatkan oleh mikroorganisme yang terdapat dalam makanan yang kita konsumsi. Penyakit yang timbul dapat berupa:

  • Diare, adalah penyakit yang membuat penderitanya menjadi sering buang air besar dengan kondisi tinja yang encer. Gejala diare yang sering dialami oleh penderita pada umumnya adalah perut terasa mulas, tinja encer atau bahkan berdarah, mengalami dehidrasi, pusing, lemas, dan kulit kering. Sebagian besar diare disebabkan infeksi kuman diusus besar
  • Demam, hadirnya demam ditandai dengan meningkatnya suhu tubuh hingga lebih dari 38oC dari suhu  tubuh  normal.  Pada umumnya  demam akan disertai  gejala  lain  seperti sakit  kepala, berkeringat, menggigil, lemas, nyeri otot, muntah dan kehilangan nafsu makan.
  • Nyeri akut saluran pencernaan. Gangguan pencernaan adalah kondisi dimana tubuh tidak dapat mencerna makanan dengan baik, kondisi ini dapat menyebabkan intoleransi makanan. Gangguan pencernaan dapat menimbulkan berbagai macam gejala seperti perut kembung, sembelit, sulit menelan, mual, muntah.

Dari semua penyakit yang ditularkan melalui makanan, yang paling sering terjadi adalah diare. Penyakit diare menjadi masalah kesehatan dunia terutama di negara berkembang.  Hal ini terlihat dari tingginya angka kesakitan dan kematian akibat diare.  WHO memperkirakan 4 milyar kasus terjadi di dunia pada tahun 2000 dan 2,2 juta diantaranya meninggal. Sanitasi yang buruk dituding sebagai penyebab banyaknya kontaminasi bakteri E. coli dalam air bersih yang dikonsumsi masyarakat. Selain itu, pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Djaja (2003) menunjukkan data kontaminasi yang terdapat pada bahan makanan sebanyak 40.0%, kontaminasi air sebanyak 12.9%, kontaminasi makanan matang 7.5%, kontaminasi pewadahan makanan 16.9%, kontaminasi tangan 12.5%, dan kontaminasi makanan disajikan 12.2%. Hal tersebut menunjukkan kontaminasi paling banyak terdapat pada bahan makanan. Salah satunya adalah daging yang merupakan media yang sangat baik untuk pertumbuhan bakteri Coliform.

C. Faktor Timbulnya Penyakit Bawaan Makanan

Adapun faktor-faktor yang berperan terhadap timbulnya penyakit bawaan makanan:

Demografi Masyarakat

Meningkatnya kelompok penderita penyakit menular HIV, penderita penyakit kronis, dan para manula, akan lebih peka terhadap infeksi bakteri patogen yang ditularkan melaui makanan

Human Behavior

Perubahan pola makan masyarakat turut memberikan kontribusi terhadap meningkatnya penyakit bawaan makanan, antara lain banyaknya restoran fast food, peningkatan kebiasaan makan di luar rumah, peningkatan konsumsi buah segar dan salad yang menggunakan sayuran mentah, dan makanan yang dimasak secara tidak matang sempurna (hamburger, scrumble eggs, dan lain-lain).

  • Perubahan Industri dan Teknologi
  • Peningkatan industri makanan berskala besar yang tersentralisasi di satu tempat akan membawa risiko terhadap peningkatan penyebaran penyakit bawaan makanan. Penyebaran penyakit dapat terjadi mulai dari tempat asal ketika diproduksi, sampai ke tempat pendistribusian produk
  • Adaptasi mikrobia

Pengobatan antimikrobia untuk hewan dan manusia secara terus menerus dan tidak terkontrol akan mengakibatkan timbulnya bakteri-bakteri resisten.

D. Cara Pencegahan Foodborne disease

Dibandingkan dengan pengobatan, suatu pencegahan dinilai lebih efektif untuk mengatasi masalah foodborne disease ini. Langkah pencegahan yang dapat dilakukan oleh setiap individu sebagai langkah preventif adalah dengan selalu menjaga kebersihan, melakukan pemantauan suhu optimum, serta memperhatikan metode atau cara penyimpanan dan pengolahan makanan yang baik.

Kebersihan

Membiasakan dalam menjaga kebersihan baik kebersihan diri maupun kebersihan lingkungan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan selalu mencuci tangan pakai sabun setelah melakukan kegiatan dan sebelum makan. Tangan merupakan salah satu media paling efektif masuknya kuman dan bakteri kedalam tubuh. Dengan mencuci tangan pakai sabun, akan meminimalisir masuknya kuman dan bakteri ke dalam tubuh.

Pemantauan Suhu

Menyimpan makanan pada suhu yang keliru dapat berakibat membiaknya kuman yang tumbuh diantara suhu 5oC hingga 60oC dan menyebabkan racun pada makanan. Makanan dapat disimpan pada lemari es dengan suhu tidak lebih dari 5oC juga dilengkapi dengan aliran udara diseputar makanannya agar pembagian suhu dapat merata. Makanan mentah tidak dibiarkan terlalu lama dalam suhu ruang karena akan mempercepat proses pembiakan mikroba dan racun. Agar kuman dan bakteri yang terdapat pada makanan ini mati, maka makanan sebaiknya dimasak hingga matang sempurna.

Cara Menyimpan

Daging, ikan, unggas, dan sayur mentah adalah bahan makanan yang mengandung banyak kuman dan rentan mengontaminasi makanan matang disekitarnya. Perilaku cermat yang dapat dilakukan adalah dengan menyimpan makanan mentah tersebut secara tertutup sebelum memasukkannya ke dalam lemari es agar terhindar dari pencemaran.

KESIMPULAN

Kesimpulan dari hasil analisis pada foodborne disease terhadap kehidupan dan kesehatan adalah:

  1. Kontaminasi bakteri pada makanan dapat terjadi pada bahan makanan, air, wadah makanan, tangan penyaji ataupun pada makanan yang sudah siap disajikan.
  2. Perkembangan mikroba dalam makanan dipengaruhi oleh banyak faktor baik intrinsik maupun ekstrinsik. Penyebaran penyakit akibat mikroorganisme pathogen pada makanan bahkan dapat terjadi mulai dari tempat asal ketika diproduksi, sampai ke tempat pendistribusian produk
  3. Untuk menekan penyebaran penyakit yang ditimbulkan oleh makanan maka setiap individu perlu menerapkan kebiasaan hidup bersih dan sehat dengan selalu mencuci tangan, memperhatikan jenis dan komposisi makanan, memasak makanan hingga matang, dan menerapkan pola hidup sehat

DAFTAR PUSTAKA

Herman, Sherlina, dkk. 2015. Faktor-Faktor Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Yang Berhubungan Dengan Kejadian Food Borne Disease Pada Anak Sekolah Dasar Negeri INPRES 3 TONDO Kota Palu. Jurnal Kesehatan Tadulako. Vol 1(2). Universitas Tadulako: Palu (diakses pada 11 Mei 2020)

Nurmawati, Syndi. 2019. Faktor Risiko Penyebab Foodborne Disease pada Siswa SD. Jurnal Sistem

Kesehatan. Vol 4(4). Universitas Padjadjaran: Bandung (diakses pada 11 Mei 2020)

Setyaningrum, Zulia. 2019. IDENTIFIKASI BAKTERI Escherichia coli PADA SAUS MAKANAN JAJANAN DI SEKITAR KAMPUS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA. Jurnal Kesehatan. Vol 12(2). Universitas Muhammadiyah: Surakarta (diakses pada 11 Mei 2020)

Baca juga:
Penyakit Tidak Menular: Kanker

Pramuka, Obat Pencegah Penyakit Generasi Muda

New Normal dan Dampak Sosial Ekonomi Masyarakat

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI