Perempuan Muda sebagai Agen Perubahan dalam Transformasi Politik Indonesia pada Pemilu 2024

Perempuan Muda Politik Indonesia
Ilustrasi Perempuan Muda Politik Indonesia (Sumber: Teknologi AI dari Meta AI)

Pemilu 2024 menjadi momen krusial dalam perjalanan demokrasi di Indonesia. Salah satu sorotan utama adalah semakin meningkatnya partisipasi perempuan muda dalam kancah politik.

Dengan akses luas terhadap teknologi dan informasi, generasi ini memiliki kapasitas besar untuk membawa perubahan. Namun, kenyataan menunjukkan bahwa mereka masih harus menghadapi berbagai hambatan struktural dan budaya yang menghalangi peran aktif mereka.

Artikel ini akan mengulas peran perempuan muda dalam politik Indonesia pada Pemilu 2024, faktor-faktor yang memengaruhinya, dan langkah strategis untuk meningkatkan kontribusi mereka.

 

Bacaan Lainnya

Mengapa Perempuan Muda Penting dalam Politik?

Keterlibatan perempuan muda dalam politik memiliki dampak signifikan pada kualitas demokrasi. Sebagai kelompok yang mencakup hampir separuh populasi Indonesia, perempuan muda membawa perspektif yang beragam ke dalam proses pengambilan keputusan.

Sebuah studi dari United Nations Development Programme (UNDP) menyebutkan bahwa representasi perempuan yang lebih besar dalam politik dapat menghasilkan kebijakan yang lebih responsif dan inklusif terhadap kebutuhan masyarakat.

Di Indonesia, Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu mengamanatkan kuota 30% keterwakilan perempuan dalam daftar calon legislatif. Meski kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi perempuan, realisasinya masih jauh dari optimal.

Menurut data Komisi Pemilihan Umum (KPU), keterwakilan perempuan di DPR RI pada Pemilu 2019 hanya mencapai 20,8%. Angka ini menunjukkan bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk memenuhi target representasi, termasuk melibatkan lebih banyak perempuan muda.

Baca juga: Budaya Dinasti Politik dalam Politik Indonesia

 

Tantangan yang dihadapi Perempuan Muda

Ada sejumlah hambatan yang menghalangi perempuan muda untuk berpartisipasi aktif dalam politik, baik dari segi struktural maupun budaya. Pertama, stigma gender yang masih mengakar kuat di masyarakat. Banyak yang masih memandang perempuan kurang kompeten dalam hal kepemimpinan dan pengambilan keputusan. Bias ini sering kali terjadi tidak hanya di masyarakat umum tetapi juga dalam struktur partai politik.

Kedua, terbatasnya akses perempuan muda terhadap sumber daya politik. Mereka sering kali tidak memiliki jaringan yang cukup luas, yang sangat penting dalam membangun karier politik. Selain itu, biaya yang tinggi untuk terlibat dalam dunia politik menjadi penghalang yang signifikan.

Ketiga, kurangnya dukungan dari lingkungan keluarga dan masyarakat. Banyak perempuan muda menghadapi tekanan sosial yang mempertanyakan keterlibatan mereka di dunia politik, yang dianggap sebagai ranah maskulin. Selain itu, kurangnya panutan perempuan muda yang sukses di dunia politik juga menambah tantangan.

 

Peluang dan Dinamika di Pemilu 2024

Pemilu 2024 memberikan peluang besar sekaligus tantangan bagi perempuan muda untuk terlibat lebih aktif dalam politik. Perkembangan teknologi informasi, misalnya, membuka ruang baru untuk menyuarakan pandangan politik.

Media sosial menjadi alat yang efektif bagi perempuan muda untuk memobilisasi dukungan dan mengadvokasi isu-isu penting. Menurut sebuah laporan Pew Research Center, perempuan muda lebih aktif dalam menggunakan media sosial untuk advokasi politik dibandingkan dengan kelompok lain.

Namun, di sisi lain, perempuan muda juga rentan terhadap serangan digital seperti ujaran kebencian dan pelecehan online. Laporan Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet) menunjukkan bahwa perempuan sering menjadi target utama kekerasan berbasis gender di dunia maya, yang dapat mengurangi motivasi mereka untuk berpartisipasi dalam politik.

Selain itu, peran partai politik sangat penting dalam mendukung perempuan muda. Partai politik harus menciptakan lingkungan yang inklusif dan menyediakan peluang bagi perempuan muda untuk maju sebagai calon legislatif atau menduduki posisi strategis. Beberapa partai telah menunjukkan komitmen untuk meningkatkan representasi perempuan, tetapi implementasi di lapangan sering kali masih bersifat simbolis.

Baca juga: Ketertarikan dan Kepedulian Generasi Muda terhadap Politik Indonesia

 

Strategi untuk Meningkatkan Peran Perempuan Muda

Untuk memastikan peran perempuan muda dalam politik semakin optimal, diperlukan langkah strategis yang melibatkan berbagai pihak. Berikut beberapa rekomendasi yang dapat diambil:

1. Meningkatkan Edukasi Politik

Pendidikan politik bagi perempuan muda harus dimulai sejak dini. Program pelatihan yang berfokus pada kepemimpinan, komunikasi, dan pemahaman sistem politik akan membantu mereka lebih percaya diri untuk terjun ke dunia politik.

2. Memperkuat Kebijakan Afirmatif

Pemerintah dan partai politik perlu memastikan implementasi kebijakan afirmatif, seperti kuota 30% keterwakilan perempuan, dilakukan secara efektif. Pengawasan transparan diperlukan untuk mencegah manipulasi kuota, seperti mencalonkan perempuan hanya sebagai formalitas.

3. Meningkatkan Akses ke Sumber Daya

Perempuan muda membutuhkan akses yang lebih baik ke sumber daya finansial dan jaringan politik. Program pendanaan khusus dan pembentukan jejaring oleh partai politik serta organisasi masyarakat sipil dapat menjadi solusi.

4. Melindungi dari Kekerasan Berbasis Gender

Regulasi yang lebih ketat diperlukan untuk melindungi perempuan muda dari kekerasan berbasis gender, baik di dunia nyata maupun maya. Selain itu, platform media sosial harus meningkatkan moderasi terhadap konten berbahaya.

5. Menghadirkan Role Model

Perempuan muda membutuhkan panutan yang bisa menginspirasi mereka untuk memasuki dunia politik. Figur perempuan muda yang berhasil dalam politik harus lebih sering diperkenalkan melalui media massa dan forum publik.

 

Simpulan

Perempuan muda memiliki peran besar dalam membentuk masa depan politik Indonesia. Di Pemilu 2024, mereka memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas demokrasi dan kebijakan publik. Meskipun berbagai tantangan masih ada, peluang tetap terbuka lebar dengan dukungan teknologi dan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya representasi perempuan.

Untuk mencapai potensi ini, kerja sama antara pemerintah, partai politik, organisasi masyarakat sipil, dan masyarakat umum sangat diperlukan.

Dengan langkah yang tepat, perempuan muda dapat menjadi agen perubahan yang membawa Indonesia menuju demokrasi yang lebih inklusif dan adil. Pemilu 2024 bukan hanya sekadar memilih pemimpin, tetapi juga tentang membuka jalan bagi generasi baru pemimpin perempuan yang siap membawa perubahan positif bagi bangsa.

 

Penulis: Annisa Chiara Luna Victoria
Mahasiswa Ilmu Politik, Universitas Airlangga

 

Referensi

Yoteni, A. A., Nurlatifah, N. D., & Pramana, R. (2023). Peran media massa dalam mendorong partisipasi politik perempuan untuk memperkuat demokrasi di indonesia. Action Research Literate, 7(9), 72–78. https://doi.org/10.46799/arl.v7i9.158

Setiawan, H. D., & Djafar, T. M. (2023). Partisipasi politik pemilih muda dalam pelaksanaan demokrasi di pemilu 2024. Populis : Jurnal Sosial Dan Humaniora, 8(2), 201–213. https://doi.org/10.47313/pjsh.v8i2.2877

Munggaran, T. P. (2023). Peran dan pengaruh perempuan dalam dinamika politik di indonesia. Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, 4(7), 804–817. https://doi.org/10.59141/jist.v4i7.653

 

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses