Pola Tidur dapat Memengaruhi Perkembangan Emosi pada Anak

tidur anak

Tidur merupakan aktivitas sehari-hari yang merupakan salah satu cara untuk melepaskan kelelahan. Dengan tidur semua keluhan hilang atau berkurang serta dapat memulihkan kembali energi seseorang, membiarkan individu untuk mulai berfungsi lagi secara optimal. K

Etika seseorang kurang istirahat dan tidur, mereka akan mudah marah, tertekan dan lelah, serta kesusahan untuk mengendalikan emosi (Kozier. 2004 dalam Perry & Potter. 2006) Tidur menjadi salah satu faktor yang dapat memengaruhi perkembangan anak terutama pada perkembangan emosi.

Pola tidur yang baik pada anak dapat dilihat dari durasi tidurnya, tiap orang memiliki pola tidur yang berbeda-beda sesuai dengan usia. Kurangnya pola tidur yang baik dapat dipengaruhi oleh penyakit fisik, obat-obatan, gaya hidup, lingkungan dll.

Bacaan Lainnya

Baca juga: Memahami Perkembangan Emosi pada Anak

Lamanya waktu tidur setiap anak umur 3-5 tahun berbeda, total waktu tidur pada anak usia 3-5 tahun yaitu 11-13 jam. Tidur memiliki peranan penting dalam masa pertumbuhan anak karena pada saat terjadi proses pengeluaran hormon pertumbuhan.

Selain itu, gangguan tidur juga dapat memengaruhi sistem imunitas pada anak, perkembangan fungsi hormon, metabolisme tubuh, sistem jantung dan pembulu darah, serta proses belajar dan daya ingat pada setiap individu.

Faktor-faktor yang dapat memengaruhi pola tidur anak pada usia 3-5 tahun (kartini, 2007) :

1. Umur

Semakin bertambah umur manusia semakin berkurang total waktu kebutuhan tidur. Halini dipengaruhi oleh pertumbuhan dan fisiologis dari sel-sel organ, pada neonatur kebutuhan tidur tinggi karena masih dalam proses adaptasi dengan lingkungan dari dalam rahim ibu, sedangkan pada lansia sudah milai terjadi degenerasi sel dan organ yang mempengaruhi fungsi dan mekanisme tidur.

Baca juga: Mengenal Bullying, Dampak dan Cara Mencegahnya pada Perkembangan Anak

2. Aktivitas

Bermain memberikan kesempatan pada anak untuk mengembangkan kemampuan emosional, fisik, sosial dan nalar. Melalui interaksi dengan permainan seorang anak dapat meningkatkan toleransi mereka terhadap kondisi yang secara potensial dapat menimbulkan frustasi. Dalam bermain anak belajar berinteraksi sosial, meningkatkat toleransi dan belajar aktif untutk memeberikan kontribusi sosial bagi kelompoknya.

3. Lingkungan

Lingkungan tempat seseorang tidur berpengaruh penting pada kemampuan untuk tertidur. Ventilasi yang baik adalah esensial untuk tidur yang tenang. Ukuran, kekerasan dan posisi tempat tidur memengaruhi kualitas tidur pada seseoang.

4. Faktor Kultural

Faktor kultural yang dapat memengaruhi tidur dapat berupa kebiasaan anak saat tidur termasuk kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan sebelum tidur.

Baca juga: Pentingnya Menanamkan Sikap Mandiri pada Anak

5. Faktor Psikologis

Faktor psikologis yang dapat memengaruhi tidur pada anak dapat berupa takut, gelisah, cemas dll. Ketakutan dan kegelisahan tersebut akan menjadi penyebab terganggunya tidur anak yang ditunujukan berupa selalu berguling-guling, miring ke kiri atau kanan, terkejut, mengiggau.

Beberapa faktor diatas dapat memengaruhi pola tidur anak yang juga akan berdampak pada proses pertumbuhan anak.

Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel organ maupun individu yang dapat diukur dengan berat, ukutan, panjang, umur tulang dan keseimbangan metabolik.

Sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembangan sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya termasuk emosi, inetelektual, dan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan.

Pada anak usia sekolah dengan pola tidur yang kurang mereka akan mengalami perilaku yang buruk. Mereka cenderung mudah marah, frustasi dan lebih sulit memusatkan perhatian.

Anak akan menjadi mudah marah dan frustasi karena tubuh dan otak mereka lelah sehingga mereka juga tidak belajar maksimal. Kekurangan tidur berdampak buruk bagi ttubuh, baik fisik maupun psikologis.

Baca juga: Manfaat Bermain di Playground untuk Anak- Anak

Secara fisik, kekurangan tidur akan mengakibatkan turun nya daya tahan tubuh sehingga orang tersebut lebih rentan terserang virus. Secara psikologis, kekurangan tidur menyebabkan emosi menjadi tidak stabil dan kemampuan berpikir dan berkonsentrasi berkurang.

Penulis: Denysa Ibrahim
Mahasiswa Prodi Psikologi Universitas Binawan

Dosen Pengampu: Apriani Riyanti, S.Pd., M.Pd

Referensi:

https://text-id.123dok.com/document/dy43lxkz-hubungan-antara-pola-tidur-dengan-perkembangan-emosi-anak-usia-sekolah-6-12-tahun-di-sdn-ngijo-3-karangploso.html

https://eprints.umm.ac.id/41455/

http://repositori.uin-alauddin.ac.id/3727/1/SINARMAWATI.pdf

https://text-id.123dok.com/document/dy43lxkz-hubungan-antara-pola-tidur-dengan-perkembangan-emosi-anak-usia-sekolah-6-12-tahun-di-sdn-ngijo-3-karangploso.html

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI