Kebiasaan Anak yang Berdampak Negatif

Pendidikan Akhlak Anak
Foto: http://pedulibersamadsmbali.blogspot.com/

Kebiasaan anak akan terbentuk di usia 6 sampai 11 tahun. Pada dasarnya Anak usia tersebut diberi kebebasan dalam bermain dan berekspresi dengan lingkungannya. Memang hal yang wajar usia tersebut digunakan untuk bermain bersama temannya tertawa lepas tanpa ada beban. Karena masa-masa tersebut pantas digunakan untuk bermain. Akan tetapi masa usia anak SD/MI sebaiknya jangan sepenuhnya digunakan untuk bermain saja. Sebagai orang tua harus mengajari anak disiplin waktu dari kecil, perlu diketahui dan diterapkan sebagai orang tua harus membatasi anaknya waktu untuk bermain, dan memerintahkan untuk belajar, membantu orang tua, dan mengajari bersosial di lingkungan keluarga dan masyarakat dengan baik. Karena ini akan membentuk kebiasaan anak.

Peran orang tua dalam menyikapi anaknya harus bijak. Dalam arti bisa menempatkan kapan orang tua harus menjadi temannya ketika anak sedang bermain, dan kapan orang tua harus menjadi tempat perlindungan anak. Sebagai orang tua tidak boleh membebaskan dan menuruti semua keinginannya. Orang tua harus bisa memilah antara keinginan dan kebutuhan anak. Sebaiknya orang tua harus memberikan apa yang anak butuhkan bukan apa yang anak inginkan. Karena agar anak bisa belajar bahwa kehidupan ini tidak selamanya harus terpenuhi. Dengan begitu anak bisa memahami tentang banyaknya kebutuhan kehidupan. Hal ini peran orang tua harus mendidik anak dengan tegas guna membentuk karakter menjadi seorang anak yang terdidik dengan baik.

Salah satu bentuk kasih sayang orang tua kepada anak tidak harus dibuktikan menuruti semua keinginan anaknya. Karena orang tua lebih tahu kebutuhan yang terbaik buat anaknya. Jika orang tua menuruti keinginan anaknya seperti memanjakan anaknya atau menuruti semua keinginan anaknya tanpa memikirkan baik buruknya, maka secara tidak sadar orang tua mengajarkan anaknya ke arah yang tidak baik sehingga ketika anak telah tumbuh dewasa terbiasa terpenuhi keinginannya, sekali tidak memberikan apa yang anak inginkan, maka anak tersebut akan memberontak dan tidak menerima jika orang tua hanya memberikan sedikit yang dia inginkan dan anak akan terus merasa kurang, bahkan selalu menggantungkan orang tuanya untuk menuntut apa saja yang dia inginkan. Sehingga anak tidak merasa cukup dan bersyukur dan menjadikan pribadi yang tidak bisa berfikir dewasa, pemalas dan tidak bisa mandiri melakukan suatu pekerjaan. Maka orang tua menyesal karena belum bisa mendidik anaknya secara baik dan benar karena sebenarnya apa yang  dia berikan kepada anaknya telah membawa ke dampak negatif.

Bacaan Lainnya

Sebaiknya orang tua harus memiliki prinsip yang bijak dalam mendidik untuk disiplin waktu. Tidak semuanya di kehidupan ini keinginan anak dapat terpenuhi sehingga anak bisa belajar untuk memahami kondisi kehidupan orang tuanya dan menjadi anak yang bisa berfikir dewasa selalu merasa cukup atas kebutuhannya dan bisa menerima dengan lapang dada serta tidak menuntut orang tuanya untuk melakukan apa yang dia inginkan itu harus terpenuhi. Maksudnya orang tua adalah fasilator bagi anaknya. Yaitu ketika anak memiliki bakat dalam hobinya baik bidang akademik maupun non akademik, barulah orang tua wajib memenuhi kebutuhan apa yang diperlukan anaknya untuk menunjang dan mendukung pendidikannya. Agar anak termotivasi dan selalu semangat dalam meningkatkan kualitas belajar dan kreatifitasnya.

Astri Wulandari
Mahasiswa IAIN Pekalongan

Baca juga:
Pentingnya Peran Orang Tua Terhadap Suksesnya Sang Anak
Perubahan Sikap Anak Broken Home Terutama Pada Anak Usia SD/MI
Pembentukan Karakter Anak untuk Masa Depan Indonesia

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI