Fransiska Apriana Puspitasari
Program Studi Teknik Lingkungan
Jurusan Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan
Institut Teknologi Sumatera
Email: fransiska.puspita99@gmail.com
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pentingnya imunisasi pada orang dewasa serta kendala dalam penerapannya di masyarakat. Imunisasi sangat penting dalam menunjang kesehatan masyarakat. Melalui imunisasi seseorang diharapkan memiliki kekebalan terhadap suatu penyakit berbahaya dan menular. Sayangnya imunisasi dewasa di Indonesia kurang populer dan diminati oleh masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode studi literatur dan metode analisis data deskriptif sehingga diperlukan banyak literatur agar dapat menganalisis dari berbagai sudut pandang. Hasil dari penelitian ini adalah imunisasi sangat penting bagi orang dewasa dan dapat mencegah kematian 10 kali lipat dibanding imunisasi pada anak. Selain itu kendala pada penerapannya dikarenakan layanan imunisasi ini tidak mendapatkan subsidi dari pemerintah dan belum mendapat dukungan pembiayaan dari asuransi, rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai vaksinasi dewasa, rendahnya kemampuan ekonomi masyarakat, serta kurangnya peran serta pemerintah dalam pelaksanan vaksinasi dewasa. Oleh sebab itu sangat diperlukan bantuan dari pemerintah untuk menyediakan layanan imunisasi dewasa bagi semua lapisan masyarakat dan menggalakkan wajib imunisasi untuk setiap orang.
Kata Kunci: Imunisasi, Vaksin, Dewasa, Penyakit
Abstract
The purpose of this research is to know the importance of immunization in adults and the obstacles in its application in society. Immunization is very important in supporting public health. Through immunization a person is expected to have immunity against a dangerous and contagious disease. Unfortunately adult immunizations in Indonesia are less popular and are in demand by the public. This research uses the literature study method and descriptive data analysis method so that a lot of literature is needed so that it can analyze from various points of view. The results of this study are that immunization is very important for adults and can prevent death 10 times compared to immunization in children. Besides the obstacles in its implementation because this immunization service does not get subsidies from the government and has not received financial support from insurance, low public knowledge about adult vaccinations, low economic capacity of the community, and the lack of government participation in the implementation of adult vaccinations. Therefore, it is very much needed assistance from the government to provide adult immunization services for all levels of society and promote compulsory immunization for everyone.
Keywords: Immunization, Vaccines, Adult, Disease
PENDAHULUAN
Imunisasi merupakan salah satu bentuk pencegahan penyakit yang efektif, mudah, serta murah untuk menghindari terjangkitnya penyakit infeksi, mulai dari anak, orang dewasa hingga orangtua. Imunisasi menjadi salah satu bentuk intervensi kesehatan yang paling sukses dan efektif. Melalui imunisasi seseorang diharapkan memiliki kekebalan terhadap suatu penyakit infeksi tertentu, sementara tujuan akhir dari pemberian imunisasi missal adalah eradikasi suatu penyakit.
Secara umum, imunisasi bertujuan untuk meningkatkan derajat kekebalan tubuh, memberikan perlindungan dengan menginduksi respon memori terhadap patogen tertentu atau toksin dengan menggunakan preparat antigen nonvirulen atau nontoksik. Pencegahan penyakit infeksi dengan pemberian imunisasi merupakan kemajuan dalam usaha imunoprofilaksis.
Imunisasi juga salah satu cara yang dapat ditempuh untuk melindungi kesehatan dengan pemberian vaksin. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyebutkan vaksin terbuat dari bibit penyakit (virus/bakteri) yang telah dilemahkan dan tidak menimbulkan penyakit. Terbuat dari bibit penyakit, vaksin diberikan dengan tujuan merangsang sistem kekebalan tubuh untuk memunculkan antibodi terhadap penyakit tersebut. Vaksin seringkali diberikan melalui suntikan.
Sayangnya, selama ini sebagian besar orang hanya mengeetahui bahwa imunisasi diperuntukkan pada usia bayi dan anak saja. Padahal orang dewasa juga perlu mendapatkan imunisasi untuk melindungi diri kemungkinan tertular penyakit tertentu dan meningkatkan kekebalan imunitas tubuh karena beberapa kondisi seperti, usia, pekerjaan, gaya hidup, perjalanan, atau kondisi kesehatan.
Di Indonesia sendiri, imunisasi pada anak telah dimulai sejak lama dan tahun 1990 program imunisasi di Indonesia mencapai lebih dari 90% imunisasi dasar yang dikenal dengan Universal Child Immunization. Namun, imunisasi dewasa belum sepopuler dan seberhasil program imunisasi pada anak. Padahal, American Society of Internal Medicine menyatakan bahwa imunisasi pada dewasa dapat mencegah kematian 10 kali lipat dibandingkan dengan anak.
METODOLOGI
Penulisan ini menggunakan metode studi literatur dan metode analisis data deskriptif. Metode studi literatur merupakan metode yang digunakan dengan melihat dan menghimpun data-data yang berkaitan dengan topik yang akan dibahas, sedangkan analisis dekriptif meerupakan metode yang dilakukan dengan cara mendeskripsikan kemudian menganalisis data yang didapat agar dapat dipahami.
Sumber data yang digunakan dalam penulisan ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari penelitian kepustakaan dengan mempelajari dan mengkaji literatur-literatur sebanyak-banyaknya sebagai sumber analisa. Metode ini dimaksudkan agar penulis menggunakan berbagai sumber yang ada sehingga tidak terpaku dengan satu data dan satu sudut pandang saja.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Orang Dewasa yang perlu Imunisasi atau Vaksinasi
Ada beberapa kondisi orang dewasa perlu melakukan imunisasi atau vaksinisasi dan berikut adalah kondisi dimana seseorang memerlukan imunisasi (detik.health,2013).
- Terdapat orang dewasa yang belum pernah atau melewatkan kesempatan vaksinasi saat masa kanak-kanaknya.
- Terjadi waning immunity atau penurunan kadar antibodi terhadap suatu penyakit akibat proses penuaan, sehingga perlu dilakukan vaksinasi ulangan. Hal ini biasanya terjadi pada lansia.
- Mengidap penyakit kronis. Ada beberapa kelompok orang dewasa yang mengalami penyakit kronis tertentu seperti asma, diabetes dan jantung. Dengan melakukan vaksinasi ulangan dapat menunujang kesehatannya lebih stabil.
- Risiko dari pekerjaan. Beberapa orang perlu melakukan vaksinasi karena masalah risiko dari perkerjaan, sebagian besar pekerjaan yang berhubungan denagan biologi dan kimia. Contohnya seperti dokter, perawat, laboran (petugas laboratorium), bidan, mahasiswa kedokteran, dll.
- Ibu hamil. Pemberian vaksin padaibu hamil dilakukan agar mengurangi risiko janin cacat akibat infeksi rubella. Vaksinasi dilakukan sang ibu hmail atau setelah pernikahan.
- Pengguna Narkotika. Vaksinasi dilakukan pada pengguna narkotika dikarenakan pengguna narkotika lebih rentan terinfeksi Hepatitis B dibanding orang normal lainnya. Selain itu perokok aktif rentan terinfeksi Pneumokokus, orang yang memiliki partner seks multipel rentan terinfeksi Hepatitis B dan kanker leher rahim (serviks). Sehingga dengan vaksinasi dapat mencegah mereka mengidap penyakit tersebut.
- Alsan bepergian (travelling). Saat seseorang akan bepergian ke suatu negara yang endemik utnuk penyakit tertentu, maka perlu vaksinasi sebelumnya. Misalnya jamaah haji/umrah harus vaksinasi meningitis (radang selaput otak).
Manfaat Imunisasi Dewasa
Vaksin yang merupakan langkah awal pencegahan suatu penyakit sehingga vaksin penting dilakukan. Berikut ini adalah manfaat yang diperoleh oleh tubuh dan masyarakat secara luas dengan melakukan vaksin. (Love Life Daily, 2018)
- Mencegah penyebaran penyakit
Bukan sekadar melindungi seseorang dari sebuah penyakit, pemberian vaksin juga dapat mencegah menyebarnya penyakit tersebut. Misalkan saja penyakit difteri yang dapat menular melalui percikan air ludah, batuk dan bersin dapat ditekan penyebarannya dengan semakin banyak anak atau dewasa yang mendapat vaksin DPT.
- Melindungi dari risiko cacat dan kematian
Pemberian vaksin diyakini dapat melindungi dari risiko cacat dan kematian. Jika seorang ibu hamil terkena virus rubella (campak Jerman), maka besar potensi janin yang dikandungnya terjangkit penyakit yang sama. Kehadiran vaksin yang masuk ke tubuh ibu hamil berfungsi untuk melindungi janin dari risiko cacat dan kematian dari virus rubella.
- Daya tahan tubuh lebih kuat
Pemberian vaksin yang tepat membentuk sekaligus meningkatkan antibodi tubuh seseorang. Sebagai investasi kesehatan, kondisi ini membuat tubuh Anda tidak cepat terjangkit penyakit. Bisa dibayangkan antibodi lemah hanya akan membuat tubuh Anda mudah terkena penyakit sehingga sakit berkepanjangan. Kerugian waktu dan finansial pun tak bisa ditolak.
Jenis Imunisasi atau Vaksinasi pada Orang Dewasa
Seperti yang dilansir pada laman RSUP Dr Sardjito, saat ini terdapat kurang lebih 15 vaksin yang direkomendasikan bagi orang dewasa antara lain vaksin influenza, diphtheria, tetanus, pertusis, varicella, human papiloma virus (HPV), zoster, mumps, measles, rubella, pneumonia, meningitis, hepatitis A, hepatitis B dan haemophilus influenza B. Masing- masing vaksin diberikan berdasarkan pertimbangan usia dan faktor resiko yang dimiliki (Winulyo,2014). Jenis-jenis vaksin yang diberikan pada orang dewasa berdasarkan produksinya sebagai berikut (Siegrist, 2008).
- Vaksin hidup dilemahkan (live attenuated vaccines). Proses melemahkan antigen tersebut dilakukan melalui pembiakan sel, pertumbuhan jaringan embrionik pada suhu rendah atau pengurangan gen pathogen secara selektif. Vaksin ini memberikan imunitas jangka panjang.
- Vaksin dimatikan (Killed Vacciine/Inactivated vaccine) mengandung organisme yang tidak aktif setelah melalui pemanasan dan penambahan bahan kimia.
- Vaksin rekombinan. Susunan vaksin ini (misal hepatitis B) memerlukan epitop organisme yang patogen. sintesis dari antigen vaksin tersebut melalui isolasi dan penentuan kode gen epitop bagi sel penerima vaksin.
- Vaksin plasma DNA (Plasmid DNA vaccines). dibuatkan berdasarkan isolasi DNA miroba mengandung kode antigen yang patogen, masih dalam penelitian.
Jenis-jenis vaksin yang diberikan pada orang dewasa berdasarkan jadwal pemberian imunisasinya sebagai berikut (Saragih, 2016).
1. Tetanus, Difteri, dan Pertusis aselular ( Td/Tdap)
Tetanus merupakan gangguan neurologis akut yang ditandai oleh meningkatnya tonus otot dan spameakibat tetanospasmin, suatu toksinprotein kuat yang dihasilkan oleh Clostridium tetani. Difteri merupakan suatu penyakit akut yang sangat menular, disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheria (Loucq, 2013).
2. Measles, Mumps, Rubella ( MMR)
Di masyarakat, measles dikenal sebagai campak yang disebabkan oleh virus RNA genus Morbilivirus family paramyxovirus. Mumps atau gondongan atau parotitis epidemika penyakit akibat virus genus paramyxovirus yang ditandai dengan pembesaran kelnjar ludah, terutama kelenjar parotis. Rubella atau campak disebabkan oleh virus rubella jenis RNA (Sundoro, 2017).
3. Influenza
Influenza merupakan penyakit infeksi saluran nafas yang disebabkan virus influenza. Sering penyakit ini dianggap penyakit rungan dan sering terjadi. Virus tersebut sering menyebabkan kejadian luar biasa seperti kasus flu burung (avian Influenza) H5N1, dan Flu babi (swine Flu) H1N1. Dan ada kasus virus baru yang menjangkit saluran pernapasan yaitu Coronavirus (Covid-19) yang masih dalam tahap penelitian mencari vaksin yang tepat.
4. Pneumonia
Vaksinasi pneumonia diperuntukan bagi semua orang berusia 50 tahun ke atas. Vaksinasi pneumonia dapat diberikan pada orang berusia 19 tahun ke atas dengan kondisi antara lain imunokompromais (immuno-defisiensi bawaan atau dapatan, HIV/AIDS, gagal ginjal kronis, sindroma nefrotik, leukemia, limfoma, Hodgkin disease, kanker, immunosupresi iatrogenik, pasien yang mendapatkan transplantasi organ, mieloma multipel), asplenia fungsional atau anatomis (sickle cell disease/kelainan hemoglobin lain), pasien dengan implan koklea, dan kebocoran cairan serebrospinal.
5. Hepatitis A
Virus Hepatitis A merupakan Enterovirus RNA tipe 72 yang termasuk dalam kelompok virus Picorna. Pencegahan infeksi dalam bentuk imunisasi dapat diberikan dalam bentuk iumisasi pasif dan aktif (Siegrist, 2008). Vaksinasi hepatitis A ini dianjurkan pada semua kelompok usia terutama mereka yang tinggal di daerah endemik hepatitis A. Pemberian vaksin hepatis A juga sangat dianjurkan bagi mereka yang memiliki hobi melakukan perjalanan ke berbagai daerah (Hasan, 2017).
6. Hepatitis B
Vaksinasi hepatitis B diperuntukan bagi orang dewasa tanpa terkecuali dengan sebelumnya dianjurkan untuk memeriksa HbsAg terlebih dahulu. Perhatian khusus harus diberikan kepada kelompok risiko tinggi seperti tenaga kesehatan, pengguna narkoba, orang dengan partner seksual multipel, kondisi imunokompromais, pasien dengan gangguan hati kronik, dan pasien dengan gangguan ginjal kronik termasuk yang sedang hemodialisis (Hasan, 2017).
7. Meningokokus
Meningitis meningokok disebabkan oleh Neisseria meningitis, jenis vaksin untuk meningitis meningokok ada dua yakni, Plain polysaccharide vaccines dan Conjugated vaccines.
8. Varisela
Virus Varicella dapat menyebar secara airborne melalui batuk dan bersin, serta melalui kontak langsung terhadap cairan didalam vesikel. Penularannya dapat dicegah dengan pemberian vaksinasi varisela. Varicella dapat menyebabkan cacat janin bila infeksi primer terjadi pada trimester pertama kehamilan sehingga dianjurkan diberikan sebelum menikah/hamil.
9. Demam Tifoid
Demam Tifoid disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi, penularannya sebagian besar melalui makan dan minuman yang terkontaminasi.Human Papilloma Virus (HPV)
HPV merupakan penyebab utama kanker serviks pada perempuan, menempati urutan kedua setelah kanker payudara. Terdiri dari 130 tipe dan 30 tipe diantaranya ditularkan melalui hubungan seksual. Waktu pemberian terbaik untuk memperoleh efektivitas maksimal adalah usia 9-26 tahun dan/atau sebelum aktif secara seksual. Vaksin HPV dapat diberikan hingga usia 55 tahun. Vaksinasi Human Papilloma Virus (HPV) untuk perempuan dapat menggunakan vaksin HPV bivalent atau quadrivalent (Djuazi, 2017).
10. Herpes zoster
Merupakan bentuk reaktivasi virus varicella-zoster di ganglion radiks dorsalis. Vaksin ini diberikan pada orang dewasa 60 tahun keatas, tetapi skarang ini sudah diberikan pada orang dewasa diatas umur 50 tahun (belum menjadai rekomendasi) (ahani, 2012). Vaksin Zoster merupakan vaksin hidup sehingga harus hati-hati diberikan pada individu immunokompromise (Sundaru, 2017).
Dalam jadwal pemberian imunisasi ada orang dewasa ini akan lebih dijelaskan pada gamabr berikut ini.
Kendala Penerapan Vaksinasi pada Orang Dewasa
Informasi pentingnya orang dewasa untuk mendapatkan vaksinasi mungkin telah diketahui oleh banyak orang. Namun sering terjadi, masyarakat tidak mengetahui di mana vaksinasi dewasa dapat diperoleh. Walau deminkian, masih terdapat banyak tantangan dalam vaksinasi bagi orang dewasa.Namun, rendahnya angka vaksinasi pada orang dewasa menggambarkan rendahnya pengetahuan mengenai vaksinasi dewasa baik bagi masyarakat maupun tenaga kesehatan, rendahnya kemampuan ekonomi masyarakat, serta kurangnya peran serta pemerintah dalam pelaksanan vaksinasi dewasa.
Program vaksinasi dewasa di negara-negara maju sudah berkembang dengan baik. Selain karena semakin banyak masyarakat yang mengetahui informasinya dan meningkatnya kesadaran untuk melakukan upaya pencegahan penyakit, juga karena asuransi menanggung vaksinasi; sesuatu yang belum terjadi di negara kita.
Mengingat pentingnya vaksinasi untuk orang dewasa, namun belum diketahuinya informasi ini secara luas oleh masyarakat dan minimnya perhatian pemerintah, maka diperlukan sosialisasi yang terus menerus. Masyarakat dapat bertanya langsung pada dokter atau mencari informasi dari sumber yang terpercaya. Tantangan tersebut tentu saja menjadi pekerjaan kita semua untuk mensukseskan Indonesia yang lebih sehat (Shen, 2012).
KESIMPULAN
Upaya pemberian imunisasi dewasa sudah mulai berkembang, imunisasi diberikan untuk mencegah penyakit dan meningkatkan imunitas (kekebalan) tubuh agar tidak terjangkit penyakit seperti, hepatitis A, hepatitis B, tetanus, MMR, tifoid, influenza, pneumokokus, meningokokus, kanker, dan lain sebagainya. Sayangnya, layanan vaksinasi atau imunisasi ini belum merata dan belum bisa diterapakan untuk semua kalangan. Hal ini dikarenakan layanan imunisasi ini tidak mendapatkansubsidi dari pemerintah dan belum mendapat dukungan pembiayaan dari asuransi. Hal ini berbeda dengan kondisi imunisasi pada bayi dan anak. Selain itu rendahnya angka vaksinasi pada orang dewasa menggambarkan rendahnya pengetahuan mengenai vaksinasi dewasa baik bagi masyarakat maupun tenaga kesehatan, rendahnya kemampuan ekonomi masyarakat, serta kurangnya peran serta pemerintah dalam pelaksanan vaksinasi dewasa. Oleh sebab itu sangat diperlukan bantuan dari pemerintah untuk menyediakan layanan imunisasi dewasa bagi semua lapisan masyarakat dan menggalakkan wajib imunisasi untuk setiap orang. Selain itu, memberikan kebijakan agar imunisasi dewasa ini dapat dilakukan dengan BPJS.
DAFTAR PUSTAKA
Ahani AR, Koesno S, Idhayu AT. Indikasi dan Kontraindikasi Pemberian Imunisasi.Dalam Djauzi S, Rengganis I, Koesno , Ahani AR, editor: Pedoman Imunisasi Pada Orang Dewasa tahun 2012. Jakarta: Badan Penerbit FK UI;2012
Djauzi,Samsudridjal, et all. 2017. Human Papillomavirus. Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta
Hasan Irsan dan Putra Nur Hidayat. 2017.Hepatitis A, dalam Pedoman Imunisasi Pada Orang Dewasa. Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.
Hasan, Irsan dan Putra Nur Hidayat. 2017. Hepatitis B, dalam Pedoman Imunisasi Pada Orang Dewasa. Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-2173497/vaksinasi-untuk-orang-dewasa-perlukah
https://tirto.id/jenis-vaksin-yang-dibutuhkan-orang-dewasa-usia-19-65-tahun-ellZ
https://www.alodokter.com/imunisasi
https://www.alodokter.com/orang-dewasa-masih-perlu-vaksinasi
https://www.halodoc.com/bukan-cuma-anak-anak-ini-imunisasi-untuk-orang-dewasa
https://www.rsi.co.id/artikel/orang-dewasa-perlu-imunisasi
Humas Sardjito. 2019. Vaksinasi Pada Dewasa. Dikutip dari https://sardjito.co.id/2019/03/04/vaksinasi-pada-dewasa/(diakses pada 9 Mei 2020)
Saragih, Restuti Hidayani dan Julahir H. Saragih. 2016. Imunisasi Pada Orang Dewasa. Universitas Sumatera Utara. Sumatera Utara
Shen AK, Bridges CB, Tan L. 2012. The first national adult immunization summit 2012: implementing change through action Vaccine. 31:279-84; PMID:23174197; http://dx.doi.org/10.1016/j. vaccine.2012.11.033
Siegrist CA. Vaccine Immunology, Dalam: Plotkin SA, Orenstein WA, Offit PA, (editor). Vaccines.Ed.5 Philadelphia: sauders Elsevier. 2008:17-36
Sundaru, Heru et all. 2017. Herpes Zoster. Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta
Sundoro, Julitasari dan Erwanto Budi Winulyo. 2017. Tetanus dan Difteri dalam Irsan Hasan, Putra Nur Hidayat.2017. Hepatitis B, dalam Pedoman Imunisasi Pada Orang Dewasa. Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.Jakarta
Sundoro, Julitasari dan Erwanto Budi Winulyo.2017. Measles, Mumps, dan Rubella dalam Pedoman Imunisasi Pada Orang Dewasa. Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.
Uyainah, Anna, et all. 2017. Pneumonia, dalam Pedoman Imunisasi Pada Orang Dewasa. Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.Jakarta.