Benarkah Kurang Tidur Sebabkan Seseorang Menjadi Rawan Stres dan Lebih Sensitif di Pagi Hari?

Kurang Tidur

Banyak di antara kita yang mencuri-curi waktu untuk sekedar memejamkan mata ketika akhir pekan tiba. Banyak permasalahan yang terjadi ketika kesehatan kita terganggu akibat kurang tidur. Orang yang tidurnya kurang memang kerap kali dipandang sebagai sesuatu masalah yang sepele. Namun ternyata, hal tersebut dapat mengurangi kemampuan seseorang untuk menikmati pengalaman positif yang akan kita alami keesokan harinya.

Riset Kurang Tidur Menurut Peneliti

Penelitian terkini yang dilakukan di lowa State University, Amerika Serikat, mengemukakan bahwa orang yang tidurnya kurang beberapa jam pada malam hari cenderung memiliki amarah yang lebih tinggi. Tak cuma itu, mereka memiliki kemampuan menghadapi situasi yang kurang. Mereka juga lebih rentan mengalami frustrasi dibandingkan orang yang memiliki waktu istirahat cukup.

Dilansir dari Medical News Today, sebuah penelitian menemukan bahwa tidur yang cukup akan membantu seseorang menjaga emosinya dan membuatnya mudah menikmati hal-hal baik dalam hidupnya. Selain itu, sebuah studi baru yang dilakukan para peneliti di University of British Columbia di Vancouver, Kanada, menemukan bahwa tidur malam yang tidak cukup seseorang cenderung membuat orangtidak dapat bersikap positif saat dihadapkan pada situasi yang menantang secara emosional.

Bacaan Lainnya

Penulis utama studi tersebut, psikolog Nancy Sin, menjelaskan bagaimana hal ini menyebabkan hari-hari menjadi lebih menegangkan bagi orang-orang yang memiliki waktu tidur sedikit. Ia menjelaskan bagaimana hal tersebut dapat berpotensi membuat seseorang menjadi mudah stres. “Kami menemukan bahwa ketika seseorang tidur kurang dari jumlah biasanya, mereka tidak mendapat banyak dorongan emosi positif dari peristiwa positif mereka,” kata Sin.

Penulis kemudian mengaitkan dengan efek berbahaya yang diperparah kerusakan oleh kurangnya tidur. “Pedoman yang direkomendasikan untuk tidur malam yang nyenyak adalah setidaknya tujuh jam, tapi satu dari tiga orang dewasa tak memenuhi standar ini,” Lebih lanjut, orang dengan kondisi kesehatan kronis, seperti menderita diabetes, kanker, dan penyakit jantung, cenderung lebih reaktif secara emosional saat dihadapkan dengan peristiwa pemicu stres. Itulah mengapa dalam studinya, Sin juga mengatakan bahwa tidur dengan durasi lebih lama memberikan manfaat yang baik.

“Bagi mereka yang memiliki kondisi kesehatan kronis, kami menemukan bahwa tidur yang lebih lama, dibandingkan dengan durasi tidur biasanya, menghasilkan respons yang lebih baik terhadap pengalaman positif pada hari berikutnya,” tutur Sin. Sin berharap studi seperti miliknya mampu menyakinkan orang-orang untuk memprioritaskan waktu istirahat yang cukup sebagai cara untuk tetap sehat dan memiliki hari-hari yang lebih baik.

Nur Kholifatul Afidah
Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya

Editor: Sitti Fathimah Herdarina Darsim

Baca Juga:
Siswa Stres dengan Tugas yang Menggunung
Normalisasi Adanya Penyakit Mental
Optimalisasi Penanganan Stress Pada Anak Saat Pandemi

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0822-1088-8201
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI