Relaksasi: Menjadi Manusia Bahagia di Tengah Ketakutan Virus Corona

ketakutan virus corona

Belakangan ini manusia tengah panik dengan adanya pandemi COVID-19 atau virus corona, yang sudah banyak menimbulkan korban jiwa. Belahan dunia sibuk membentengi warga nya dengan berbagai cara. Begitupun dengan warga indonesia, pemerintah dengan segala upayanya menjalankan fungsi sebagai pelindung negara. Lalu apa yang bisa kita lakukan sebagai warga negara dalam mengatasi virus yang sudah banyak memakan korban jiwa di 141 negara di dunia (kompas.com).

Masyarakat indonesia banyak mengeluhkan keresahan atas virus yang menyebar secara masif dan di nyatakan sebagai pandemi belakangan ini. Kecemasan muncul dikala mereka sedang menjalankan aktivitasnya. Mereka khawatir atas pekerjaan yang di tinggalkannya. Bahkan mereka khawatir akan keadaan di lingkungan sekitarnya. Kecemasan ini muncul dikala mereka khawatir dan tidak lagi percaya bahwa yang baik akan datang padanya. Menjadi hal yang wajar dan dapat dialami oleh siapapun ketika masyarakat merasa cemas dengan adanya fenomena saat ini yang membuat merasa ketakutan akan suatu hal buruk akan terjadi. Ketakutan terhadap virus covid-19 ini menjadi hal yang sangat cepat dan masif dikalangan masyarakat daripada penyebaran virus itu sendiri.

Banyak cara yang dilakukan dalam mencegah virus corona ini, agar terkendali dan teratasi. Kebijakan sudah di buat, himbauan telah termuat, tinggal kita yang berbuat. Menjaga kebersihan lingkungan sekitar adalah hal yang paling mudah dilakukan oleh manusia yang tak bisa punya banyak cara. Menjaga kesehatan diri adalah hal yang wajib dilakukan setiap harinya bagi seorang manusia yang ingin panjang umurnya. Itulah sedikit cara yang didapat dilakukan mulai dari yang terkecil hingga terminimalisir.

Bacaan Lainnya

Lalu bagaimana dengan kekhawatiran mereka yang menyebabkan dirinya stress hingga imunitas diri mereka turun? Ini menjadi salah satu kemudahan virus dapat terifeksi bagi mereka yang cemas berlebihan, takut berkepanjangan, hingga jatuh sakit menjadi korban. Naudzubillah.

Hal terpenting dalam diri adalah mengontrol mindset, pikiran, dan keadaan psikis seseorang agar jiwanya tak terkikis. Kita dapat menjalankan hal positif di tengah merajanya virus corona. Namun sebelum jauh kesana, banyak terjadi mindset atau pikiran yang tengah menjadi perintah oleh pemerintah saat ini. Yaitu dengan adanya hastag #dirumahaja menjadi kecemasan pula di berbagai kalangan, baik dari anak-anak, remaja, orang dewasa.

Refleksi: Ada kalimat muncul ketika saya berada dirumah

Saya terjebak dirumah. Lalu apa yang dapat kita lakukan? Dengan di rumah kita dapat aman, aman dalam pengawasan, aman dalam makanan, aman dalam kebersihan dan aman dari kerumunan. Dengan adanya di rumah kita dapat menambah interaksi dengan keluarga, agar hubungan emosional terjaga hingga kebersamaan pun termuat dalam lingkup yang didamba.

Saya akan sakit. Bagaimana dengan kalimat ini? Mindset ini terlalu ekstrem di keluarkan bagi mereka yang sangat ketakutan. Dengan adanya kita di rumah kita dapat mengurangi peluang penyakit. Dengan menjaga kebersihan diri dan keadaan rumah. Hingga kita terhindar dari penyebaran infeksi virus, yang sudah menyebar terus menerus.

Saya akan kehabisan barang di rumah selama isolasi diri. Begitupun dengan mindset ini, masyarakat khawatir di luar rumah dan khawatir pula dengan keadaan persiapan barang selama di isolasi diri di rumah. Banyak hal yang dapat mereka lakukan dan berdampak positif bagi mereka yang menjalankan. Seperti halnya mempersiapkan barang yang di butuhkan, dan memakainya sesuai kebutuhan. Ini berdampak positif bagi diri sendiri, yang berpengaruh pada bidang ekonomi, hingga menghemat penggunaan barang pribadi yang sifatnya tak diperlukan saat isolasi diri.

Semuanya ditutup, saya panik. Hal ini menjadi pikiran masyarakat ditengah virus corona yang menyebar secara pesat. Pada kenyataan nya tidak semua ditutup, hanya saja tempat keramaian yang menjadi pusat penyebaran virus ditutup hingga batas waktu yang tak ditentukan. Tempat paling penting masih terbuka, seperti halnya: pusat medis, rumah sakit, dan apotek. Mereka menjadi poros terdepan dalam penanganan virus corona agar terus tertekan dan dapat dihilangkan.

Social distancing menjadi trend saat ini dikala orang banyak merasa khawatir suatu hal akan terjadi pada mereka. Selain itu ada hal lain yang dapat mengurangi kecemasan dalam menghadapi pandemi virus covid-19 ini, yaitu adanya media social distancing. Menjadi hal yang penting dalam menggunakan media sosial untuk mencari informasi sehingga terbebas dari jerat kepanikan yang ada pada diri dan masyarakat pada umumnya. Sebuah survey yang dilakukan oleh American psychologycal association (APA) memberikan tips dan solusi yang bisa dilakukan guna meredam kecemasan akibat berita yang tersebar di media sosial.

Pertama, beristirahat dari berita. Beristirahat dari berita yang membuat kecemasan menjadi pendekatan awal yang baik dan dapat dilakukan, sebagian orang situasi ini dapat menghalangi produktivitas sehari hari dalam menggunakan media, baik itu media massa, media elektronik, dan juga media sosial dalam penyebaran informasi berita yang begitu banyak tersebar dengan cepat. Alihkan aktivitas ini dengan kegiatan positif lainnya, seperti olahraga. Hal ini dapat mengatur kebugaran jasmani dan emosional diri serta membuat koneksi positif dalam diri.

Kedua, fokus dengan usaha yang bisa kita lakukan. Disaat virus corona ini menyerang dan menyebar luas dengan cepatnya kita selalu di tuntut mengendalikan diri secara emosional dengan baik. dalam upaya perlawanan menghadapi virus covid-19 ini perlu kontribusi diri secara penuh mulai dari yang terkecil hingga yang berdampak luas.

Ketiga, mencari berita positif. Menjadi hal yang lumrah ketika suatu keadaan terjadi banyak berita yang disebarkan melalui media dengan cepat, baik itu benar ataupun tidak. Hal inilah yang perlu kita sadari dalam mencari berita yang berfokus pada solusi untuk fenomena yang sedang terjadi.

Terlalu banyak ketidakpastian saat ini. Begitulah celoteh mereka yang tidak optimis akan diri dan kebersamaan orang disekitarnya. Masyarakat di tuntut untuk mengendalikan diri mereka sendiri dalam menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan nya. Pemerintah sudah membuat kebijakan dan arahan tidak bepergian keluar rumah untuk ke tempat keramaian. Hal ini perlu disadari sebagai insan intelektual dalam menjaga situasi agar tercapai pada titik ideal. Menjaga imunitas diri, menjaga kesehatan dengan olahraga secukupnya, cukup istirahat dan cukup nutrisi sebaiknya.

Mengisi kegiatan dirumah dengan hal yang disuka menjadi hal yang tepat dalam diri kita mendorong pengurangan penyebaran virus corona. Tak lupa dengan ibadah dan berdoa pada yang maha kuasa yang memberikan kehidupan makhluk di seluruh alam semesta.

Hafidz Amirullah
Mahasiswa Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0811-2564-888
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI